Extra Part (2)

9.6K 475 13
                                    

Akhirnya! Ini adalah part terakhir dari yang akhir. Maafkan kalau kepanjangan dan membosankan dan nggak jelas dan lain-lain sebagainya.

Aku hanya seorang siswa yang punya hobi menulis. Makasih yang udah mau nyempetin waktunya buat baca. Seneng banget rasanya.

Jangan lupa mampir diceritaku yang lain ya, teman-teman!! (belum di share sih, hehe)

***

"Oh, rupanya kalian. Ayo, silahkan masuk."

"Terima kasih, Dyl." ucap John sambil memapah Liana yang terlihat lemah.

"Ada apa dengan Liana?" tanya Dylan khawatir saat melihat wajah Liana yang sedikit pucat.

"Sejak kemarin ia mengeluh mual dan pusing. Lalu semalam, ia demam tinggi. Tapi untungnya sekarang demamnya sudah turun. Hanya saja, aku takut kalau ia keracunan burger keju yang aku belikan." Liana memutar matanya mendengar penuturan John.

"Aku sudah bilang, John. Itu tidak mungkin. Sepertinya aku sakit karena kita mandi hujan pagi-pagi kemarin. Kalau aku keracunan, bukankah seharusnya kau juga? Kan kita makannya berdua."

"Tapi kan, aku juga ikut mandi hujan, sayang. Jadi, seharusnya kita berdua sakit kan?" Dylan mengernyit heran menatap mereka bergantian.

"Kalian berdua orang dewasa. Tapi mengapa malah mandi hujan?" John menyengir lebar.

"Liana yang mengajakku. Kebetulan kemarin hari minggu, jadi aku menyetujuinya. Akhir-akhir ini, ia sering sekali berubah emosinya dan meminta sesuatu yang aneh." Dylan makin mengernyit bingung.

"Aneh?!" geram Liana.

"Sstt.. Kau sedang sakit, sayang. Tidak baik kalau terus-terusan marah." Liana memutar bola matanya.

"Oh iya Dyl.. Apa menurutmu aku hanya sekedar demam biasa? Apa aku tidak keracunan makanan? Atau jangan-jangan.. Maag-ku yang sudah lama hilang, kambuh lagi."

"Aku tidak bisa memastikan kau sakit apa sebelum memeriksanya. Naiklah, biar kuperiksa dulu keadaanmu." lalu, Liana naik ke atas ranjang untuk diperiksa oleh Dylan.

Dylan memeriksa denyut nadinya, tekanan darah, dan segala macam tes lainnya. Setelah ia selesai di periksa oleh Dylan, Liana kemudian turun dibantu oleh John.

Namun, tiba-tiba ia berlari menuju kamar mandi sambil menutup mulutnya. John yang terkejut langsung berjalan menyusulnya.

Saat keluar dari kamar mandi, John menggendong Liana hingga ke sofa.

"Aku lapar." gumam Liana. John menepuk-nepuk pelan punggung Liana yang tengah duduk di pangkuannya. Liana melingkarkan lengannya di pinggang John dan menyenderkan kepalanya dibahunya. Entah apa yang John bisikkan, membuat Liana tersenyum dan memeluknya erat.

Dylan yang sedang membuatkan teh, mengamati tingkah mereka. Ia menggeleng pelan sambil tersenyum melihat pasangan itu yang selalu romantis dimana pun dan kapan pun.

Lalu, ia mengernyit bingung saat melihat John menepuk-nepuk pelan punggung Liana sambil menyanyikannya lagu. Persis seperti ingin menidurkan anak kecil.

"Sejak kapan Liana berubah menjadi manja seperti itu?" Dylan mengernyit heran memperhatikan Liana. Sementara Liana yang sedang menyenderkan kepalanya di bahu John langsung menoleh dan menatap tajam Dylan.

"Wow.. Cukup menyeramkan." gumam Dylan. John tertawa mendengar ucapan Dylan.

"Entahlah.. Menurutku pada dasarnya istriku ini memang manja. Tapi aku suka." John mencium pipi Liana.

"John!" Dylan menggeleng pelan sambil tersenyum geli melihat mereka berdua.

"Sebenarnya, ada beberapa hal yang ingin aku tanyakan." ujar Dylan sambil menyerahkan teh hangat untuk mereka berdua.

5 Days, and I'm in Love With You✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang