8. Putus atau bertahan

120 9 3
                                    

Selamat membaca

Di dalam apartemen.

Sang ibu sangat marah karena Mocca menjalin hubungan dengan orang yang tidak sama engan keluarga mereka di tambah lagi naluri seorang ibu yang berkata bahwa lelaki itu tidak baik untuk anaknya mak dia akan sangat melindungi anaknya itu.

Ibu : mama peringatkan jangan berhubungan dengan laki-laki itu!!

Mocca : aku sangat mencintainya ma..

Ibu : sekali mama bilang tidak maka akan terus seperti itu!!

Mocca hanya terdiam, dia tidak bisa jika menolak keinginan ibunya namun di sisi lain cintanya kepada Restu sangat lah besar sekalipun dia harus menyandang status menjadi orang ketiga di rumah tangga orang lain.

Dan Mocca pun memutuskan untuk menjalani hubungan secara sembunyi-sembunyi dengan Restu tanpa sepengetahuan dari sang ibu.
.
.
.

Tak terasa hubungan itu telah berjalan memasuki rentang waktu 11 tahun.

Kini Mocca berusia 39 tahun dan dia masih menjalin hubungan dengan Restu, hubungan mereka sudah semakin jauh bahkan sudah melakukan hal-hal layaknya suami istri tentunya hal itu dilakukan tanpa sepengetahuan dari ibunya.

Mocca masih tinggal di jakarta sedang ibunya memutuskan untuk menghabiskan masa tuanya di tempat kelahiran dang suami yaitu ayah dari Mocca.
Usia yang semakin tua membuat nya sering sakit-sakitan dan Mocca harus bolak-balik menggunakan pesawat setiap dia selesai melakukan pekerjaan keluar negeri.

Hingga suatu ketika..

Sang ibu sempat mengalami sakit yang mulai parah dan saat itu Mocca sedang berada di luar kota untuk mengurus suatu pekerjaan yang tidak bisa di tinggal.
Ayah nya yang sudah tua mengantar sang istri dengan di temani oleh anak pertamanya, mereka di minta menunggu cukup lama sedangkan kondisi sang ibu harus segera di tangani.

Kakaknya menghubungi Mocca dan berkata tentang apa yang terjadi sedangkan kedua saudaranya sedang sudah tinggal di Ibu kota dan memiliki keluarga masing-masing hanya Mocca dan kakak pertamanya yang sampai saat ini belum menikah.

Empat jam kemudian..

Mocca datang dengan jas dan masih lengkap dengan KTA yang berlapiskan emas membuat aura mahal dan glamor semakin terpancar.
Perjalanannya menuju lorong rumah sakit menarik perhatian bagi setiap mata yang memandang sampailah ia di tempat ibunya berada.

"Kenapa mama belum mendapat penanganan kak?"

"Dokter bilang kalau kita harus menunggu karena jaminan kesehatan yang mama punya masih di kelas tiga"

Mendengar hal itu Mocca berniat untuk menaikan tingkat jaminan kesehatan milik ibunya ke kelas satu namun pihak rumah sakit berdalih bahwa ruangan kelas satu sedang penuh, Mocca yang tidak dapat menerima hal itu pun mencoba mencari tahu berapa jumlah kamar di kelas satu dan dia melihat bahwa ada ruangan yang kosong.

Rasa marah dan kecewa membuatnya tidak kehilangan kendali.

Ia menggebrak meja dan berkata.

"Kalian mencoba membohongi saya!!! Dimana pimpinan rumah sakit kalian!! Tolong sebut namanya!!!"

Dengan gemetar petugas rumah sakit itu menyebutkan nama pimpinan rumah sakit itu yang bernama Robi, mendengar hal itu Mocca langsung menelpon pribadi dan ternyata dia sangat mengenal yang bernama Robi.

Ia langsung di arahkan ke sebuah ruangan dan mereka berbicara di ruangan itu, Robi mendengarkan Mocca dengan seksama kemudian dia memerintahkan untuk segera mengambil tindakan dan menyediakan kamar yang pantas dengan harga yang sudah di bayarkan.

Setelah selesai di tangani..

Mocca : mama istirahat lah, maaf jika Mocca terlambat jadi mama harus menunggu lama.

Ibu : tidak apa-apa nak, mama senang melihatmu takutnya jika tidak sempat melihatmu.

Mocca : jangan bicara seperti itu Ma, aku yakin mama akan sembuh dan bisa sehat seperti sedia kala.

Ibu : mama berharap kamu selalu berbahagia satu pesan mama yaitu segera putuskan hubunganmu dengan Restu.

Mocca : jadi mama tahu??

Ibu : perasaan ibu tidak akan meleset nak,  jadi carilah pria yang sepadan karena mama merasa bahwa dia bukanlah orang yang tepat untukmu.

Mocca hanya terdiam serta meminta maaf untuk semua yang sudah dia lakukan dan sang Ibu hanya tersenyum kemudian membelai kepala putrinya tanpa berkata apa-apa.
Kemudian sang ibu memilih untuk tidur, setelah itu dia nampak keluar dari ruangan dan menghubungi seseorang.

"Tak bisakah kau kemari?? Ibuku sedang sakit! Inilah saatnya untuk dirimu menunjukan ke Ibuku tentang keseriusan mu terhadap hubungan ini!!" Ucap mocca.

Namun dari ujung panggilan itu Restu nampak masih mencari alasan untuk mengajak Mocca ke jenjang yang lebih serius terlebih dirinya belum menceraikan istrinya yang sudah sakit-sakitan.
Hal tersebut membuat Mocca kesal dan berkali-kali mereka meributkan hal yang sama yaitu kepastian akan hubungan ini.

Bukan hanya waktu dan tenaga yang Mocca korbankan bahkan semua yang dia punya di pertaruhkan untuk satu nama yaitu Restu, dia sampai membohongi ibunya dan keluarga besarnya hanya demi pria yang ia cintai.

Pernah di suatu ketika..

Mocca terbakar api cemburu karena Restu lebih mengutamakan anak dan istrinya dan membiarkan dirinya merasa sendirian di saat tidak ada orang yang menemaninya di saat yang sulit.
Dia sampai mengurung diri di dalam apartemennya dan hampir mengakhiri hidupnya dengan meminum racun serangga.

Beruntung aksinya itu berhasil di ketahui oleh temannya,badannya segera di tarik dan dipaksa untuk memuntahkan racun serangga itu.

"Lu gila ca!!! Hanya karena cowo gak modal itu lu sampai nyiksa diri lu sendiri!! Gue gedek banget sama itu orang!!! Dari dulu apasih yang gak lu pertaruhkan untuk dia! Kali ini gue gak akan biarin lu di sakitin terus sama dia!!"

Mocca hanya terdiam dan dia berkata kalau hatinya hanya untuk restu, sikap keras kepalanya itu hanya membuat orang-orang di sekitarnya geleng-geleng kepala.








Tunggu chapter selanjutnya
Terima kasih sudah membaca


Ku Temukan Jalan BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang