Harapan Yang Terlambat
Larrisa dan orang tua Jodi risau menunggu di luar ruangan ICU rumah sakit, disana sudah 2 hari Jodi terbaring setelah mengalami sakit kepala yang luar biasa. Mereka menantikan kabar dari Dokter yang menangani Jodi saat itu Jodi yang sudah di diagnosa mengidap penyakit kelainan pembuluh darah ( Malaformasi arteriovenosa) ternyata penyakit ini sudah di idap Jodi sejak dia kecil namun tidak ada penanganan serius yang di ambil oleh orang tua Jodi di karnakan tidak adanya tanda tanda Vital yang dapat membahayakan nyawa Jodi.
" Saudara Jodi masih dalam keadaan koma dan belum ada tanda tanda dia akan sadar "
Seorang dokter tua keluar dari ruangan itu dan menghampiri mereka yang sudah dari tadi menunggu dokter itu keluar , tampak disana wajah wajah kurang tidur dan khawait akan kondisi Jodi saat itu , Larrisa yang mendapatkan kabar dari orang tua Jodi mengenai keadaan Jodi saat itu tidak berfikir lama untuk datang kerumah sakit untuk melihat keadaan Jodi dan memberikan dukungan moril kepada orang tua Jodi. Nyatanya bukan hanya orang tua Jodi yang butuh dukungan Moril begitu juga Larrisa dia sangat butuh terlebih Jodi adalah orang yang pernah hadir di dalam hidup nya dan bukan hanya sekedar hadir disana tapi Jodi jugalah yang membuat nya sadar bahwasanya apa yang kita miliki sekarang bisa jadi itu adalah hal ter indah yang pernah kita miliki seumur hidup kita dan Larrisa baru menyadari nya sekarang .
" Terimakasih Dok, tolong selamatkan nyawa anak kami "
Dengan suara yang sangat pelan dan diiringi jatuh nya air mata yang membasahi pipi tua itu ibu Jodi hanya bisa berharap dan berdoa agak sesuatu yang buruk tidak menimpa anak nya. Arin yang sudah terlebih dahulu di beri kabar mengenai keadaan Jodi tidak terlihat disana entah apa yang ada di fikiran nya , entah apa yang membuat nya tidak kunjung datang untuk melihat sosok laki laki yang pernah menjadi alasan nya untuk menangis dan menjadi alasan nya untuk tetap tertawa di dalam keadaan buruk sekalipun . Larrisa menoleh ke arah sudut ruangan Rumah sakit dilihat nya disana Erik yang terlihat begitu terpukul sama hal nya dengan dia , Erik hanya menunduk kan kepalanya dan mengepal tanggan nya entah apa yang sedang dia lakukan , mungkin berdoa untuk kesembuhan sahabat nya itu .
" Rik kamu sudah sarapan ? kalau belum ayo kita sarapan dulu "
" Aku tidak ingin makan saat ini Sa yang aku mau hanya melihat Jodi kembali bangun dan kembali tertawa bersama kita "
Ajakan Larrisa tak di indahkan Erik , dia ikut duduk disana sembari mengusap punggung Erik dia tahu persis seberapa terpukul nya Erik saat itu . Tidak ada yang menyangka bahwasanya hal ini akan menimpa Jodi padahal sebelum nya Jodi tidak pernah mengeluh mengenai penyakit nya terlebih sakit kepala yang hebat, semuanya baik baik saja . Dari ujung koridor rumah sakit Firza berlari seperti seorang kebingungan dan dia melihat Erik yang duduk dengan seseorang wanita yang tidak pernah dia lihat sebelum nya , wanita bukan Indah apalagi Fina .
" Rik bagaimana keadaan Jodi? Apakah sudah ada perkembangan ?"
" Belum ada za, kita berdoa saja agar semuanya baik baik saja "
Firza ikut duduk disana dan menanyai Erik mengenai bagaimana bisa penyakit itu datang dan membuat Jodi terbaring lemah disana. Erik menceritakan semua yang di tau dan semua yang dia dengar dari orang tua Jodi seperti tidak ada angin dan tidak ada hujan semuanya terjadi begitu cepat , Larrisa yang masih duduk disana sepertinya tidak mengndahkan obroran mereka berdua dia termenung jauh , dia kembali mengingat semua hal yang pernah dia lewati bersama Jodi disana muncul banyak sekali penyesalan penyesalan yang sudah sangat terlambat untuk Larrisa sesali. Disana dia tumpahkan semua semua yang sudah dia sesali untuk waktu yang sudah dia buang dengan menyakiti hati Jodi bukan hanya sekali atau dua kali tapi sering kali . Erik dan Firza tidak bisa berbuat apa apa mereka hanya membantu menenangkan nya walaupun mereka tau sebesar apa penyesalan Larrisa saat itu .
YOU ARE READING
Dua Sisi Harapan (sudah terbit)
RomanceHarapan adalah hal yang tidak seharus nya di fikirkan, ya . Untuk mereka yang sudah di jatuhkan oleh nya. Harapan adalah satu satunya jalan untuk menjacapai titik tertinggi dari kehidupan, ya. Untuk mereka yang masih bergelut dengan nya . - Dua si...