- 1 -

53.4K 2.3K 71
                                    

HELAI SATU
_

That Clover

-

Entah pahit atau manis, kenangan masa lalu akan menjadi ingatan yang melekat. Bahkan jika kita tak selalu mengingatnya.

Pagi ini udara cukup dingin. Dedaunan dan rerumputan pun terlihat lebih basah, bukan hanya oleh embun tapi juga oleh segarnya air sisa hujan semalam. Seorang laki-laki nampak keluar dari kamar mandi di kamarnya. Setelah mengeringkan tubuhnya segera dia memilih pakaiannya.

Tak ada meeting pikirnya, dia memilih berpakaian lebih kasual namun tetap resmi. Ada beberapa dokumen yang harus di periksa sebelum ditanda-tangani, dan ada beberapa janji dengan teman dan koleganya hari ini.

Dinginnya pagi ini cukup menusuk, selain kemeja polos dan celana jeans dia harus mengenakan baju hangat untuk pelapis luarnya. Pilihannya jatuh pada sweater rajut warna putih bermotif daun di punggungnya.

Sweater itu sudah tak baru lagi, warnanya putih tulang tapi design dan kerapihan rajutannya akan menampakkan aura gagah pada si pemakainya. Sweater itu, sweater favoritnya dan sudah lebih dari sepuluh tahun menemaninya. Tubuh tinggi dengan dada bidang dan kulit bersihnya telah dibungkus pakaian yang dengan model apapun akan selalu cocok dia kenakan.

Setelah dirasa rapi, bergegas dia menuju ruang makan.

"Assalamu'alaikum. Pagi mbok, Pak Amin, Anak-anak sudah bangun?" sapa laki-laki itu pada suami istri asisten rumah tangganya.

"Wa'alaikumussalam." Pak Amin-suami mbok Jum-tersenyum. Disesapnya kopi hitam yang isinya tinggal seperempat gelas.

"Wa'alaikumussalam," jawab mbok Jum hampir bersamaan dengan pak Amin.

"Anak-anak sedang siap-siap sama Minah pak." Lalu Mbok Jum kembali ke dapur.

Laki-laki itu lalu mulai menyeruput kopi susunya.

"Pak Amin, Sampaikan ke anak-anak, saya tidak bisa mengantar mereka karena ada janji pagi ini yaa."

"Insya Allah Pak, nanti saya sampaikan."
Laki-laki itu lalu menyeruput kopinya kembali hingga tandas. Segera pamit setelah meletakkan cangkir kopinya. "Saya berangkat dulu ya Pak Amin, Assalamu'alaikum."

Tentu saja tak lupa dia menyalami Pak Amin. Pria paruh baya yang bersama Mbok Jum istrinya, sudah hampir sepuluh tahun mengabdi di keluarganya.

"Wa'alaikumussalam, segera punya istri pak, biar hidup bapak lebih berwarna." Pak Amin tersenyum setelah melontarkan ucapan yang menyiratkan pengharapannya.

Laki-laki itu mengulum senyum dan berlalu menuju garasi.

Ddrt ddrt ddrt

Ponselnya berbunyi saat laki-laki itu mencapai garasi.

"Assalamu'alaikum, ya Dan ada apa?"

"Wa'alaikumussalam, cuma mengingatkan pagi ini ada janji dengan dokter Ismail," ujar Danu dari seberang sana.

"I won't forget Dan, karang gigi ini sudah cukup mengganggu."

"Okay then, i'll see you in the office, Assalamu'alaikum." Danu menutup telponnya.

"Wa'alaikumussalam... mmmh kebiasaan, belum dijawab sudah ditutup," gumam laki-laki tersebut.

Sesampainya di samping mobil sport favoritnya, dia membuka pintu mobil, menyalakan lalu melaju menembus jalanan Jakarta di pagi hari.

CLOVER [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang