Nevada POV
Aku melihat iba diriku yang penuh lebam di bagian wajah. Hell! Karna freky girl itu berhasil membuatku jadi seperti ini. Tentu saja aku pun sudah membuatnya sama denganku bahkan lebih. Huh.
Dia benar-benar menyebalkan. Oh God! Kenapa kau mempertemukan ku dengan Cinta? Semenjak aku mulai bisa mengingat sesuatu hal gadis itu ada dan mulai menghantui hidupku.
Semenjak TK hingga sekarang aku selalu satu sekolah dengannya, bahkan satu kegiatan. Dimana-mana selalu ada wajahnya. Hell!
Adam adalah kaka angkat Cinta. Setahu ku, kak Adam diadopsi oleh orang tua Cinta. Entalah, alasan mereka mengadopsi kak Adam itu bukanlah urusanku dan aku tidak peduli. Sampai-sampai Cinta sangatlah menyayangi kakaknya yang tampan itu. Bahkan jika aku tak sengaja berdekatan dengan kakak angkatnya, Cinta langsung memelototiku hingga matanya hampir keluar. Yuck!
Kembali ke topik! Ugh! Lebam yang ada di pipiku terlalu mencolok. Jika kakek melihatnya pasti dia akan menceramahiku panjang lebar. Aku sudah menghindari kakek selama 2 hari, tapi untunglah kakek tidak menyadarinya.
Tokk tokk.
Aku melihat dari bayangan kaca pintu yang perlahan terbuka. Aku langsung menoleh kearah pintu tersebut. Seorang pelayan dengan seragam khasnya memasuki kamarku dengan anggun dan tersenyum manis. Tidak manis-manis amat menurutku! Malah menyebalkan bagiku.
"Selamat pagi nona muda. Perkenalkan nama saya Naomi. Saya pelayan baru dan sudah diberi tugas untuk menjadi asisten pribadi nona muda di rumah ini. Jika nona muda membutuhkan sesuatu saya siap melakukan apapun." Ucapnya sopan.
Pantas saja wajahnya asing bagiku. Ternyata dia pelayan baru di rumah ini. Hell! Siapa yang menyuruhnya menjadi asisten pribadiku? Aku tidak membutuhkannya.
"Siapa yang menyuruh lo jadi asisten pribadi gue?" Tanyaku ketus sambil melipat kedua tangan di depan dada.
"Tuan besar, nona."
Hell!
"Oh ya nona, mobil dan supir sudah siap untuk mengantar nona ke sekolah." Katanya lagi sambil tersenyum.
Ugh kakek! Apa dia belum tau bagaimana sifatku? Aku tidak mau naik mobil mewah miliknya. Aku hanya mau menaiki motor matic yang aku beli hasil jeripayahku sendiri.
Tanpa mengubrisnya aku langsung berlari keluar kamar dan mencari keberadaan kakek di istananya yang kelewat mewah ini. Aku menemukan kakek yang sedang menyeruput minumannya dengan hati-hati.
"KAKEKKKK!!!" Teriakku membuat minuman kakek hampir tumpah. Aku langsung manatapku sambil mendengus kesal.
"Kakek akan cepat mati bila kau selalu mengagetkan kakek dengan suara nyaringmu itu."
Hell! Suaraku ini merdu kakek. Ah lupakan lah.
Aku berbicara serius dengan kakek. Menanyai keberadaan pelayan baru itu. Kakek hanya memanggut-manggut gak jelas. Beliau bilang itu bukanlah hal penting yang harus di bahas. Percuma aku menentangnya, kakek akan keras pada pilihannya. Beliau adalah orang yang paling keras kepala sedunia.
Masih dengan tampang kesal aku berlari menuju garasi pribadiku yang hanya berisi motor kesayanganku ini. Ah, dia sudah sangat cantik di tengah ruangan ini. Aku langsung menaikinya dan menyalakan motor. Tentu saja aku langsung melaju sekencang mungkin hingga satpam yang membukan pintu gerbang hampir tertabrak.
"SORRY PAK MULLLLLL!!" Teriakku sekencang-kencangnya. Maklum lah orang yang kesal kan selalu terbaya emosi hehe.
Tak butuh waktu lama untuk sampai di sekolah. Sebenarnya disekolah tidak ada yang tau kalau aku adalah cucu dari pengusaha yang cukup terkenal. Aku menyembunyikan identitas tersebut, tidak ada alasan khusus mengapa aku menyembunyikannya. Hanya saja yang kaya kan kakek ku dan bukan aku. Lebih baik aku perpenampilan apa adanya dan tidak berlebihan. Di sekolah yang tau hal ini adalah Cinta. Yuck! Sudahku bilang, dihidupku pasti akan selalu ada wanita menyebalkan itu. Bisa dibilang, Cinta yang selalu tau semuanya tentang diriku.
Aku menerobos pintu gerbang tanpa memperdulikan terikan satpam yang berada dibelakangku. 'Sorry pak!' Seruku yang hanya bisa ku pendam dalam hati.
BRUKKKKK!!
Sial! Aku menubruk salah satu mobil mewah yang terpakir manis di depan pintu masuk gedung utama sekolahku. Aku terbelalak saat melihat bemper belakang mobil itu penyok karna ulahku yang sialan. Aku mendengus kesal memikirkan bagaimana aku bisa menggantikannya. Aku tidak mungkin bicara kepada kakek mengenai hal ini. Sudah pasti aku akan terkena ceramahannya selama berjam-jam. Dan hukuman yang paling menakutkan adalah aku harus menaiki kendaraan yang di sediakan kakek untukku dan berbagai gorila yang selalu mengikutiku kemana-mana. Gorila yang ku maksud adalah bodyguard yang berbadan besar dan berkulit gelap. Itu sunggulah mengerikan.
Syukurlah pagi ini masih sangat sepi sehingga tidak ada orang yang melihatku. Mungkin. Dengan cepat aku kembali menggas motorku dan menjauhi tempat itu. Aku yakin yang mempunyai mobil itu adalah orang berada, masa mengganti bamper saja tidak mampu. Iya kan?
Lupakan masalah itu. Aku mempunyai masalah lebih penting yaitu belum mengerjakan pr Ekonomi pelajaran yang aku benci setelah matematika. Sangat!
Aku berlari menuju kelas dan melihat Lyra yang sedang asik duduk di pojok dan mendengarkan lagu menggunakan earphone sambil menatap ke luar jendela dengan keanggunan khasnya.
"Ly bantuin ngerjain pr. Gue belom!" Lyra menoleh kearahku. Terlihat mata huzzlenya yang bewarna coklat terang membuat setiap lelaki yang melihatnya akan langsung jatuh hati.
Lyra mengambil salah satu bukunya yang berada di dalam tas dan langsung memberikannya padaku. Tentu saja aku menerimanya dan mulai mengerjakannya. Huh! Jika sudah asik dengan musik aku pasti terlupakan. Aku langsung menyalin semua yang ada di dalam buku Lyra. Masa bodoh dengan tulisanku yang sudah tidak akan terbaca. Hanya guru sakti yang dapat membacanya.
"Nev.." panggilnya pelan.
"Hmmm.."
"Kau tahu.."
"Hmm.." Tanganku masih sibuk menulis.
"Pemilik sekolah ini datang dan memeriksa mutu pembelajaran sekolah ini."
Dan aku tidak peduli sama sekali akan hal itu Lyra.
"Begitu kah?"
"Hmm.." Lyra kembali sibuk dengan musiknya.
Segerombolan gadis dengan bibirnya yang berlumuran darah alias lipstik atau semacamnya memasuki kelas dengan bersungut-sungut yang sudah pastinya membuat konsentrasiku terganggu. Aku sedikit menggeram karena aku kelupaan menulis bagian yang mana. Sial. Otak ini hanya mampu mengingat 3 detik lamanya. Kualitas otakku benar-benar buruk. Setelah menemukannya aku kembali terlarut dam kesibukkanku. Hingga berbagai macam suara memasuki pendengaranku.
"Sumpah! Direktur utama sekolah kita benar-benar tampan. Heran dia yang begitu muda sudah menjabat sebagai direktur. Oh God! He's so really damb sexy! " ucap salah satu gadis rambutnya bewarna coklat terang dengan wajah yang pastinya di make up seperti ondel-ondel. Membuatku harus selalu tutup hidung saat berdekatan dengannya. Dialah Joice Walker yang dianggap sebagai ratu sekolah.
"Pertama kali aku melihatnya, otakku langsung membayangkan saat aku bercinta dengannya. Bayangkan dadanya yang penuh dengan bulu. Aww.. so hot!" Sial! Pembicaraan mereka benar-benar kotor. Membuat otakku sulit bekerja. Mereka semua tertawa keras membisingkan seisi kelas. Syasya terus berceloteh tentang isi otaknya yang kotor. Wajahnya yang menurut orang sangat manis seperti girlband korea yang paling mampu membuat para lelaki alay sekolah ini bertekuk lutut di hadapannya.
"Ya. Dia lah pria tampan yang pernah ku lihat." Tambah seseorang yang paling tomboy diantara kedua gadis centil itu. Dean. Rambut hitam pekat dengan rambut pendek yang modis mampu membuatnya tampak manis namun terlihat juga angkuh. Sorot matanya mampu membuat orang lain selain diriku ngacir dari hadapannya. Bisa di bilang Dean adalah bodyguard cantik dari grup tersebut. Karna dialah yang berani bermain otot.
Pernah aku bertengkar dengan Dean karna hal yang sangat sepele. Saat aku berjalan di kantin, aku berpapasan dengan 3 wanita badut ini mereka menyuruhku untuk minggir dari hadapannya. Enak saja mereka bisa memerintahku seenaknya. Aku tetap keras dengan pendirianku hingga Dean mendorong tubuhku dan saat itu terjadilah adegan jambak-jambakan. Padahal aku lebih suka saling tonjok, namun Dean menjambakku terlebih dahulu."GUE PENGEN LIAT PEER!" Teriak seseorang dengan suara yang melengking dan sangat aku kenal. Freaky Girl. Siapa lagi jika bukan Cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE UGLY LOVE
Romance-Nevada Abigail Hell! Demi apa kakek menjodohkanku dengan pria yang kelewat tua itu! Harusnya kakek tau aku masih berumur 17 tahun. Aku tidak mau menikah muda apalagi dengan om-om yang sok berkuasa. Setidaknya aku mau menikmati masa puberku. Seperti...