Terror (Bahasa Indonesia) FINALE!

1.7K 69 2
                                    

Chapter 10 (FINALE):

Siapa itu?...pikirku. Aku perlahan membuka pintu dan mengintip di bibir pintu, itu paman! Dia sedang menelepon seseorang! Aku menutup pintu supaya tidak ketahuan oleh nya, dan menempelkan telingaku di pintu.

"Kita tinggal menunggu warisan yang akan diberikan, dan kita bisa menguasai perusahaan yang dia kelola.", ujar paman.

APA?! Paman menginginkan harta warisan Daddy?! Tidak mungkin!
Cepat-cepat ku ambil iPhone ku dan merekam suara paman.

"Bagus, akan ku tunggu surat penjualan tanah yang ada di Jogjakarta. Dan surat pemberitahuan kalau Manager mereka telah mati..AHAHAHAH!!", ucap paman gembira.

"Tapi jangan sampai kita ketahuan oleh anak-anak lugu yang akan menggagalkan rencana kita! Baiklah! Akan kutunggu.", jawab paman.

Kejam nya dia! Berani nya dia memanfaatkan kematian Daddy hanya demi uang! Licik, penghianat! Tak akan ku ampuni dia seumur hidup!

Lalu ada suara ketukan sepatu, menandakan dia sudah turun.

Aku marah dan menendang lemari kayu di kamar. BRUK! Sesuatu menimpa kepalaku. Apa ini? Rekorder? Masih menyala! Apa ini petunjuk?
Lalu ku nyalakan Rekorder itu. Benar! Rekorder itu masih hidup!

"Kita harus merencanakan pembunuhan Mike! Lalu ayahnya. Jadi tinggal perempuan lemah itu! Dan kita bisa merampas warisan nya!", suara paman terdengar jelas.

"Sudah kau bunuh? Kau menabraknya di depan rumahnya? Bagus sekali! Aku akan menggaji mu dengan besar! Terima kasih Pak Thony!", ucap paman.

Tunggu? Pak Thony? Dia adalah supir pribadi Daddy! Beraninya dia!

Dan...pembunuhan aku? Aku sudah dibunuh tahun lalu? Lalu..kenapa aku masih ada?.......Mimpi itu! Mimpi anak yang tertabrak mobil didepan rumahku! Itulah aku! AKU?! Aku sudah mati? Apakah yang dikatakan Robert benar, kalau aku sudah mati? Dan..batu nisan itu? Semua nya benar! Aku diberi kesempatan kedua!

Pagi ini aku mengajak Mommy dan Kak Charlotte ke kamar dan menunjukan Rekorder itu. Mereka shok dan tidak menyangka paman sungguh keji!

"Dasar pria licik berpikiran picik!", Mommy memaki paman.

"Sudah Mom! Kita laporkan saja ke Polisi.", ucap Kak Charlotte.

"Benar!", kataku.

Kita menunjukan Rekorder ini ke Polisi, lalu Polisi menuju rumah keluarga dan langsung menggebrak pintu. Beruntung yang membuka adalah paman, jadi Polisi langsung menangkapnya. Lalu paman diminta untuk memberi tahu dimana Pak Thony, ternyata Pak Thony sedang berjudi dengan temannya! Mereka semua ditangkap dan dibawa untuk dimintai keterangan.

Di Kantor Polisi, Pak Thony, Paman menceritakan semuanya. Lalu mereka menyesal dan meminta maaf kepada Mom. Lalu mereka dimasukan ke penjara atas pembunuhan dan rencana pencurian.

Lalu aku, Kak Charlotte dan Mommy pulang.
Seketika badanku pusing..dan semuanya....gelap....

Aku terbangun..cahaya terang menyilaukan mataku. Dimana aku? Kenapa keluarga ku mengerubungi batu nisan bertuliskan namaku? Ada Robert juga! Dia melihatku!

"Robert!!", panggilku.

"Selamat tinggal Mike, semoga kamu tenang", jawab Robert memberikan senyum.

"Robert!! Aku mau kemana? Orang tua ku jelas-jelas ada disana!", jawabku.

"Bukankah aku sudah bilang kalau kau diberi kesempatan kedua? Misi mu sudah selesai Mike, beristirahatlah dengan tenang :)", jawab Robert.

"JANGAN LUPAKAN AKU ROBERT!! BILANG JUGA KEPADA KELUARGAKU AKU MENYAYANGI MEREKA!!", teriak ku kepada Robert.

"Pasti! Sampai jumpa!", ucap Robert sambil melambaikan tangan.

Aku membalas lambaian tangannya. Misi ku sudah selesai, sampai jumpa..semuanya.

TerrorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang