[XV] ❄️🐶 °Longing Kiss°

457 19 2
                                    


Jacky, is the youngest CEO of companies in America. Ia memijat pelipisnya meredakan rasa pusing kepalanya, pikiran mengenai pekerjaan yang melayang tak hentinya, julukan itu ia dapat hanya karena menggantikan kakaknya yang kini tengah melakukan perjalanan bisnis diluar negeri dalam tenggat waktu yang cukup lama, jika dihitung-hitung lamanya sudah sekitar 3 tahun belum kembali ke negara asal.

Jacky awalnya sangat enggan menerima tawaran itu, namun ayahnya yang begitu keras, sangat memaksa dirinya untuk menggantikan kakaknya sementara sebagai co-CEO perusahaan elektronik ternama milik ayahnya yang sudah berjalan puluhan tahun, jika tidak kakaknya yang melanjutkan pun jalan terakhir berada di tangan Jacky sebagai anak bungsu dikeluarganya.

Jika bisa ia jujur, Jacky sangat amat rendah kemampuannya untuk menjadi seorang pemimpin di perusahaan besar yang sudah berjalan lama, ia takut hal buruk terjadi di sana karena kinerjanya yang tak begitu bagus.

Sebuah klip dokumen ditangannya ia lembar ke meja kerjanya dengan kasar, hingga membuat sekertaris disampingnya terkejut.

"Hahh, kenapa bisa grafik ekspor barang bulan ini sangat rendah?" Ucapnya menghela napas kasar, dahinya berkerut, kesal dengan hasil laporan perusahaan saat ini.

"Saya mendapat laporan bahwa di dermaga akhir-akhir ini tak begitu bagus untuk kapal berlayar di tengah lautan, sebab cuaca yang ekstrem dan gelombang tinggi di tengah laut, jadi.. bisa jadi ekspor ke negara luar akan cukup lama prosesnya." Kata Theo dengan penuh keyakinan dan berusaha tenang. Ia adalah sie sekertaris pribadi terpercaya Jacky.

Jacky menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi coklat, ia mendongak ke atas sembari menghela napas kesal, Jacky menyodorkan kembali klip dokumen itu dengan kasar. "Keluarlah, jangan masuk sebelum ada laporan bagus."

Theo kembali menerima dokumen itu dengan baik, kemudian ia menunduk dan tanpa berlama pria itu berjalan keluar dari ruangan Jacky. Entah sudah berapa banyak Jacky menghela napasnya berulang kali, kesal, marah, semua itu menjadi satu dalam perasaannya, hatinya benar-benar sedang tak enak, menerima banyak laporan perusahaan yang buruk di bulan ini.

Tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu ruangannya, Jacky langsung menoleh dengan kesal ia lalu menegaskan kembali. "Aku sudah bilang kan, jangan masuk sebelum— "

Belum selesai ia berucap, pintu itu sudah dibuka oleh seorang wanita yang mengetuk pintu barusan, saat wanita itu masuk, matanya langsung melebar tak menyangka jika ternyata wanita itu adalah seorang pujaan hatinya, batinnya tumben sekali Wilona datang ke kantornya di siang bolong seperti ini.

"Kayaknya kamu lagi kesal ya? Yasudah aku pulang aja." Kata Wilona dengan gaya melipat kedua tangannya, mendengar suara itu membuat Jacky melebarkan pandangannya. Pria itu hampir akan mengejar wanita itu, sementara Wilona hanya bergurau dan ia tak benar-benar kembali pulang.

Wilona jalan perlahan ke meja kantor Jacky, dengan percaya dirinya, ia langsung naik menduduki meja kerja kekasihnya, kemudian ia menaruh sebuah paperbag yang cukup besar namun tak begitu kecil, hal itu membuat Jacky berbinar-binar matanya menatap paperbag tersebut, bagaiaman tidak, paperbag berwarna kuning, dengan bertuliskan nama brand LEGO, suatu hal yang ia sukai di dunia ini selain Wilona.

"Jangan salah sangka, itu titipan dari Noelle,  aku nggak bakalan mau beliin kamu benda yang bikin lupa sama aku." Ungkap Wilona dengan memutar bola matanya malas dan penuh sarkasme.

Jacky sedikit kesal mendengar pernyataan itu berulang kali, melupakan Wilona, hell nah.. itu hanyalah suatu hal yang tak mungkin akan terjadi pikirnya, bagaimana bisa lupa, saat waktu luang saja ia selalu memikirkan wanita itu bahkan jika ada niat untuk menelponnya pun sebenarnya ia mau, tapi apa daya jika wanita itu juga sibuk didunia seni nya.

Criminal Love [ddeungromi | HeeRina] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang