Semua demi puisi Motor yang di kendarai Erik dan Jodi memasuki gerbang kompleks perumahan .
" Aku ra popo",
Erik yang duduk dibelakang itu sibuk memerhatikan nama jalan yang cukup untuk membuat jidat nya berkerut sekian lipatan, sama berkerut nya seperti membaca alamat yang di tuliskan Arin di sehelai kertas, dia bertanya dalam hati, apakah orang yang menamai jalan itu cukup sadar waktu yang di bacanya adalah jalan Neraka Jahanam , Jalan Sesat , Jalan Perawan, perawan keriput, jalan perjaka? Tapi dimanakah jalan Istri muda yang di tuliskan Arin?
"Rik, rumah Arin sebelah mana ni? Nama jalan nya apaan?"
Tanya Jodi, Erik tidak juga menyuruh berhenti,
" Bentat dulu dong, orang masih nyari"
mata Erik sibuk membaca palang jalan.
"Tanya siapa kek, mana Security nya nggak ada lagi?"
Erik pun menurut, dia meminta Jodi berhenti waktu di hadapan nya ada seorang lelaki paruh baya yang mengunakan seragam Security yang lagi duduk nongkrong sambil matanya melirik ke arah kiri dan kanan tanda waspada .
" Berenti di depan Jod, kita Tanya Bapak itu tuh"
Jodi berhenti di depan pos security itu, Erik turun dari motor, satu hal dari si Bapak yang menarik perhatian adalah topi warna pink cerah yang di pakai nya yang bertuliskan " maco gak?"
" Maaf pak mau Tanya, jalan istri kedua di mana ya pak?"
Erik dengan sopan sedikit membungkukan badan nya.
" istri kedua?"
Si baoak tampak berpikir sambil menghembuskan asap rokok nya ke udara,
" istri Kedua saya di kampung"
Erik merasa di pecundangi oleh sibapak, selain karna pertanyaan nya yang di jawab tidak sesuai kemauan nya kenyataan yang lebih pahit adalah bapak itu memiliki istri kedua yang berada di kampung." Bukan istri kedua bapak yang saya Tanya,, maksud saya JALAN ISTRI KEDUA?"
Erik mengkonfirmasi lagi pertanyaan nya sembil mengaruk garuk kepalanya . Jodi menahan gelak dan senyum dengan mulut yang penuh dengan oksigen tawa dan dia sangar ingin tertawa saat itu.
" oooh, jalan istri kedua? Bilang dong, jalan istri kedua itu di saaaaaaaaa......"
Si baoak sok keren sambil sok bener menunjuk tak tentu arah .
" yee si bapak..."
" iya, pak jalan istri kedua, di sebalah mana ya?"
Tanya erik lagi , kali ini jodi ikut memperjelas pertanyaan mereka.
" ya sesudah istri pertama dong"
Erik binggung. Dia melihat sibapak tiba tiba tertawa dan mulai memasang wajah serius ." di sebelah sana, 2 gang setelah pos ini sebelah kiri "
Erik makin binggung, dia melirik Jodi yang sama tidak mengerti nya,
" gini deh, pak. Bapak tau alamat ini ga?"
Akhir nya Erik menunjuk kan kertas yang di berikan Arin itu kepada sang bapak yang maco tidak karuan ini, mungkin cara itu lebih gampang dari pada mereka bertanya namun malah di balikin nanya,
Si Bapak membaca kertas itu dengan saksama , lalu,
" oooohh..... jalan istri kedua ya? Bilang dong dari tadi, jalan istri kedua, gimana siih,"
YOU ARE READING
Dua Sisi Harapan (sudah terbit)
RomantikHarapan adalah hal yang tidak seharus nya di fikirkan, ya . Untuk mereka yang sudah di jatuhkan oleh nya. Harapan adalah satu satunya jalan untuk menjacapai titik tertinggi dari kehidupan, ya. Untuk mereka yang masih bergelut dengan nya . - Dua si...