Angel and Demon 12

699 24 4
                                    

Angel and Demon
Part 12


Written By Annisa Rosarizal (@ocoongg)

Warning! This story has bad words, bad attitudes, typo(s). If you don't like it just don't read it and don't judge my story. and for SILENT READERS DO NOT allowed to read my story! Thankies=)

sorry for take a long times

------

Seorang pop teen sensation mengemudi mobil sportnya dengan ugal-ugalan. Mengklakson siapa saja yang mencoba menghalangi jalannya. Tak peduli umpatan atau makian orang-orang  yang ada dijalan yang ia peduliin bagaimana caranya ia dapat sampai kerumah sakit dalam detik ini juga.

Hatinya sangat panas ketika ia mengetahui gadis kecilnya tergeletak diatas tanah dengan ribuan flash yang menerpa tubuhnya. Kesabarannya akan media sudah benar-benar habis, media boleh saja mengusik setiap langkah kakinya namun ia tak terima jika media mengusik gadis kecil yang ia cintai. Ingin rasanya justin menembak satu-satu media yang dengan lancang menyerbu gadis kecilnya.

Suara ban rodanya selalu berdecit bergesekkan dengan aspal ketika ia menghindari mobil, ia seakan tidak peduli dengan nyawanya jika ia membawa mobil seperti ini yang ia peduliin nyawa sang gadis kecilnya.

Dengan sempurna ia memarkirkan mobil mewahnya dan berlari memasuki rumah sakit tak peduli hujatan flash dan pertanyaan yang menghadangnya. Wajahnya kusut dan pikirannya kacau. Dengan sigap ia membuka pintu kamar gadis kecil itu dan terlihatlah seorang gadis kecil tak berdaya diatas ranjang, dengan kabel-kabel yang menempel dibadannya serta tabung oksigen yang berada dimulut dan hidungnya.

Begitu sakit rasanya ketika ia melihat gadis kecilnya terbaring tak berdaya. Ingin sekali ia berada di sisi gadis kecilnya ketika kejadian bangsat itu terjadi.

"FCK!" pekik justin meluapkan emosi yang tertahan tadi. Sontak seketika orang yang berada diruangan itu terdiam –scooter,fredo,Kenny,dan,yael-. Justin dengan emosi yang meluap meninju sebuah tembok yang keras dan menghasilkan bunyi hantaman yang keras.

Ruangan itu hening dan hanya terdengar suara alat yang memonitori denyut jantung zoey. Justin berjalan kearah kasur yang ditiduri zoey dan menatap gadis kecilnya.

"lou..."kata justin pelan dan mencoba mengontrol emosinya. Kini justin terduduk dikursi yang ada disebelah kasur dan menggenggam tangan zoey –begitu lemas dan dingin.-

"baby i'm here" kata justin sekali lagi. Baru ia sadari sayangnya terhadap zoey sangat tidak ada batasnya. Baru ia sadari betapa kasarnya ia terhadap zoey. Dan baru ia sadari sikap bodohnya yang membawa zoey masuk kedalam ruangan ini

"baby wake up" justin begitu frustasi. Semua orang yang ada diruangan itu enggan berkata sepatah katapun

"i'm sorry lou" justin menciumi punggung tangan zoey berharap tiap kecupannya member kesembuhan bagi zoey

"please baby wake up. I need you" suara justin begitu bergetar, emosinya tak dapat ia bendung lagi. Marah,kesal,sedih,sakit semuanya menjadi satu

"tell me who did this to you?" justin bak orang bodoh yang berbicara dengan tembok

"lou..." zoey tak kunjung merespon perkataan justin dan itu membuat emosi justin kembali memuncak. ia berdiri dari kursinya, dengan satu tangan masih menggenggam tangan zoey, rahang justin begitu keras, mata hitam mengkilap menatap tajam.

Baru saja ia hendak melangkahkan kakinya keluar untuk bertemu dengan paparazzi sialan itu sebuah tangan yang lemah membalas genggamannya. Justin memandang gadis kecil ini yang mencoba membuka matanya

"lou??" justin kembali duduk ke kursinya dan menggenggam tangan zoey dengan kedua tangannya

"jus...tin" ucap zoey pelan dan hamper berbisik

Angel and DemonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang