6. Titik balik (part 2)

71 3 6
                                    

Saga Nara Ft 17 Desember 2024

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saga Nara Ft 17 Desember 2024

"Setiap harinya Una makin cantik. Apa?! Lo mau nolak?! Gak usah sok, ya! Una cantik itu fakta!"

❇❇❇





Paginya setelah minum ramuan ajaib yang bikin pintar. Una, bangun dalam keadaan semangat powerfull, Sampai pada tahap tidak di sangka.

Dia bangun jam lima! Hal yang mungkin bisa jadi salah satu keajaiban yang terjadi di rumah mereka, sebab dia----biasa bangun dengan semburan marah Mama saat jam menunjukan pukul setengah tujuh lebih, karena malamnya maraton baca novel atau manga yang terlalu dia sukai.

Hal selanjutnya yang masih bisa termasuk kedalam salah satu keajaiban yang ada di rumah adalah, Una merapihkan kamarnya yang hampir mirip kandang Babi menurut Mama, tanpa harus disuruh!

Garis bawahi, TANPA HARUS DISURUH!

Biasanya, kalau soal bersih-bersih. Una jagonya nge-les sambil bilang.

"Nggak usah lah, Ma. Nanti juga kotor lagi."

Selalu begitu, hingga Mama takuat menahan emosi dan memukul pantat Una dengan otot-ototnya yang gede sampai timbul tanda merah cap jari lima.

Namun, sekali lagi harus di ingat. Hari ini berbeda! Mood Una terlaaampau bagus!

Sampai saat Mama datang dari bata bolong yang harusnya tempat pintu korban bakar-membakar di hari minggu, dengan tatapan horor yang kentara padanya, Una hanya membalas dengan senyum mengembang.

"Kenapa, Ma? Kok kayak orang yang baru aja ngeliat hantu? Ah---salah! Mama bengong gara-gara lihat kecantikan aku, ya?"

Mama menggeleng ribut. Ekspresinya masih sama, macam orang ketakutan. Tangannya menunjuk Una dengan centong yang dia pegang sejak tadi.

"Kamu----"

"Hem?"

"K-kamu kok udah bangun? Udah pake seragam sekolah juga?! Terus---terus kamar kamu juga bersih!" Mama syok berat melihat hal yang mungkin bisa jadi tanda akhir dunia dirumahnya.

Satu kemungkinan pasti yang bisa Mama tebak sekarang. Langsung saja menghampiri Una dengan kecepatan maksimal, wajahnya penuh reaksi khawatir.

"UNA! KAMU GAK BAKAL MATI SEKARANG DAN NINGGALIN MAMA BERDUA SAMA PAPA, KAN?! AYO JAWAB!"

Mama mengguncang badan Una kuat. Tanpa memperdulikan, bahwa Una sudah mual dan menahan muntah sebab pusing badannya di guncang tornado hebat.

Sampai Mama melepas cengkraman tangannya pada pundak Una, dan masih saja menatapnya horor. Una tetap membalas semua perbuatan tidak mengenakan mamanya tersebut, dengan senyuman sejuta watt.

Karena, yah, its okay! Moodnya lagi bagus!

Namun, senyuman Una yang begitu berkilau di pagi itu, di salah artikan Mama. Beliau malah bersimpuh di lantai, macam orang tersakiti. Mama Una menutup mulut tak percaya. Perlahan air matanya turun, lantas terdengar isak menyedihkan yang tentu membuat Una bingung.

TELEPATI (REMAKE!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang