Nevada POV
Yuck! Tubuhku sudah penuh dengan keringat. Bajuku basah karna keringat. lengket dan baulah tubuhku ini. Aku melihat jam yang tertempel di dinding menunjukan pukul 17.25.
Aku benar-benar kesal kepada kakek. Ugh! Sebal sebal sebal. Aku tidak mau menikah muda. Tuhan tolong ubahlah pikiran kakekku yang 'sangat gila'.
Tapi aku tidak bisa membuat kakeku sedih juga. Hiks! Setelah kepergian nenek Aley, kakek sungguh terpukul. Harus berapa bulan aku menunggu kakek yang terkurung dalam keterpurukkannya.
Baiklah! Karna alasan 'aku sangat menyayangi' kakek. Aku menyetujui perjodohan ini. Walaulun aku tidak tahu orangnya seperti apa.
Kenapa kakek tidak menjodohkan si Theo saja? Argh! Beruntung sekali lelaki cengeng itu sedang tidak berada di Indonesia. Tapi bagaimana kabar kakakku itu ya? Sudah lama sekali dia tidak mengabari aku.
"Nevy." Suara berat membuyarkan diriku dari lamunan. Aku menoleh ke arah suara tersebut.
Seorang lekaki dengan tubuh atletis sedang berdiri tidak jauh dari diriku. Keringat membasahi seluruh wajahnya membuat dia terlihat.. ehmm 'hot'.
"Kau bisa membereskan ruangan ini? Aku ada urusan jadi aku harus pergi sebentar lagi." Ujarnya sambil menyeka keringat di pelipisnya. Oh kak Adam, kau benar-benar sexy.
What?! Aku harus membereskan GOR ini sendirian? Kak Adam tertawa melihat ekspresiku yang abstrak. Menyebalkan! Dia enak menertawaiku lalu dia bisa pergi. Sedangkan aku harus membereskan ini semua. Hell!
"Aku kan cewek! Kenapa kau menyuruhku mengerjakan semuanya sendiri." Ucapku penuh kesal.
Kak Adam mengacak rambutku yang basah karna keringat. "Itu hukumanmu karna kau telah menghajar adikku yang cantik. Hahaha."
Aku mendesis karna mendengar ucapnya. Adiknya memang menyebalkan. Dia berani meledekku di depan anak-anak. Karna dia sudah mencari perkara denganku, makannya aku langsung menghajarnya di depan kak Adam dan murid-muridnya. Dan akhirnya mereka semua tercengang melihat perlakuan gilaku.
Aku menyebalkan? Memang! Tapi dia lebih menyebalkan.
Cinta seorang wanita yang benar-benar menyebalkan. Entah kesialan atau apapun itu, aku harus selalu bertemu dengan gadis itu, hampir seumur hidupku. Hufttt.
Cinta adalah adik dari seniorku di club karate yang selama ini aku ikuti. Wanita centil itu selalu mengekor pada kakanya. Setahuku dia sangat-sangat menyayangi kakanya yang super tampan itu. Tapi sayangnya kakaknya juga menyayangi adiknya yang selalu bikin aku ingin muntah. Yuck!
"Abangggggggggg!!" Suara cempreng memekik telingaku. Baru saja diomongin sekarang dia sudah bergelayut manja dan memelototiku.
Haha. Lihatlah wajahnya, ada lebam dekat bibirnya. Tak usah di tanya! Itu memang ulahku saat tadi aku memukulnya.
"Abang, ngapain sih dekat si cewok ini? Abang gak di godain kan sama dia? Iuhhh." Ucapnya penuh cemooh dan melemparkan tatapan jijik kearahku.
Cewok adalah panggilan orang-orang terhadapku yang berarti cewek yang kecowo-cowoan. Mereka sering mengatakan bahwa aku adalah pria yang terperangkap di dalam perempuan. Hell! Aku adalah cewek tulen! Hanya saja mungkin sikapku yang tomboy bahkah kelewat tomboy.
Hell! Dasar wanita sialan! Helowww! Aku BUKAN wanita penggoda. Aku melangkahkan satu kakiku untuk menyerangnya lagi namun niatku harus diurung karna tubuh tegap, tinggi dan atletis sudah menghalangiku.
Adam berdecak pinggang dan memberikan tatapan tajam kearah Cinta. "Sudahlah cinta! Apa kau tidak jera setelah kejadian tadi? Lihatlah wajahmu seperto adonan kue." Kak Adam bergantian menatapku. "Kau juga Nevy, jangan terlalu kasar. Ubahlah sifat jelekmu itu."
Baru saja aku berbahagia melihat Cinta di ceramahi kak Adam, sekarang giliranku. Hell! Moodku jadi kembali jelek.
Aku hanya memberi tatapan tidak peduli terhadap mereka berdua. Adik dan kaka sama saja. Sama-sama menyebalkan. Untunglah kak Adam sangat tampan, kalau tidak sudah pasti aku akan sangat membencinya.
"Whatever! Aku mau ngambil pel.an dulu di kamar mandi. Bye freaky girl!" Ucapku sewot sambil meninggalkan mereka berdua. Sekilas aku melihat kak Adam hanya menggeleng-geleng kepalanya dan Cinta hanya mendesis.
Aku berjalan pasrah melewati lorong menuju kamar mandi. Harusnya ini buka kerjaanku! Kenapa, hari-hariku semakin sial saja? Ucapan kakek mengiang-ngiang terus di dalam kepalaku. Ugh!
BRUKKKK
Aku terpental jatuh kebelakang hingga kepalaku membentur lantai. Auch! Hell ya! Aku memringgis kesakitan sambil memegangi pelipisku.
Setengah teriak aku mengeluarkan kekesalanku. "Hell you! Liat-liat dong kalau jalan!" Aku mendongkakan kepalaku dan melihat sorot mata yang begitu dingin dan tajam hingga menusuk jantungku. Hell! Lebay banget sih gue.
"Gadis berandalan. Kau yang seharusnya memperhatikan langkahmu. Saat kau berjalan seharusnya kau menatap lurus kedepan bukanlah kebawah. Kau tidak melihat apa yang ada didepanmu. Sehingga kau menubruk tubuh saya." Ucapnya dingin membuat tubuhku bergidik ngeri.
Kali ini dia sukses membuatku ternganga lebar. Memang benar sih apa yang diucapkannya. Dari tadi aku memang melihat kebawah sambil mengutuki nasibku. Hihihi..
Aku menatapnya kembali, jujur saja aku tidak mau mangakui kesalahanku. Harga diri men! "Hell! Bisa-bisanya lo nyalahin cewek! Jelas-jelas lo yang salah." Ketusku lalu beranjak pergi karna tak mau memperpanjang lagi.
Langkahku terhenti saat tangan besar dan hangat menggenggam pergelanganku yang kecil. Aku langsung menatapnya sengit. Aku kan tidak mau terlihat takut di depannya.
Bibirnya yang kelewat seksi mendekat ketelingaku. "Persiapkan dirimu untuk menjadi tunanganku." Seringainya membuat nyaliku menciut.
Hell!
KAMU SEDANG MEMBACA
THE UGLY LOVE
Romance-Nevada Abigail Hell! Demi apa kakek menjodohkanku dengan pria yang kelewat tua itu! Harusnya kakek tau aku masih berumur 17 tahun. Aku tidak mau menikah muda apalagi dengan om-om yang sok berkuasa. Setidaknya aku mau menikmati masa puberku. Seperti...