5. Kasih sayang seorang ibu

12 2 0
                                    

Selamat membaca

.
.

Pendeta itu pun pamit dan sang ibu pun hanya mengangguk.
Nampak sangat jelas raut kekecewaan dalam dirinya.
Kemudian Mocca menghampirinya sambil menggenggam tangannya.

Mocca : mama kenapa?

Mama : mama berharap kamu dapat mendapatkan jodoh yang terbaik dan seiman.

Mocca : mocca tahu perasaan mama, tetapi semuanya tidak bisa di paksakan dan mocca yakin Tuhan ada rencana yang lebih baik untuk Mocca.

Mama : kau anak gadisku satu-satunya dan kau anak yang kuat, mama tidak tahu cara mengungkapkan rasa sayang mama terhadap mu namun apapun yang baik untuk mu dan juga kebahagiaanmu adalah hal yang paling mama utamakan.

Mocca : mama tidak perlu khawatir sekalipun Mocca tidak menikah? Mocca masih memiliki mama.

Mama : mama tidak akan menemanimu selamanya, jika mama tidak ada nanti siapa yang akan menjagamu?

Mocca : mama mendidik Mocca dengan kemandirian, ketegasan dan keberanian dalam menghadapi kerasnya dunia ini jadi kebahagiaan Mocca sekarang adalah melihat papa dan mama selalu bahagia.

Mama : kau memang anak yang baik dan suka menggoda mama.

Mocca : jadi apakah Mocca memang anak kesayangan mama?

Mama : ehm..

Mocca : tersenyumlah mama maka kecantikanmu tidak akan ada yang menandingi.

Mama : saya ini tidak cantik, saya juga tidak tinggi kau selalu pintar menggoda mama.

Mocca : kalau mama tidak cantik, tidak mungkin papa menikahi mama.

Mama : ah bisa saja kamu ini.

Mocca : mocca sayang mama, teruslah menemani setiap langkahku di hidup ini, aku tidak bisa jika tanpa mama.

Mama : doa mama selalu untuk kalian semua, mama akan menemanimu di setiap proses kehidupanmu selagi mama masih ada kesempatan untuk terus melihatmu dan memeluk anak gadis mama yang sangat cantik ini.

Mocca : terima kasih mama.

.
.
.

Pelukan hangat sang ibu membuat Mocca selalu merasa nyaman bahkan tak jarang dia masih ingin tidur di samping ibunya.

Kedekatannya dengan sang ibu tidak dapat di gantikan oleh apapun, setiap momen yang ada tidak pernah dia lewatkan sedikitpun.

Sampailah hari dimana hari menuju pernikahan Endri di gelar dari awal sang ibu menginginkan pernikahan putranya di resmikan sesuai dengan agama yang dianut dan jangan sampai ada campuran adat di pernikahan itu.

Pihak mempelai wanita pun menyetujuinya.
Sampailah di hari pernikahan.

Hingga ada satu moment dimana sang ibu melihat ada hal yang berbau adat di situ dan tanpa di duga oleh siapapun tiba-tiba sang ibu berdiri dan berteriak.

"ENDRI!! JANGAN SAMPAI ANAK SAYA DI LIBATKAN DALAM ACARA ADAT KALIAN!! SAYA TIDAK SETUJU!!"

kakak kedua yang bernama Boy sebagai perwakilan bagi sang ayah pun mencegahnya dan berkata.

"Mama, tenang mah itu bukan upacara adat, itu hanyalah simbol penyatuan mereka saja  tenang mam"

Ibunya tetap memberontak dan tidak terima.

Teman-teman Mocca yang menyaksikan hal itu berkata.

"Mocca, ibumu kenapa begitu seram sekali??"

"Begitulah ibuku" Ucap Mocca yang dengan santai memakan beberapa kue yang disediakan di acara itu.

Endri yang mengetahui kelakuan ibunya hanya tertawa kecil karena begitulah cara sang ibu memperhatikan anaknya.

Setiap ibu mempunyai caranya masing-masing untuk mengungkapkan rasa kasih sayangnya terhadap anak-anaknya tinggal bagaimana kita sebagai anak menyikapinya.

.
.

Beruntungnya acara pernikahan tidak jadi di batalkan namun raut wajah dari istri Endri sangat tidak suka dengan sikap mertuanya itu.

Sang ibu dari Mocca tumbuh dengan didikan militer.
Dimana saat itu kakek dari Mocca adalah seorang tentara militer belanda yang menikah dengan seorang putri seorang raja.

Keluarga dari ibunya Mocca merupakan keturunan dari keluarga bangsawan di suatu daerah Indonesia bagian timur.

Karena ayah dari ibunya alias kakeknya adalah seorang tentara belanda pada jamannya maka tidak heran bila sang ibu mendidik anak-anaknya dengan keras hal itu di lakukan agar anak-anaknya dapat bersikap secara mandiri dan tidak bergantung kepada orang tua.

Sikap keras yang ia tanamkan kepada diri anak-anaknya menjadikan anak-anaknya memiliki mental berperang dan pantang menyerah walaupun kadang sikapnya membuat anak-anaknya tidak berkenan namun di balik sikap kerasnya sang ibu merupakan seseorang yang sangat lembut dan selalu membela anaknya bila ada yang ingin berbuat jahat terhadap anaknya.

Seorang ibu yang membesarkan 4 orang anak dan tidak membedakan satu sama lain jika ada yang salah maka dia akan mengatakan salah dan jika itu benar maka dia akan katakan bahwa itu benar.

.
.

Suatu ketika.

Kesabaran sang ibu mulai diuji saat sang suami mengalami kebangkrutan karena di tipu oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

.
.

Rumah besar yang mereka miliki mulai di jual dan memutuskan untuk kembali ke kampung halaman sang suami.
.
.

Di sana kehidupan berbanding terbalik dimana sang ibu harus mengumpulkan biji kemiri di atas tanah yang di wariskan oleh keluarga dari sang suami..

Namun Mocca dan kedua kakaknya masih bertahan di Jakarta dan sesekali pulang untuk melihat keadaan orang tuanya beserta kakak yang paling tua.

Seiring berjalannya waktu.

Kehidupan Mocca mulai merubahnya menjadi wanita yang semakin kuat dia selalu bersemangat dalam mengejar karirnya yang semakin gemilang di tengah bertambahnya usianya yang semakin matang.

Tak mampu di pungkiri terkadang rasa kesepian saat dia harus berlibur sendirian ke negara yang indah.

Hubungan percintaan nya yang tidak semulus karirnya terkadang membuatnya berpikir untuk hidup sendirian tanpa ada yang menemani di hari tuanya.

Dia sadar kalau dirinya adalah tipe yang pemilih namun keinginan memiliki pasangan itu ada.

Yang dia harapkan adalah pasangan itu harus mengerti dirinya serta harus dirinya duluan yang menyukainya.

Materi bukan hal utama yang dia harapkan terhadap pasangan nya namun rasa pengertian, tanggung jawab dan juga sikap kompromi yang tidak mudah ia dapatkan dari seseorang.

.
.

Terlebih kriteria sang ibu yang menginginkan Mocca tidak kehilangan label kehormatan di keluarganya dan juga dia menuntut seseorang yang seiman untuk bisa menemani Mocca saat dirinya tiada.

Itulah caranya untuk melindungi anak perempuan nya agar tidak diinjak-injak oleh orang lain.

Baginya harga diri adalah segalanya dan harus di junjung setinggi mungkin namun tetap merendah kepada orang lain dan tidak merendahkan siapapun.



Terima kasih sudah membaca

Tunggu chapter selanjutnya

Ku Temukan Jalan BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang