Aaron POV
Kakek masih terlihat tenang sambil menyeruput teh hangatnya. Aku sedari tadi sudah tidak sabar menunggu jawabannya dari beliau. Namun apa yang terjadi, beliau masih tenang sambil membaca koran setelah menyeruput minumannya. Oke baiklah! Mungkin kakek manganggapku tembok.
"Kek, beri aku jawaban."
1 menit
5 menit
15 menit
So damn!
"Kek, setelah aku jauh-jauh datang dari Berlin karna panggilanmu dan dengan tiba-tiba kau menjodohkanku dengan gadis berandalan itu dan sekarang kau mendiamkan aku. Sebenarnya apa mau mu?" Ucapku ketus. Baiklah, mungkin saat ini sikapku kekanak-kanakan. Sejujurnya aku tidak suka didiamkan seperti ini.
Kakek mengalihkan pandangannya kepadaku. Tatapannya yang selalu tajam berhasil mengintimidasi. Dengan percaya diri aku pun membalas tatapannya. Kakek beranjak berdiri di bantu dengan pelayan disekitarnya.
"Silahkan jika kau ingin kembali ke Berlin. Tapi jangan harap aku akan mewarisi kekayaanku padamu." Ucapnya dingin lalu berlalu begitu saja. Aku mencoba mengatur nafas . Aku benar-benar tidak percaya dengan ucapannya. Damn!
Tak lama Sam datang dengan pakaian formalnya di hadapabku. Menurutku dia asisten terbaikku. "Selamat pagi Tuan." Sam membungkukkan tubuh atletisnya. "Mobil anda sudah siap. Para guru dan kepala sekolah MD Senior High School sudah menunggu kehadiran anda Tuan."
Tanpa basa-basi aku langsung beranjak dari dudukku dan berjalan cepat menuju mobilku.
Sudah lama aku tidak menginjak tanah kelahiranku ini. Ternyata berbagai gedung tinggi sudah di bangun di sini. Hari ini aku memang berniat mengunjungi sekolah milik keluarga Mahardiannata. Dan dari informasi yang aku dapatkan gadis berandalan itu bersekolah di sana. Ternyata selama dia hidup tidak pernah jauh dari keluargaku.
Sam memparkirkan mobil dekat dengan pintu utama. Aku menuruni mobilku dan diikuti oleh Sam. Sam terus membicarakan keadaan sekolah ini selama aku tidak ada di negara ini. Sekolah ini terus memiliki peningkatan mulai dari prestasi dari setiap siswanya hingga beberapa penghargaan di dapatkan untuk sekolah ini.
Di lantai 2 aku menyuruh Sam untuk pergi duluan ke ruang rapat. Sebenarnya aku hanya berniat melihat gadis itu tapi Sam malah memberi info pada pihak sekolah bahwa aku akan datang. Aku membalikkan tubuhku ke hadapan jendela yang menghandap dimana mobilku terpakir.
Sialan! Seseorang menabrak mobil pribadiku dengan sangat keras. Coba lihat siapa yang menubruknya? Gadis berandalan itu. Shit! Gadis itu malah pergi begitu saja tanpa bertanggung jawab.
Dengan kesal aku berjalan menuju ruang rapat.
***
"Sam panggil gadis berandal itu ke ruanganku."
Sam hanya menganggukkan kepalanya. Dia memang asisten terbaikku. Aku sudah tidak sabar untuk bertemu dengan gadis itu. Ingin melihat ekspresinya bahwa dia bersekolah milikku.
Seorang gadis mengenakan seragam khusus sekolah ini muncul dari balik pintu. Rambutnya yang terurai berantakan menambah setiap detail di wajahnya terlihat lebih cantik. Lebih tepatnya lagi, lebih saxy. So damn! Apa yang barusan ku katakan?
"Oh jadi ini pemimpin sekolah yang katanya klewat ganteng? Cih! Biasa saja." Ucapnya datar dengan wajahnya yang pastinya juga sangat menyebalkan.
Damn! Untuk apa tadi aku memujinya jika tau apa yang akan di katakannya seperti ini. Dasar gadis berandalan. Aku kira dia akan terkejut melihatku disini. Tapi sekarang apa? Dia malah memamerkan wajah datarnya.
"Apa maksudmu?" Ucapku kalem. Baiklah. Aku harus tetap terlihat cool di depannya. Yaaa sebenanrnya aku memang selalu terlihat cool di mata semua orang apalagi di mata wanita. Kadang mereka sering bertekuk lutut meminta untuk dipuaskan. Jangan kalian pikir kalau aku memenuhi permintaan seperti itu. Menjijikan.
"Banyak cewek di sekolah ini berpikiran mesum tentangmu. Dan pembicaraan mereka membuatku merinding. Iyuwwwhh menjijikan." Sungutnya sambil menampilkan ekspresi yang jijik.
Kemudian gadis itu hanya melipatkan kedua tangannya di depan dada dengan wajahnya yang angkuh. Tidakkah dia memiliki rasa hormat terhadapku? Damn!
"Baiklah kau cukup membuang waktuku. Aku pergi ya!" Ucapnya sambil mengibaskan tangannya yang kecil lalu berbalik badan.
Namun dengan cepat aku bangkit berdiri mengejarnya hingga aku menggenggam tangannya. Segera ku tarik lengannya hingga kepala membentur dadaku yang bidang. Lalu ku tarik wajahnya hingga bibirku menyentuh bibirnya. Dengan cepat menjilat bibir bawahnya. Ehm. Stowberry.
"AAAAAA!!! Dasar tua bangka gila! Kau barusan saja mencuri first kiss ku. Terkutuklah kau tua bangka!!!!!" Teriaknya setelah aku melepaskan ciuman kami sambil mendorong tubuhku dia berlalu pergi.
BRAKKKKK!
Oh sial dia membanting pintu ruanganku. Kali ini aku benar-benar tak mampu menahan tawaku. Hahahaha. Aku sudah tak kuat untuk tertawa.
***
Nevy POV
Sial! Sial! Sial! Aku terus mencuci mulutku dengan air keran di sekolah. Dasar tua bangka sialan beraninya dia mengambil first kissku. Aku sudah berjanji pada diriku sendiri akan memberikan ciuman pertamaku untuk suamiku. Oh no! Dia kan calonku. Ehm. Maksudku dengan pria yang ku cintai. Pokoknya seperti itulah. Lupakan!
Jadi seperti itu rasanya ciuman? Kenapa bibirnya rasa mint? Apa itu aroma dari pasta gigi yang dia gunakan? Tapi rasanya lumayan juga. Enak! Oh shit?! Apa yang barusan aku katakan? NOOOOOOO!
Aku masuh ke kelas dengan jalan yang sempoyongan. Lyra dan Cinta melihatku langsung bertanya kenapa. Lebih baik aku ceritakan atau tidak ya? Kalau bercerita pada Lyra itu takan masalah. Namun ada Cinta yang mulutnya uemberrrrr banget.
"Kamu kenapa Nev? Lagi ada masalah." Tanya lyra dengan suaranya yang lembut. Aku hanya menggelengkan kepalaku.
"Lo abis ciuman ya?" Bisik Cinta tepat di telingaku. Aku langsung menoleh metapa mukanya yang tampak mencurigakan. Oh sial!
"Lo nguntit gue ya???" Tanyaku serius. Cinta tidak menjawab malah bernyanyi-nanyi tidak jelas! Sudah ku bilang dia adalah wanita yang paling menyebalkan di seluruh dunia.
Dengan cepat aku langsung menjambak rambutnya yang sudah tertata dengan indah. Cinta balas menjambak rambukku. Kami saling menarik rambut hingga kami terjatuh dari bangku. Lyra mencoba menghentikan tindakan kami. Namu itu hanya sia-sia. Beberapa murid lainnya malah menyoraki dan aku yakin sebagian dari mereka ada yang tegang. Baiklah! Rambutku benar-benar saki. Cinta menjambaknya terlalu keras.
BRAKKKKK!
KAMU SEDANG MEMBACA
THE UGLY LOVE
Romance-Nevada Abigail Hell! Demi apa kakek menjodohkanku dengan pria yang kelewat tua itu! Harusnya kakek tau aku masih berumur 17 tahun. Aku tidak mau menikah muda apalagi dengan om-om yang sok berkuasa. Setidaknya aku mau menikmati masa puberku. Seperti...