Raka memandang keadaan sekitar ketika mobilnya mengikuti mobil Komandan Rio memasuki halaman rumahnya. Ia tak menyangka jika Komandan Rio akan membawanya pulang ke rumahnya sendiri. Rahang kokohnya mulai mengeras ketika mobilnya terparkir di samping mobil mewah kakak kandungnya.
Semenjak Raka mengetahui perihal percakapan Raja dan Zayn, dirinya tak pernah bertemu langsung apalagi mengobrol berdua dengan kakaknya itu. Ia seakan menghindari untuk bertemu berdua secara face to face dengan kakaknya. Emosinya akan menyulut ketika melihat kakak kandungnya berada di hadapan. Hatinya tak pernah mempercayai percakapan itu, namun bukti yang dimilikinya sangat jelas dan pasti.
"Kenapa kita ke sini Komandan?" tanya Raka.
"Bertemu dengan Zayn," jawab Komandan Rio sembari berjalan memasuki rumah Raka.
Raka mengumpat dalam hati. Ia tak pernah menyangka jika Komandan Rio akan bergerak langsung seperti ini. Pintu utama rumah Raka terbuka sesaat setelah Komandan Rio menekan bel.
"Den Aly, silahkan masuk Den," ucap Mbok Ranti.
Raka tersenyum kecil, mencoba menutupi kekesalannya, "Bang Zayn di mana sekarang?"
"Den Zayn ada di Dojo belakang Den," Raka mengangguk mendengar jawaban mbok Ranti.
"Terima kasih mbok," ucap Raka.
Raka dan Komandan Rio segera masuk dan langsung menuju Dojo, tempat latihan bela diri. Raka menghampiri kakaknya Zayn yang sedang berlatih judo dengan salah satu bodyguard mamanya.
Brug.
Suara bantingan keras terdengar ketika Zayn membanting lawannya dalam hitungan detik.
"Nanti kita lanjutkan lagi pak Alan," ucap Zayn.
"Siap Den," balas pak Alan.
Pak Alan pun berlalu melewati Raka sembari tersenyum. Namun Raka bergeming, memasang wajah flat - nya yang sudah bercampur emosi saat ini. Zayn tersenyum menatap adiknya dan juga Komandan Rio. Ia menjabat tangan Komandan Rio terlebih dahulu sebelum menyalami adiknya Raka.
Ketika tangan kanan Zayn terulur ke arah Raka, dengan gerak cepat tangan kiri Raka segera mencengkeram lengan kanan Zayn sedangkan tangan kanannya menekan rahang kokoh Zayn ke samping kiri. Kaki kanan Raka kemudian menjegal salah satu kaki kiri Zayn lantas membantingnya dengan keras.
Brug.
"Damn it!" Umpat Zayn terkejut.
Dalam judo, Raka memang lebih dominan dari pada Zayn. Sedangkan Zayn lebih ahli pada jiu jitsu. Keduanya akan sama - sama kuat jika saling beradu. Karena judo dan jiu jitsu memiliki jurus yang hampir sama. Rahang kokoh Raka mengeras. Kedua matanya menatap Zayn dengan tatapan tajam menyeruak. Komandan Rio yang sudah sangat hafal dengan watak keduanya hanya terdiam tanpa ingin melerai.
Zayn beranjak untuk berdiri, "Lo apa - apaan sih dek?"
Bug.
Zayn kembali terhuyung. Ia yang belum bersiap tak mampu menghindari serangan Raka yang lebih cepat dari arah detik jam. Kedua kakak beradik itu saling beradu pandang. Zayn menghela nafasnya. Ia tahu adiknya sedang emosi kali ini.
"Let's play!" Ajak Zayn.
Raka terdiam. Namun ia sudah bersiap - siap untuk melawan serangan kakaknya Zayn. Komandan Rio tersenyum simpul.
"Ganti baju kamu dulu Raka! Kasihan nanti Cinta, Raka junior sesak nafas karena celana jeans kamu," ujar Komandan Rio yang membuat Zayn terkekeh geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia
ActionSebagian part sudah unpublished. Cerita ini sudah tersedia dalam bentuk novel dan e-book. Jun30,2015 ©