Meet Saphira

3.8K 161 64
                                    

Rumah sakit ini adem, segala peluh dan gerah sudah tertinggal di pintu masuk loby. Berjalan di selasar barat saya celingak-celinguk mencari ruang poli gigi. Katanya dokter gigi yang nyaman dan cantik praktek pagi di rumah sakit ini.

Rasa lega menangkup dada saat papan nama dari bahan aluminium steel menunjukkan tulisan POLI GIGI. antrian pasien sudah kosong, suster yang biasa berjaga di meja depan pun sudah takada. Ternyata siang begini praktek hampir usai, semoga dokter itu masih di ruangan.

Tok tok

Saya ketuk pintu dan mengucap salam dengan ragu-ragu, terlalu senyap. Haduh balik lagi aja apa yaa. Ah sekali lagi deh. Kembali pintu saya ketuk dan salam saya ucapkan, kali ini lebih kencang.

"Wa'alaikumussalam, masuk."

Suara lembut namun tegas terdengar dari balik pintu. Alhamdulillah, lega. Ga sia-sia deh panas-panas ke sini. Pintu saya buka, Alhamdulillah dia ada. Wajah cantiknya terkejut dengan rona riang terpahat pada mulanya tapi berubah merengut pada detik berikutnya.

Ya, dia Saphira. Dokter gigi favorit di rumah sakit ini. Saphira yang terlihat lebih berisi karena sedang menjalani kehamilan trimester ke-2.

"Kemana aja, Kak?"

Saya nyengir, kikuk. "Nggak kemana-mana, cuma kemarin nebeng akun pena."

"Di sini sepi update-an, apalagi lapak ini. Lapak ini kan penghuni sulung di sini."

"iya, sekarang Kakak dah di sini. Kakak datang bawa kabar."

"Apa?"

"Mau promo #kesanbacaclover, boleh?"

"Cuma promo, nggak ada yang lain?"

"Ada, kakak bawa kabar dan pengin ngobrol-ngobrol tentang tokoh-tokoh clover."

"Wow, great. Oh iya lupa, silakan duduk-duduk. Mau minum apa?"

"Air mineral saja."

Ruang praktek ini nyaman, selagi menunggu Saphira mengambil air mineral dalam lemari kabinet, saya mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan.

Ruangannya luas, wangi lavender samar-samar tercium bercampur dengan sejuknya udara ruangan yang berpendingin. Kursi yang saya tempati empuk, dan oh jangan lupakan juga meja di hadapan saya yang tertata rapi ATK khas meja dokter. Tapi yang ini lebih bernuansa hijau karena bermotifkan clover.

Saphira datang dengan air mineral dalam gelas, mengulas senyum saat menyadari arah pandang saya.

"Masih suka koleksi clover?" tanya saya retoris.

"Haruslah Kak, apalagi sekarang ada teman yang bisa diajak ngoleksi bareng."

Oh ya, saya mengangkat alis.

"Luna, gadis abg itu jadi freak sama hal-hal yang bermotif clover. Diminum Kak?"

Air saya minum dengan perlahan, meresapi dinginnya yang menyentuh dinding esofagus, tuntas dahaga saya. Saphira menatap saya dengan geli, mungkin pikirnya ni orang baru nemuin air mineral apa.

"Oya Phi, kenapa harus clover? Nggak khawatir tertukar dengan lambang clover St. Patrick day dan mitos keberuntungan four leaf clover?"

Saphira tersenyum menanggapi pertanyaan saya.

"Kalau ditanya kenapa clover, sepertinya sudah terjawab di part-part awal cerita ini yaa. Tapi kalau ditanya apa tidak takut musyrik?

"Ya daun itu sejatinya hanya daun, ciptaan Allah yang diperuntukkan bagi manusia. Nah saat dibumbui dengan keyakinan four leaf clover si pembawa keberuntungan, itu yang harus dihindari. Taklantas menjadikan daun ini jadi haram. Pandangan manusianya--dengan menganggap daun ini membawa keberuntungan--yang haram.

CLOVER [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang