1 (revisi)

20.2K 333 6
                                    

Sebelumnya maaf kalo banyak typo, ceritanya agak gak nyambung, soalnya ini cerita saya yang pertama kali.
Mohon kritik dan sarannya yah :) jangan lupa suaranya yah ;)
Enjoy it

**********
Namaku Anemi Megan. Aku berasal dari keluarga yang biasa biasa saja. Hidupku pun sangat sederhana, tidak ada hal yang menurutku istimewa. Hari hariku pun sangat lurus, setiap hari tidak ada yang berubah.

Tapi, aku sangat mensyukuri hal itu. Kenapa tidak? Aku tidak ingin menjadi bagian dari mereka yang selalu merebutkan segala sesuatu yang menurutku itu tidak penting. Salah satunya mereka selalu merebutkan pria yang popular di kampus ini.

Seperti.... Nicholas Mackenzie

"Ane..." aku terkejut dan melihat nick berada tepat di sampingku dengan tatapan yang menurutku.... menjijikan.

"Ya, aku disini. Tidak usah memanggilku seperti aku itu tuli." Dia selalu berhasil membuatku kesal, dia orang yang aku benci. Tapi, secara bersamaan aku juga sangat menyayanginya. Dan sayangnya dia adalah sahabat baikku.

Ya, dia adalah Nicholas mackenzie. Salah satu pria yang mempunyai wajah yang tampan, hidung mancung, dan bibir yang err... seksi.

"Belum puas memperhatikan pemandangan indah, huh? Aku tau aku memang tampan, tapi tidak usah melihatku seperti itu juga Ane."

Aku terkesiap "siapa juga yang sedang memperhatikanmu. Kepercayaan dirimu itu selalu saja membuatku ingin muntah"

"Oh ayolah Ane, aku tahu kau ini menyukai ketampananku ini bukan?" Dia menaikan sebelah halisnya.

"Dan kau juga tahu Nicholas Mikael Mackenzie, i really hate you"

"Wow, and i love you sweetheart". Aku merasa pipiku memanas, dia selalu bisa membuatku memerah.

"Wuuuiiihhh, lihatlah dirimu ane, kau sangat cantik dengan warna merah di pipimu itu" senyumnya mengembang.

"Kau tahu sendiri Nicholas, tanpa ini pun aku selalu terlihat cantik bukan?" Jawabku sambil menunjuk kedua pipiku

"Yah, memang kau selalu terlihat cantik anemi megan. Apalagi...." dia mendekatkan wajahnya pada telingaku "kau akan lebih terlihat cantik kalau kau tidak memakai apapun dihadapanku"

"Berhenti main-main denganku Nic! Rayuanmu itu tidak akan mempan untukku." Aku meleletkan lidahku untuk mengejeknya. Walaupun begitu kurasakan pipiku mulai memerah kembali.

Aku beranjak membereskan buku-buku dan segera berdiri untuk menghundari Nic agar tidak melihat wajahku yang memerah.

"Eiiittttssss, jangan marah dulu dong Ane. Baiklah i'm sorry. Dan memang kau tidak akan pernah mempan dengan rayuanku." Dia menghela napas berlebihan sembari menahan siku-ku yang memegang tumpukan buku.

"Baiklah, lain kali aku akan mencoba rayuan yang lain agar aku bisa mendapatkan satu ciuman darimu." Dia mengerling sembari menyodorkan bibirnya kearahku.

"Nic!"

"Haha... baiklah baik. Aku hanya bercanda. Hahaha... hentikan Ane, wajah tampanku bisa lecet dan nanti harga jualku menurun." Ucapnya seraya menghindari pukulan pukulan dari tumpukan buku yang aku bawa.

"Go to the Hell!"

********
Hey ketemu lagi
Aku cob revisi lagi yah ceritanya
Tadinya sih aku mau hiatus sekalian cerita ini aku mau dihapus. Rencananya mah aku bakalan jadi pembaca ajja. Soalnya aku ngerasa belum cukup ilmu buat bikin cerita
Tapi liat kalian masih pada vote dan masukin cerita ini ke reading list kalian, yaaahhhh aku jadi semangat lagi

Salam

My (Bad) BestfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang