Tiga Belas 🚫

145 17 2
                                    


BACA PART SEBELUM INI DULU PLISSS
INI DOUBLE UP NYA ‼️‼️‼️‼️‼️‼️
.
.
.

Jangan lupa pencet bintang di pojok bawah dulu↙️
hope you guys enjoy the book 😚🤏🏻

---------------------------
✧⁠*⁠。WANTED✧⁠*⁠。
---------------------------

Jaemin terduduk dengan keringat dingin mengucur deras dari pelipisnya. Mimpi buruknya datang lagi. Saat laki-laki itu melihat jam yang tergantung di dinding, dia menghela nafas berat.

pantas saja, sekarang sudah pukul 08.00 pm - batin Jaemin.


Jaemin masih berada di kantor polisi karena kebagian shift siang. Harusnya sii dengan Chenle dan Minho, tapi dua orang itu sedang tidak di tempat. Chenle yang sedang bersama Jisung dalam misi rahasianya, dan Minho yang dari kemarin masih mengambil cuti.

Tidak banyak yang bisa di lakukan Jaemin jika tidak ada teman seperti ini, panggilan darurat juga tidak banyak yang masuk sehingga Jaemin cukup lama bersantai di markas kepolisian. Hingga tanpa sadar dia tertidur dan di kejutkan dengan mimpi buruk nya di jam delapan.

"huft... Kepalaku benar-benar butuh penenang sekarang. Apa kafe di depan masih buka?" monolog Jaemin sambil berjalan keluar untuk melihat kafe di sebrang jalan.

"ah... syukurlah masih buka! Aku harus cepat, sepertinya kafe itu sudah mau tutup." Jaemin bergegas lari menuju kafe itu, bertepatan dengan Jeno yang keluar ingin membalik tanda 'open' yang menggantung di pintu menjadi 'close'.

"Je-jenoo! Tunggu ja-jangan di tutup dulu," seru Jaemin.

Jeno berbalik dan mendapatkan Jaemin sudah membungkuk ngos-ngosan akibat berlari.

"Jaemin? astaga kenapa harus berlari seperti itu? Ada apa?" tanya Jeno sedikit khawatir melihat Jaemin yang masih berusaha mengatur nafasnya.

"Aku berlari karena ku lihat kau sudah mau tutup! Jika telat, aku tidak bisa memesan minum... huft,"

"astagaa... Jika kau yang memesan walau aku sudah pulang ke rumah ku pun, aku rela balik lagi kesini untuk membuatkan minum untuk mu,"

Blush!

pipi Jaemin langsung bersemu merah, apa-apaan gombalan Jeno tadi? sangat tiba-tiba sekali! Sedangkan Jeno hanya terkekeh geli melihat reaksi Jaemin yang mematung kaku.

"ya sudah ayo, kau ingin apa kali ini? masih sama Americano 8 shot?"

"ternyata  ingatan mu kuat ya? setelah vanilla latte favorit Chenle sekarang juga kau mengingat Americano 8 shot kesukaan ku, ya?"

"hahaha... hanya kebetulan. Pilihan minuman mu terlalu extreme jika di ingat, dan Chenle terlalu sering memesan vanilla latte makanya aku ingat,"

"yaaa... kau ada benarnya juga. Ya sudah, seperti biasa ya. Aku akan menemanimu, aku masih boleh masuk kan, walau tandanya sudah berubah 'close' ?" tanya Jaemin menunjukkan papan tanda yang tadi sudah di balik Jeno.

"iyaa iyaa, khusus untuk mu masih boleh. Ayo,"

Mereka pun masuk dan Jeno juga langsung membuat pesanan Jaemin. Kali ini, Jaemin tidak terlalu canggung lagi dengan Jeno. Entah karena efek kepalanya yang mumet, atau dia memang butuh teman untuk mengobrol. Mereka menghabiskan banyak waktu membahas ini itu, bahkan sampai minuman Jaemin siap di buat dan pria kelinci manis itu menghabiskan minuman nya kedua nya masih bercerita banyak hal.

"oh ya. Omong-omong kenapa kau masih di kantor polisi? kau hanya sendiri?" tanya Jeno di sela-sela perbincangan mereka.

"Aku kebagian shift siang, jadi masih harus berjaga sebentar lagi. Dan sebenarnya aku tidak sendiri, masih ada dua rekan ku lagi tapi mereka izin hari ini. Jadi... ya, aku sendiri,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WANTED || Jichen 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang