Niskala mengerang entah untuk beberapa kali. Suara alarm benar benar serasa memekakan kedua telinganya.
Masih dengan mata terpejam, Niskala meraba meja di samping kepala kasur untuk mematikan alarm.
Semalam Niskala hampir tidak bisa tidur, karena memikirkan ajakan Bima untuk bernyanyi bersama di acara class meeting hari ini. Bukan Niskala tidak pandai bernyanyi, semua teman temannya pun mengakui bahwa suara Niskala sangat merdu, tapi hanya saja Niskala sebelumnya tidak pernah tampil di depan umum ia hanya bernyanyi ketika bersama Bara saja. Ah! Lagi lagi gadis itu teringat Bara.Niskala memandangi dream charter pemberian Bara yang menggantung di jendela kamarnya itu. "Pasti sekarang Bara sangat sibuk," gumamnya pelan
Lamunannya buyar ketika mendengar ponselnya yang berdering menampilkan nama sang kekasih di layarnya.
"Hallo"
"Selamat pagi sayang, kami udah bangun? Aku udah nunggu di depan."
Kalimat pertama yang di ucapkan oleh Bima berhasil membuat Niskala mendelik tapi juga tersenyum senang.
"Udah, aku siap siap dulu ya"
Tuut
Niskala mematikan telponya. Tidak ingin membuang buang waktu hanya untuk mendengar jawaban Bima. Niskala beranjak ke arah kamar mandi dengan semangat.
Setelah selesai dengan aktifitas nya, gadis itu lalu mengambil baju yang di gantungnya di dalam lemari yang telah di setrika rapi.
Setelah baju seragam itu melekat di tubuhnya, Niskala duduk di depan meja rias, ia sedikit menambahkan riasan pada penampilannya pagi ini. Tidak terlalu tebal sehingga tidak terlihat norak dan juga tidak terlalu tipis sehingga terlihat pucat.
☔
" Maaf ya kamu pasti nunggu nya lama banget ," kata Niskala saat keluar rumah dengan penampilan yang berbeda dari biasanya.
Rambut lurus dengan sedikit gelombang di bagian bawahnya. Tak lupa juga sebuah pita berukuran sedang yang menempel di kepalannya. Wajah yang biasanya polos kini tampak lebih cerah dan bersinar. Bulu matanya yang memang sudah panjang tampaknya di jepit supaya lebih cantik. Lalu pipi dan bibirnya yang memang sudah pink alami tampak lebih berwarna, membuat kesan lebih cantik.
Bima turun dari motornya, untuk sesaat Bima hampir tidak bisa mengedipkan matanya. Bukannya Bima tidak pernah melihat Niskala berdandan, pernah tapi sangat jarang.
Dengan wajah polos saja Niskala sudah cantik, apalagi kali ini dengan makeup tipis membuat Niskala sangat-
"Kamu cantik banget" kalimat pujian itu sukses membuat pipi Niskala mengembang.
Niskala tersenyum" beneran? Apa ini terlihat berlebihan?" Tanya Niskala. Gadis itu merasa takut jika nanti di Katai oleh teman teman sekelasnya.
"Enggak. Kamu terlihat cantik,apalagi kalau hari hari kek gini" Bima mencubit hidung kekasihnya gemas.
"Ih sakit tau," protes Niskala." Yaudah ayo berangkat," lanjutnya sambil mengulum senyum.
☔
Saat memasuki latar acara, Niskala menatap takjub dengan kemewahan acara tahun ini. Ia tersenyum saat melihat Luna dan Bara yang dipilih untuk menjadi MC dalam acara ini, dimana keduanya begitu kompak untuk berbicara menyampaikan urutan urutan kegiatan acara. Niskala akui selain sama sama cerdas keduanya pun sama sama aktif dalam berorganisasi sehingga menurut Niskala sendiri jika mereka berpacaran pasti akan sangat kompak.
Bima duduk berdua dengan Niskala di kursi penonton dengan tangan merangkul bahu Niskala seolah memberi tahu kepada semua orang bahwa Niskala adalah miliknya dan tak seorang pun yang bisa mengambil gadis itu darinya.
Sedangkan di belakang mereka ada Rico dan Alexa yang hanya bisa menonton kemesraan dua orang di depannya itu. Apalagi saat Bima menyuapi Niskala dengan makanan, Alexa hanya bisa tersenyum miris. Alexa ikhlas melepas Bima tapi di sisi lain hatinya juga ikut sakit. Bukan hal yang mudah untuk melupakan Bima yang sudah satu tahun di cintainya, Alexa tidak menyalahkan Niskala atau Bima atas ini semua, tapi ia menyalahkan dirinya sendiri kenapa ia bisa mencintai laki laki yang pasti tidak akan bisa ia miliki.
Acara pun di mulai dengan sambutan dari kepala sekolah. Kemudian beberapa lomba seperti. Tarik tambang dan futsal mulai di mainkan dengan meriah.
"Ric gue mau cari minum," ucap Alexa berbohong. Gadis itu benar benar merasa tidak tahan untuk menyaksikan Niskala dan Bima dalam jarak yang begitu dekat.
"Gue ikut Al, gue ogah jadi obat nyamuk," sahut Bara terdengar seperti mengolok.
Niskala dan Bima mendengar itu semua sontak menoleh kebelakang, Bima tertawa pelan. Sedangkan Niskala langsung melepas pelukan tangan Bima." Kok nggak bilang kalau dari tadi ada Alexa?" Tanya Niskala yang sepertinya tidak menyadari keberadaan Niskala di belakangnya.
"Emang kenapa kalau ada Alexa?"
"Aku nggak enak aja"
"Nggak papa, aku kan juga nggak ada hubungan apa apa sama Alexa."
"Iya tapi kan-"
"Sttt, udah kita nikmati acaranya aja," potong Bima membuat Niskala berhenti mengomel lalu akhirnya gadis itu mengangguk.
Di tempat lain, kini Alexa berdiri menyaksikan acara itu dari jauh. Tidak! Lebih tepatnya menyaksikan Bima dan Niskala dari jarak yang tidak terlalu dekat. Sakitnya masih sama, tapi setidaknya ia lebih bisa untuk mengendalikan diri dari rasa cemburunya.
"Al, gimana sih katanya mau cari minum kok malah berdiri di sini?" Tanya Rico yang masih mengekori Alexa dari belakang.
"Gue nggak jadi haus Ric,"
"Cih bilang aja elo cemburu lihat mereka kan?" Pertanyaan itu membuat Alexa mendengus kesal. Namun gadis itu tidak ingin membalas celotehan mulut Rico yang semakin membuatnya geram.
Satu jam sudah berlalu, para peserta lomba di berikan waktu istirahat untuk mengisi tenaga. Tapi tidak dengan MC
Bara dan Luna masih setia pada profesinya.
"BAIK SAMBIL MENUNGGU WAKTU ISTIRAHAT SELESAI. KITA AKAN MENYAKSIKAN PERTUNJUKAN YANG DIBAWAKAN OLEH SISWA SISWI KELAS KAMI YAITU BIMA DAN NISKALA!"
Niskala sedikit terkejut mendengar panggilan itu. Niskala tau bahwa ia akan tampil hari ini tapi tidak sekarang. Keberaniannya belum sepenuhnya terkumpul saat ini. Tapi suara riuh tepukan tangan seperti mengisyaratkan bahwa ia memang harus segera maju kedepan.
Bima menggenggam tangan Niskala, berjalan beriringan seolah olah memang ingin menunjukan bahwa Niskala hanya miliknya seorang.
Mereka mengambil microphone dari tangan Luna dan Bara. Namun tatapan Bara kepada Bima seolah olah menunjukan rasa tidak suka.
Alunan lagu mulai terdengar, lagu yang berjudul percayalah ciptaan Afgan dan Raisa itu menggema, terdengar sangat menyentuh di telinga penonton. Setiap bait kata yang mereka nyanyikan seolah mewakili isi hati masing masing. Bahkan sekarang Niskala tidak lagi merasakan gugup, suaranya begitu merdu dan terasa seimbang dengan suara Bima.
Sementara di tempat lain berdiri Alexa yang hanya bisa menjadi penonton atas penampilan mereka yang menurutnya sendiri itu sangat luar biasa. Alexa bahagia, tapi di satu sisi hatinya sakit hingga tak terasa air matanya lolos begitu saja membasahi pipi. Alexa pernah bilang, ia akan berhenti berjuang saat ia sudah benar benar lelah. Maka kini ia mengatakan bahwa ia sudah sangat lelah dengan perasaanya.
Kenapa melupakan mu tidak secepat saat aku mencintaimu?

KAMU SEDANG MEMBACA
Sandikala (Senja Yang Hirap Dari Cakrawala)
Ficção AdolescenteAku pernah jatuh cinta Sampai akhirnya saat ini aku masih terjatuh Namun tak lagi cinta N.A Aku mencintaimu layaknya aku mencintai hujan. Namun bodohnya aku, Aku tidak sadar jika hujan yang berlebihan bisa menyebabkan bencana. N.A