Gelap lurus

324 6 0
                                    

     Jodi larut bersama hujan, dan seakan bernapas bersama kenangan, dan lelap bersama semua keindahan semu yang di hadirkan oleh dunia ini, di senja yang mulai menampilkan jingga nya mata jodi menyorot kearah jendela kamar , dia sering kali berbicara sendiri. Jodi seakan binggung kepada siapa dia harus membagi semua rasa keluh kesah dan duka itu, dia sudah coba berbicara pada rintikan hujan, bahkan coba mengadu pada peri taman ! namun dia hanya mendapat jawaban yang sama, bisu .
Jodi ingin sekali bercerita tentang "dia" dia yang selalu membuat semangatnya datang dan kadang dialah yang membuat semangat itu kembali pudar.
Jodi kembali teringat apa yang dia dapatkan beberapa hari yang lalu saat awan bergerak pelan di rabu sore, jodi yang sabar menunggu wanita pujaan nya datang, mereka berjanji untuk datang di sebuah acara pementasan seni daerah, dia menunggu nya di sebuah halte bus yang di padati calon penumpang, dengan 2 tangkai bunga mawar yang dia beli sebelum berangkat dari rumah, harapan nya hanya agar bunga itu dapat membagikan bau harum nya pada dia. Setelah beberapa waktu menunggu ponsel yang tak lepas dari genggaman nya berdering.

"kriiing kriiing kriing" 

sebuah pemberitahuan pesan BBM masuk dan dari nada pesan nya jodi tau, ini dari larrisa dan buru buru ia buka pesan itu .
"aku ga bisa dateng, kamu pergi aja sendiri, aku ada tugas kelompok mendadak maaf ya! "

Lelaki muda itu hanya tersenyum memandangi ponsel nya, dan kakinya mulai melangkah meninggalkan halte yang mulai sepi itu sembari mengengam setangkai bunga yang sudah kecewa itu . Fikiran nya masih jernih dan mengatakan bahwasanya dia memang benar benar sibuk sehingga lupa mengabari sehingga menjadi mendadak begini. Sembari berlari kecil menuju rumah nya jodi mengetik kan pesan balasan untuk larrisa.
"semangat ya kerja kelompok nya.  J"

Jodi berharap dan menunggu ponsel nya kembali berdering, bagi jodi hujan selalu memiliki kenangan,hujan selalu menghidupkan memori lama, dan bau hujan ini selalu membawanya kepada laci laci kecil kenangan, cinta itu hadir kembali karna kenangan,bersemi karna perhatian dan bertahan karna kesetiaan, berbicara mengenai balasan semua itu ada waktunya pikirnya.

   Jodi menarik gagang pintu kamarnya dan decitan suara engsel pintu itu terdengar pelan,
"ciiiiiit"

Makin terasa sunyi yang tak terbendung, bunga yang tadinya di dalam tas dia keluarkan dan di letakkanya di dalam vas yang ada di atas meja belajarnya, malam itu rasanya dia tak tau harus berkata apa pada 2 tiket yang sudah di persiapkan dari beberapa hari sebelumnya, ini seperti luka atau hanya sekedar goresan kecil baginya,dan jodi percaya semua luka dan goresan akan sembuh perlahan, dan biarkan saja waktu yang menjadi penawarnya, jodi merasa ada yang tak mau di makamkan itulah kenangan yang selalu di hidupkan di setiap kesunyian, jodi tau dan pada akhirnya cinta adalah sebuah kebutuhan, dan ketahuilah rasa terindah dalam hidupmu adalah di saat kehadiran mu menjadi sangat berarti untuk orang lain.
Jodi kembali bergumam dengan segala perasaan tak menentunya yang sering datang tanpa dia undang .

" terima kasih untuk hari ini aku sangat  senang sudah mendapat  alasan dari mu yang akan ku ceritakan pada 2 tiket yang bisu ini"

Dan malam ini akan terasa begitu dingin, ya pastinya dingin untuk orang yang tidak pernah punya kenangan yang hangat, dan mereka pernah bilang ketika kamu menemukan cinta dalam hidupmu,waktu berhenti, dan itu benar,  hidup ini singkat  tidak ada waktu untuk meninggalkan kata kata penting tak terkatakan. 22.41

​"terkadang apa yang baru saja kita lihat atau kita temui, akan terasa lebih   indah di bandingkan hal yang sudah biasa kita rasakan"

Dua Sisi Harapan (sudah terbit)Where stories live. Discover now