Masih di ruangan yang sama, office CEO yang cukup luas, dengan lampu remang-remang namun masih dapat terangnya sinar matahari yang masuk dari jendela besar disana. Jacky hanya termangu dikala Wilona disana menduduki pahanya dengan posisi menyamping, ia dapat jelas melihat tubuh wanita itu dengan amat dekat.
Ditambah lagi Wilona nampak jelas sengaja melepas outer-nya, terlihat ia mengenakan dress bermodel singlet, berbahan satin, sudah jelas wanita itu berniat menggoda Jacky yang kini posisi mereka masih berada di kantor. Wilona pun juga tak mempermasalahkan hal itu, ia tetap tak menghiraukan bagaimana keadaan pria yang ia duduki bagian pahanya, sangat fokus dengan apa yang ia tonton di ponselnya, tontonan yang cukup sensual.
"Wilona, can you please change it?"
Wilona mendongak menatap Jacky, tatapan penuh rasa penasaran. "What should i change?"
Tanpa mengatakannya, Jacky menunjuk dengan dagunya ke arah ponsel kekasihnya, Wilona ikut memandang ke arah mana yang pria itu tunjuk. Ponsel itu tengah memutar sebuah video yang berisi beberapa potongan scene berciuman dari sebuah drama maupun serial film yang pernah ditonton oleh wilona.
Wajah wanita itu nampak polos, namun jika hanya melihat dari luar pun tak akan ada yang percaya jika ternyata wilona cukup banyak mengetahui hal-hal vulgar seperti itu.
"Bukan apa-apa." Jawabnya singkat dan kembali menatap ke layar ponselnya.
Jacky menghela napasnya panjang, ia menyentuh perlahan pelipisnya, ia merasa amat bingung, dan tak habis pikir dengan sisi lain dari perilaku Wilona. Ia semakin memikirkan sesuatu yang cukup jauh, memikirkan bagaimana sebenarnya Wilona, apa yang ia lakukan sehari-harinya disaat luang tanpa ada dirinya, apa yang ia tonton, apa yang ia perbuat jika tengah mengalami peningkatan hasratnya.
Disela kepalanya yang ramai akan pertanyaan, tiba-tiba Wilona mengubah posisinya menghadap ke arah Jacky, dengan kedua kakinya yang ia lingkarkan ke pinggang pria itu, sialnya Jacky kembali ereksi, yang tadinya ia sibuk dengan pikirannya, kini buyar.
"Okay.. now.. apa yang akan kamu lakukan, hm? Are you going to imitate what you just watched??"
Wilona sedikit meninggikan badannya, membuat jacky sedikit mendongak menatap wajah wanita itu yang semakin mendekat, seakan akan menempelkan bibirnya namun hanya sebatas inci tak dilakukannya. Wilona dengan tangan kecilnya mengelus lembut surai hitam Jacky hingga pria itu memejamkan mata, nyaman namun cukup bahaya baginya.
"Entahlah.. aku ingin mencobanya, tapi, tiba-tiba mood ku hilang.."
Jacky membuka matanya seketika, apa-apaan wanita itu, pikirnya. Meski ia sudah sering mendapat perlakuan jahil seperti ini dari Wilona, namun kali ini ia tak dapat lagi membendungnya, kesabarannya telah memuncak hingga ubun-ubun nya.
Jacky menghela napasnya sejenak, ia menyeringai lebar. "Sebenarnya aku nggak mau melakukannya disini, tapi sepertinya kamu harus aku beri pelajaran."
Dengan kekuatannya, Jacky mengubah posisinya menjadi diatas wanita itu, ia sedikit membanting wilona pada sofa, wanita itu sedikit terkejut dengan perlakuan pria itu, namun ia tetap menurutinya, justru ia benar-benar menyukai sisi Jacky yang tak sabaran.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.