2. Awalnya

74 6 0
                                    

11 Desember 2024

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


11 Desember 2024

Omkara Patra ft apa pendapat lo kalo di beri umur panjang?

"Gak butuh umur panjang!"

"Gue cukup hidup hari ini aja buat ngerasain apa itu oksigen, dan ngeliat dia ngehirup oksigen yang sama, bareng gue."

❇❇❇




Sebenarnya.

Awal mula Una mendapatkan kemalangan yang bertubi-tubi hingga harus menelan pil pahit karena mendadak bisa baca pikiran orang sampai terlibat kisah bersama makhluk bernama Saga dan Omkara yang di puji-puji satu sekolahan karena kegantengan sama prestasinya itu, adalah masalah paling sepele yang pernah ada.

Iya, cuma gara-gara tiga lembar kertas ulangan yang tiga-tiganya dapat nilai merah.

"Astaga! Ini gimana ceritanya? Bahasa sendiri masa dapet lima?!"

"Ini juga, sejarah! Jebloknya minta ampun!kamu ngapain aja di sekolah, hah?! Masa pertanyaan siapa nama Raja Singasari di jawabnya malah Hayam Wuruk!"

"MATEMATIKA KAMU DAPET DUA?!"

Una cuma bisa meringis ngilu untuk omelan plus jeritan terakhir mamanya, yang udah dipastikan syok berat.

Jangan salahkan otak Una yang nggak nyampe kalau dijejali rumus matematika, atau dia yang sering ketiduran gara-gara dengerin guru sejarah yang ceritanya gak ada habisnya, kalau masalah ulangan indonesia itu gampang!

Una keburu pusing baca cerita soalnya karena kepanjangan! Jadi dia jawab asal-asalan.

"Segitu juga udah lumayan, Ma. Daripada dapet nol." cicitnya pelan.

"Apa?! Kamu ngomong apa?!"

"Nggak! Nggak ada yang ngomong! Siapa tuh?" Una berpura-pura melihat sekeliling dengan dahi penuh keringat.

Jujur aja, nyali dia ciut pas liat mamanya melotot horor sambil ngangkat tangannya yang berotot hasil kerja tiap hari dirumah, siap mukul Una kapan saja.

Ogah banget! di minggu pagi yang harusnya damai ini, malah dapat pukulan sayang yang sembuhnya itu seminggu kemudian.

Malu dong, pas nanti kesekolah. Terus teman-temannya liat ada bekas lima jari di pipi dia. Apalagi ada si lambe turah, Harsya di kelas. Pasti Una bakal jadi bahan gibahan itu anak.

Lagian mamanya nemuin kertas keramat itu darimana, sih? Perasaan Una, dia udah nyembunyiin kertas itu dengan baik dan rapih di antara banyaknya manga dan koleksi novelnya dia.

"Una,"

"Ya, Ma!" Una menyaut cepat.

Posisi tubuhnya yang sedang duduk rapi di lantai bak anak TK, membuat dia harus mendongak melihat mamanya yang sedang berkacak pinggang.

"Ini keberapa kalinya kamu dapet nilai merah gini?"

Una terdiam beberapa saat. Otaknya mulai menghitung berapa kali dia mendapatkan nilai merah di setiap ulangan harian yang ada. Kalau di hitung baik-baik.

"Tujuh kali kayaknya. Tambah yang di pegang Mama, jadi sepuluh."

"Se-pu-luh?"

Ups! S-sial!

Una keceplosan.

Jantung dia seketika berdisko ria. Tubuhnya masih aman gak, nih?

Takut-takut Una melirik mamanya. Astaga jancok! Ibu negara di rumahnya itu udah berubah jadi hulk aja!

"Sepuluh, ya."

Glek.

Una menelan ludah kasar. Alarm tanda bahaya di kepalanya sudah berbunyi nyaring!

Spontan matanya tertutup menantikan apa yang akan terjadi selanjutnya. Mamanya bakal teriak, kah? Atau mukul sayang dia? memikirkannya saja sudah berhasil membuat sekujur tubuh Una merinding hebat.

Tapi, beberapa menit berlalu. Yang ditunggu-tunggu kok, tidak kunjung datang?

Malahan dia mendengar suara langkah kaki yang menjauh. Ada yang aneh? Mamanya gak jadi ngamuk? Untuk memastikan, Una memutuskan membuka matanya.

Dan tebak apa yang Una lihat? Itu diluar pikiran dia!

"YAAMPUN MA! NGAPAIN ITU BAWA BENGSIN SATU TONG!"

Iya! mamanya yang cantik jelita itu kembali dengan minyak satu tong kecil ditangan, tak lupa korek api yang entah darimana dapatnya.

"Mau bakar kamar kamu."

Singkat, padat, jelas.

Una melotot horor, syok. "MAMA GILA?! KEBARAKAN DONG!"

"Mulut kamu itu emang minta di tabok ya!" mamanya mendelik kejam, sekali lagi mengangkat tangannya walau terpisah satu meter.

Una menggeleng ribut. Ngeri-ngeri sedap kalo tangan ototan kaya gitu sampe beneran mukul mulut dia.

"Duduk! Diem! Yang dapet nilai jeblok di ulangannya gak usah banyak ngomong!"

Satu kata untuk perkataan Mama Una, menohok.

"Mama yakin kamu dapet nilai merah gara-gara keseringan baca komik sama nonton di laptop, kan? Makanya gak belajar-belajar gara-gara keasyikan!"

Dengan santainya mamanya itu berjalan menuju kamarnya yang posisinya dekat dengan ruang keluarga.

Begitu saja melewati Una yang masih diem ditempat, kena mental. Syukur pertanyaan papanya yang Una dengar samar-samar berhasil menyadarkan dia.

"Mau kemana, Ma?"

"Ngebakar kamar Una."

"Hah?"

INI BENERAN MAU DI BAKAR?

Una tak sanggup membayangkan semua koleksi novel dan manga kesayangannya hangus jadi abu!

Terus yang paling penting! Una nggak mau liat mobil damkar gara-gara rumahnya berakhir kebakaran akibat ulah gila sang Mama!

Buru-buru Una menyusul.

Benar saja! Mamanya itu sudah mulai menumpahkan minyak bensin di pintu kamar miliknya, yang dengan sekuat tenaga sedang Papa cegah.

Una tambah panik ketika mamanya berhasil menyalakan korek dan membakar setengah pintu kamarnya!

Netra Una membola, tak percaya!

"NOVEL SAMA MANGA GUE!"




❇❇❇

Part sejumput :

Ketika foto ijazah Kara berhasil di cetak!

Ketika foto ijazah Kara berhasil di cetak!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






TBC!

Note:
Ada yang pernah ngalamin kayak Una gak? Jawab pertanyaan ulangan bahasa indo asal-asalan gara-gara soalnya kepanjangan? Kalau aku iya 🤣

TELEPATI (REMAKE!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang