Tak terasa hubungan Cinta dan Raka sudah berjalan hampir tiga minggu. Cinta tak meragukan lagi kata cinta yang pernah Raka ucapkan kepadanya malam itu. Malam di mana Raka memintanya kembali menjadi kekasihnya tanpa ada perjanjian atau syarat apa pun. Saat itu, ia belum yakin dengan apa yang dirasakannya kepada Raka. Namun Raka terus membuktikan seberapa besar rasa cintanya itu kepada dirinya.
Raka benar-benar membuat Cinta jatuh cinta kepadanya. Ia tak hanya memberikan perhatian untuk kekasihnya saja, pada bunda Cinta pun, Raka terlihat menyayanginya. Jika Raka sedang tak sibuk, maka ia akan menemani Cinta untuk menjaga bundanya di rumah sakit. Tak ada hal yang lebih buruk bagi Cinta, di saat ia harus mendengar kabar bahwa bundanya telah dinyatakan koma. Raka yang selalu memberikan Cinta kekuatan agar selalu bisa tegar menghadapi semua yang sedang dialaminya.
Hari berganti hari, Cinta semakin membutuhkan kehadiran Raka di sisinya. Walau terkadang setiap hari mereka tak selalu bertemu, tapi mereka selalu memberi kabar satu sama lain. Cinta pun sudah mulai merasakan rindu kepada kekasihnya, Raka. Sudah tiga hari ini, Raka seakan menghilang. Cinta sudah mencoba menghubunginya, namun hanya suara operator merdu yang menjawabnya. Berbagai macam pesan yang Cinta kirimkan lewat beberapa media tak kunjung mendapat balasan. Membuat Cinta semakin khawatir kepada kekasihnya itu.
Kemarin, saat Cinta mengunjungi apartemennya pun, Raka tak ada. Entah di mana Raka sekarang. Abyan dan Keiza pun tak tahu menahu keberadaan Raka. Bukan hanya merindukan sosoknya saja. Namun Cinta juga merindukan perhatian Raka kepadanya. Merindukan cara Raka mencintainya. Ia merindukan semua yang ada pada diri Raka-nya. Ia berharap hari ini bisa bertemu dengan Raka di kampus. Karena hari ini adalah jadwal Raka mengajar di kelasnya.
Cinta berjalan santai menuju ruang kelasnya. Sepanjang perjalanan menuju kelas, otaknya memutar kembali kenangannya bersama Raka. Kala itu Cinta benar-benar terpuruk setelah mendengar bundanya terkena serangan jantung dan juga kemungkinan bahwa bundanya akan mengalami koma. Di saat itu juga ia mengetahui bagaimana Raka mencoba mencari keberadaannya hanya karena mengkhawatirkan dirinya. Entah mengapa, Raka selalu ada jika Cinta sedang mengalami sesuatu yang buruk.
***
Air mata Cinta semakin mengalir deras saat melihat siapa yang memanggilnya. Lelaki itu ikut terduduk di samping Cinta. Kemudian memeluk tubuh Cinta dengan erat. Tangis Cinta pun semakin pecah. Ia menumpahkan semua rasa sakit dan rasa takutnya melalui air matanya. Cinta memeluk lelaki itu dengan erat. Lelaki itu mengusap punggung dan mengelus-elus kepala Cinta dengan penuh sayang. Mencoba memberikan ketenangan kepada Cinta.
Lelaki itu hanya terdiam. Ia sama sekali tak mengucapkan sepatah kata pun kepada Cinta. Ia merenggangkan pelukannya kepada Cinta. Disekanya air mata Cinta yang masih saja terus mengalir. Ia menatap Cinta dengan lekat lantas mencium kening Cinta dengan penuh sayang. Cinta tak melepaskan kedua tangannya yang melingkar di perut si- pack lelaki itu.
“Sayang, sudah ya menangisnya. Aku bingung nih kalau kamu menangis terus. Ada apa, Sayang? Kamu kenapa?” tanyanya kepada Cinta.
Cinta masih terisak. Raka kembali memeluk kekasihnya.
“Kita pulang ya!” ajak Raka
Cinta menggeleng. Terdengar suara helaan napas yang berembus dari Raka. Raka menegakkan tubuh kekasihnya yang bersandar di dada bidangnya. Ia menatap wanitanya dengan lekat. Sedangkan Cinta hanya menunduk. Tangan kanan Raka terulur untuk mengangkat dagu Cinta hingga mata mereka saling bertemu. Melihat mata sendu kekasihnya, hati Raka merasa teriris. Raka bisa melihat kesakitan yang sedang dirasakan oleh Cinta.
“Jangan begini, Ta! Kasih sedikit beban kamu sama aku. Ada apa, Sayang? Cerita sama aku!” ujar Raka.
Air mata Cinta kembali menetes. Raka yang melihatnya segera menghapus air mata itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia
ActionSebagian part sudah unpublished. Cerita ini sudah tersedia dalam bentuk novel dan e-book. Jun30,2015 ©