Yakutsk, 28 Agustus 1991 - Antrian bantuan makanan makin lama makin mengular. Di negara ini, negara berperan aktif membantu saat barang-barang di pasar tidak lagi cukup tersedia dan beragam, biasanya minyak goreng, mentega, gula, tepung, dan roti.
"Semua bagian dari sistem yang sudah berjalan sejak puluhan tahun republik ini berdiri," sahut Viktor Dobroedov, yang bertanggung jawab sebagai Zaveduyushchiy Otdelom Snabzheniya, atau Kepala Departemen Logistik Distrik Oktyabrsky. Dia mengatakan beberapa tahun lalu saat Sungai Lena membeku total, antrian sampai dua kali lipat yang terjadi saat ini.
Warga yang berhasil mendapat pembagian jatah makanan pulang dengan bahagia, karena suhu yang semakin dingin membutuhkan pasokan makanan yang cukup bagi keluarga mereka dalam menghadapi musim dingin yang selalu ganas di timur Siberia ini. Sisanya harus mengantri lagi besok, begitu kapal yang berisi bantuan yang dijanjikan sudah selesai berlabuh nanti malam.
Aiyl Semyonova, seorang gadis keturunan Suku Asli Yakutsk, menyatakan bahwa dia beryukur pemerintah masih sangat memperhatikan kebutuhan rakyat, "Amerika Serikat memang negara yang kejam, sabotase kesepakatan impor daging dengan Brazil dan Argentina harus kami hadapi dengan semangat dan sabar. Sungai Lena masih menyediakan ikan yang tak terhingga jumlahnya." Dia tetap yakin bahwa pemerintahan komunis Soviet akan menemukan jalan keluar segera.
(Tirta)
Tirta menyelesaikan ketikannya dengan menghela napas. Tentu saja kejadian sebenarnya bukan seperti itu. Tapi dia juga harus berhati-hati agar suratnya nanti tidak disensor. Kenyataannya, Aiyl menggendong bayi yang sudah kurus kering dan matanya cekung. Saat dia muncul di barisan, hampir saja dia tidak mendapat kesempatan, andai tidak ada mahasiswa yang membantunya mendapatkan kartu pembagian ransum. Mahasiswa itu sampai berteriak-teriak dan bersitegang dengan pejabat lokal. Setelah ada seorang wartawan berusaha menyela pertengkaran itu, barulah si pejabat mengalah.
Mengingat statusnya sebagai orang baru dan rawan mendatangkan kecurigaan, Tirta hanya menguping saja dari jendela, mengawasi dengan sudut matanya. Dia sendiri tidak merasa perlu khawatir, karena sekali seminggu paket makanan yang dibelikan kantornya datang. Memang tidak banyak, tapi cukup untuk sesekali mengajak Babushka, atau penghuni lainnya, makan bersama.
Tirta kemudian mengeluarkan kertas dari gulungan mesin tik, dan memasukkan kertas baru, kali ini dia menulis surat untuk ibunya.
Yakutsk,
28 Agustus 1991
Ibunda Tercinta,
Kondisi negara ini mungkin mendapat sorotan di televisi. Tapi tenang saja, karena selama di sini kebutuhan anakmu ini dipenuhi sepenuhnya oleh kantor. Paket berisi roti, mentega, makanan kaleng, sayuran kering, dan lainnya, jauh lebih baik dibanding yang harus diantri oleh rakyat. Sesekali mereka menyelipkan bumbu makanan dari Indonesia.
Penjaga tempat ini bernama Babushka. Ibunda harus melihat saat matanya merah menyala saat mencoba sambal terasi. Aku sampai tertawa-tawa dan membayangkan, apakah mereka sudah begitu terbiasanya dengan masakan hambar?
Semua makanan di sini membuatku rindu dengan masakan Ibu. Tolong masakkan ikan goreng yang enak itu saat nanti kepulanganku ya. Di sini cara memakan ikan sama sekali berbeda,.
Salam sayang dari anandamu
Tirta
***
Tirta mendengar pintu unitnya diketuk, tampak muka Babushka tidak terlalu senang, memberitahunya bahwa ada seorang gadis Yakutsk yang menunggu di bawah. Tadi memang Tirta sempat meminta Aiyl untuk datang ke tempatnya, saat Aiyl sedang dalam antrian. Dia ingat ada sekotak susu bubuk di paket yang dikirimkan. Tirta merasa tidak membutuhkan minuman yang dia anggap konsumsi anak kecil itu. Dibawanya kotak itu, bersama beberapa pereman cokelat ke bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat-Surat dari Yakutsk
Historical FictionUntuk bisa memahami mengapa sosok Tirta adalah yang paling berhasil mengatasi luka dan trauma di dalam dirinya di dalam novel Jurang Salak Satu, kita perlu memahami latar belakang hidup Tirta yang dipenuhi pengkhianatan, direndahkan, bahkan diasingk...