Haloooww... makasih buat yg udah mau comment. Wkwkwk. Ini aku lanjutin kaaaan. Maaf yaa. Byk ceritaku yg masih nge gantung nih. Jd pusing mau selesaiin yg mana dluuu.
Jadi, ini buat kalian yg sudah bersedia vomment yaaak. Arigatou...
Selamat membaca ^_^
***
Musim dingin datang. Para murid sudah sibuk berkemas, tidak sabar dengan rencana liburan yang mereka susun bersama keluarga dan teman. Salju mulai turun, menyelimuti menara-menara Hogwarts dan membekukan jendela. Badai hanya kadang-kadang terjadi mengingat ini baru awal musim dingin.
Hermione berjalan cepat di sepanjang koridor, merapatkan mantelnya dan mencari-cari Harry serta Ron dan Ginny. Mereka ada di meja makan Great Hall, memperhatikan permainan catur bar-bar Ron dan Harry. Hermione ikut memperhatikan sejenak. Pertandingannya tidak berjalan lama setelah Ron men skakmat Harry. Perwiranya bergulat dengan satu bidak, menghancurkan ujung nya dengan sekali hantam, Hermione sampai mengernyit dibuatnya.
"Hai, Hermione." Sapa Ron dengan seringai puas, berhasil menghancurkan Harry lagi.
"Hai, Mione." Akhirnya Harry menyapanya juga sambil membereskan catur mereka.
"Kalian sudah selesai berkemas?" tanya Hermione mengambil tempat duduk di samping Ginny.
"Aku sih sudah. Kalau Ron dan Harry, aku yakin mereka hanya menjejalkan barang ke koper mereka sembarangan." Jawab Ginny sambil melirik pada kekasih dan kakak laki-lakinya.
Setelahnya mereka keluar menuju halaman, bergabung dengan beberapa anak dari Slytherin dan Hufflepuff yang sedang perang bola salju. Ron baru akan melempar segenggam bola salju pada Neville, tapi Crabbe sudah mendahuluinya duluan. Neville yang malang. Dia langsung terduduk diatas salju empuk. Di seberangnya Malfoy dan kelompoknya tertawa geli.
Harry seperti biasa akan membalaskan hal itu. Dia mengubah haluan lemparan menuju ke kepala Crabbe. Anak bertubuh bongsor itu berhenti tertawa dan matanya memincing ketika melihat Harry dari tempatnya berdiri. Teman-temannya melakukan hal yang sama sementara tangan mereka membentuk gumpalan bola yang jauh lebih besar. Sebentar saja Gryffindor dan Slytherin sudah terlibat perang bola salju.
Hannah dan Ernie yang malang. Mereka terjebak di tengah-tengah kedua kubu dan sudah berkali-kali terkena serangan yang nyasar.
"Cepat pergi dari sana!" Hermione memperingatkan mereka, syukurnya mereka bisa mencari celah untuk keluar dari kekacauan ini.
"Tidak ada waktu mencemaskan orang lain, Granger!" wajah Hermione terkena hantaman bola salju Draco. Pemuda itu bersorak keras dan melakukan tos dengan Theodore Nott begitu saljunya membuat Hermione terdorong mundur ke belakang. Ron dan Ginny yang keburu tersulut amarahnya langsung melontarkan bola raksasa yang mereka rancang ke wajah Draco. Hermione senang mereka berhasil. Sungguh, dia tidak mau membuang-buang tenaga melakukan perang kekanakan seperti ini.
Anak-anak yang terlibat perang salju baru berhenti satu jam sebelum keberangkatan Hogwarts Express. Para murid berbondong-bondong menuju ke kereta yang akan membawa mereka ke London itu. Memeluk erat sahabat-sahabatnya, Hermione sekali lagi menggumamkan permintaan maaf karena membatalkan untuk ikut. Syukurlah Ron bahkan tidak mengingat lagi kemarahannya. Dia masih terlalu puas karena berhasil menimpuk muka Draco dengan bola salju.
"Kau harusnya memotret wajah bodohnya, Harry! Bloody Hell kita sangat beruntung tadi." Oceh Ron pada Harry.
"Ya,ya, Ron. Baguslah. Lebih baik sekarang kalian masuk karena pluit sudah bunyi berkali-kali. Sampaikan salamku pada Arthur dan Molly, okay?" Hermione memotong ucapan Ron sebelum dia mulai lagi menyebutkan soal menimpuk wajah Draco Malfoy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dramione-Magic
FanfictionMalfoy sudah terselamatkan dari ancaman mendekam di Azkaban. Hermione pikir, pemuda angkuh itu akan sedikit menjaga sikap, minimal tidak lagi mencari masalah dengannya dan sahabat-sahabatnya. Sialan, buang saja harapan itu ke laut! Dia masih memangg...