10. mulai bangkit

65 6 1
                                    

Selamat membaca

Semenjak kepergian ibunya, Mocca mencoba bangkit dari keterpurukannya..

Hingga dia berhasil bangkit dan fokus terhadap karirnya..

Dia sangat sibuk bekerja namun masih sempat memperhatikan keadaan ayahnya.

Kehilangan seorang ibu membuatnya seperti kehilangan sebuah rumah, lebih tepatnya inti dari rumah itu sendiri.

Dia menjadi tulang punggung keluarganya setelah ketiga kakaknya sudah semakin menua, masa keemasan mereka tergerus dengan waktu.

Hal itu membuatnya semakin kuat dan kokoh berdiri dengan kakinya.
Tak ada orang yang bisa dia gantungkan sebagai tempat bercerita dan saling melengkapi.

Hidup dan karir nya saling berlomba satu sama lain, menunggu siapa duluan yang sampai, antara hidup atau pencapaian berupa materi dan kedudukan.

Tanpa terasa usianya sudah semakin tua namun wajahnya tidak memperlihatkan penuaan tersebut.

Waktunya di habiskan hanya untuk bekerja dan mengurus ayah nya.,

.
.

Di sebuah desa yang terletak di atas perbukitan yang indah dan asri.

Pria tua renta namun masih memiliki tenaga untuk melakukan hal yang belum tentu bisa di lakukan oleh orang di seusianya..

Dengan keringat yang keluar dia perlahan mengolah sebuah lahan untuk di tanami berbagai macam tanaman rempah di tanah yang lumayan luas.

Tiba-tiba seorang datang sambil berseru.

"Paman! Ini ada kiriman uang dan hadiah dari Mocca!"

"Ha!" Ucap nya..

Ayah mocca memiliki pendengaran yang tidak tajam seperti dulu jadi orang-orang di sekitar harus berbicara dengannya menggunakan nada tinggi.

Namun daya ingatnya masih sangat tajam, sungguh anugrah terindah yang di berikan oleh Tuhan untuknya..

Semakin tua umur nya membuat sang ayah sangat membutuhkan peran Mocca sebagai anak perempuan satu-satunya karena ketiga anak lelakinya sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

Mocca yang sering mengirimkan kabar kepada ayahnya sedangkan ketiga anaknya yang lain hanya se sempatnya saja mereka memberikan kabar ataupun menghubunginya.

Beberapa kali ayahnya meminta untuk Mocca pulang dan menetap menemani dirinya.

Namun Mocca meminta waktu lagi untuk membereskan pekerjaan yang masih tersisa.

Di sisi lain..

Mocca tidak dapat meninggalkan pekerjaan yang selama ini banyak memberikannya kontribusi berupa materi yang bisa di bilang cukup untuk membiayai hidupnya dan keluarganya yang lain.

Tak sedikit orang yang memintanya untuk membuka hati kembali terhadap seseorang agar dia mendapatkan pasangan hidup yang dia cari dan lebih menghargai dirinya dari yang sebelumnya.

Mocca hanya menanggapinya dengan santai, dia berkata jika memang Tuhan menghendakinya untuk menikah mau itu dengan laki-laki atau perempuan maka dia akan menerimanya dengan catatan dia duluan yang harus tertarik pada orang tersebut.

Hingga pada suatu ketika..

Di jalanan kota jakarta yang sangat sibuk dan penuh dengan kemacetan..

Seorang gadis cantik dan manis namun dia tidak memiliki tubuh yang tinggi sedang berusaha mengejar sebuah bis..

Dengan keringat yang keluar dari tubuhnya dia berhasil mengejar bis itu.
Tanpa sadar dia menabrak seseorang di dalam bis.

"Maaf kak, saya tidak sengaja"..

"Tidak apa-apa" Jawabnya..

Gadis berusia 27 tahun bernama Arin dengan rambut panjang namun bergelombang dengan warna hitam serta mata yang indah..

Mocca menatapnya dalam-dalam seakan mengenal tatapan polos itu, entah kenapa ada yang mengusik hatinya saat melihat gadis dengan tatapan yang tulus dan nampak terasa teduh ...

Hingga mereka berpisah di dalam bis..

.
.

Sesampainya di hotel..

Mocca segera masuk ke dalam ruangannya dan melihat persiapan untuk penyambutan tamu penting yang akan menginap di hotel tersebut.

Orang tersebut merupakan salah satu orang terkaya yang ada di Indonesia dan juga di Asia.

Menjadi kebanggaan bagi Mocca untuk bisa menyambut orang tersebut.
Dan orang itu sangat puas dengan pelayanan yang di berikan..

.
.

Selesai bekerja Mocca diantar menggunakan mobil.

Di tengah perjalanan...

Dia melihat seorang gadis berdiri di sebuah halte.

"Gadis itu kan yang tadi pagi? Sudah jam segini masih belum pulang juga?"

Mocca meminta supir untuk sedikit menepi.
Perlahan mobil tersebut mulai mendekat ke arah gadis itu.

Mocca membuka pintu jendelanya..

"Hey! Masuklah" Ucapnya singkat..

Gadis itu nampak terdiam dan sedikit takut dengan ajakan tersebut..

"Kau pikir aku wanita panggilan!"

Kembali satu panggilan yang meminta gadis tersebut untuk masuk dan tidak ada pilihan lain akhirnya gadis itu pun masuk karena dia melihat segerombolan lelaki juga mendekat ke arahnya..

Dengan cepat dia berhasil masuk ke dalam mobil
.

Selama di mobil terjadi perbincangan antara mereka.

Mocca : kita bertemu lagi, siapa namamu?

Arin : namaku arin.

Mocca : oh arin? Nama yang cantik.

Arin : terima kasih, dan siapa nama kakak?

Mocca : namaku adalah Amocca Vernia Alsandrina.

Arin : ... (Haya mengangguk pelan)

Arin juga tidak asing dengan nama tersebut namun dia lupa dimana dia mengenal nama itu.

Mocca bertanya dimana letak rumah Arin dan mereka mulai banyak berbincang selama perjalanan.

Arin adalah seorang gadis yang bekerja sebagai tenaga administrasi di suatu perusahaan dan Mocca sangat tahu pemilik perusahaan ternama itu.

Mocca heran karena Arin dengan gamblang menjabarkan latar belakangnya, keluarganya dan bahkan pekerjaan nya serta dimana dia bekerja.

Hal itu membuat Mocca kagum dengan gadis yang ada di hadapannya karena di jaman sekarang tidak banyak orang yang sangat jujur dan polos seperti ini.

Mocca hanya mendengarkan setiap perkataan dari Arin hingga mereka hampir sampai ke rumah Arin
.

Arin : setelah ini kota belok kiri akan ada rumah berwarna kuning, di situlah rumahku..

Mocca : ah iya,,

Setelah sampai.., saat Arin akan meninggalkan mobil, Mocca meminta nomor telfonnya dan Arin pun memberikannya..

Terima kasih sudah membaca
Tunggu chapter selanjutnya

See you na ka

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ku Temukan Jalan BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang