Seorang pria melangkahkan kakinya di sebuah mension yang megah seperti istana. Di pintu utama sudah berjejer para pelayan mension tersebut.
Pria itu berjalan melewati para pelayan, tentu saja para pelayan itu membungkukkan badannya menunjukan rasa penuh hormat.
Seorang sesepuh yang usianya hampir 70 tahun berjalan dibelakang pria itu. "Selamat datang tuan muda. Pak Presdir sudah menunggu kedatangan tuan muda." Ujarnya penuh wibawa.
Pria itu hanya mengangguk dan terus berjalan menyelunsuri lorong. Langkahnya terhenti saat melihat seorang pria yang tak lagi muda sedang menyeruput teh hangatnya.
"Kakek." Pria itu mengeluarkan suara khasnya.
Pria yang disebut kakek itu mendongkak kearah suara. Melihat cucu kesayangannya datang, ia langsung bangkit dan menyuruh cucunya duduk dihadapannya.
Kakek itu mengangkat sebelah tangannya yang mengisyaratkan seluruh pelayan yang ada di ruangan itu pergi.
"Jadi, ada kepentingan apa kakek menyuruhku datang?" Tanyanya tanpa basa basi.
Kakek menegakkan tubuhnya dan menatap lekat cucu kesayangannya. Lalu memberikan sebuah amplop coklat yang sudah tersimpan di meja.
"Dengarkan kakek, Gelarld. Kakek sudah bosen melihatmu bermain dengan para pelacurmu." Ujarnya lalu menyeruput kembali tehnya.
Gelarld tampak sibuk membuka amplop yang diberikan kakeknya barusan. Ia terperengan saat melihat foto yang di dalam amplop itu.
"Kakek ingin kau menikah dengannya. Dia adalah cucu dari sahabat kakek."
Gelarld tersenyum masam mendengar permintaan kakeknya. Ia tak menyangka kakeknya akan menyuruh Gelarld menikahi gadis yang masih terlihat seperti 17 tahun.
"Kek, aku tidak mungkin menikahi gadis yang masih sangat belia ini. Apalagi aku tidak mengenalnya sama sekali. Aku tidak.... mencintai gadis ini."
Kakek itu tersenyum mendengar perkataan cucunya. Lalu ia kembali menyeruput tehnya.
"Dia bukan gadis biasa. Kau akan menyukainya." Ujar kakek dengan senyum penuh arti.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE UGLY LOVE
Romance-Nevada Abigail Hell! Demi apa kakek menjodohkanku dengan pria yang kelewat tua itu! Harusnya kakek tau aku masih berumur 17 tahun. Aku tidak mau menikah muda apalagi dengan om-om yang sok berkuasa. Setidaknya aku mau menikmati masa puberku. Seperti...