HELAI LIMA
_Another Secreet Admire
-
Rasa cinta adalah fitrah, halal haram dalam memenuhinya adalah pilihan.
Setelah selesai kultum tadi anak-anak asrama segera mengisi perut mereka yang keroncongan. Nasi goreng udang adalah menu sarapan mereka pagi ini. Dengan lahap anak-anak memakan sarapannya. Tapi tidak dengan Disty, setelah kultum bersama kak Alya tadi dia nampak tak bersemangat. Saat ini Disty dan Saphira, memilih sarapan di bangku pojok. Saphira sarapan sambil matanya tak lepas menatap Disty yang sedari tadi hanya mengaduk-aduk nasi gorengnya.
"Kenapa bu? Sakit gigi kayak Rahma?" tanya Saphira, bingung dengan perubahan sikap sahabatnya.
"Nope," jawab Disty singkat.
"Trus kenapa, dari tadi ga semangat gitu."
Disty menghela nafas panjang. "Aku teringat penjelasan kak Alya tadi."
"Mmmhh, kenapa? kamu pingin merit yaa." Saphira menggoda, jarinya mencolek lengan Disty.
"Phiiii, ga liat apa sahabatmu ini lagi bermuram durja, jangan diledekin doong," kesal Disty.
"Yaa terus, talk to me my lovely drama queen." Saphira masih keukeuh menggoda. Dia tertawa kecil.
Disty memutar bola matanya, kesal. "Kamu tahu kak Ihsan kan?"
"Ohh no, don't tell me, kalian pacaran?" tanya Phi terkejut.
Disty memutar bola matanya lagi.
"Be serious for a minute please ! It's no way honey. Aku tahu batasannya, lebih baik jomblo sampai halal dari pada couple tapi haram." Disty menjawab dengan tegas.Hahaha... uhuk uhuk.
Saphira tak bisa menahan tawanya dan saking gelinya dengan slogan yang disty ucapkan epiglotisnya* tak sempat tertutup akibatnya dia tersedak dan terbatuk-batuk. Anak-anak yang lain hanya menatap heran padanya.
"Darimana kamu dapet slogan itu?" Akhirnya Phi bertanya setelah tenggorokannya kembali normal.
"Dari DP BBM, udah ahh BTT Back to Topick," tegas Disty.
"Iya iya, OK." Saphira mulai merubah nada bicaranya jadi serius.
"Kak Ihsan tetanggamu yang calon dokter itu?" lanjut Saphira bertanya.
Disty mengangguk. "Aku menyukainya entah sejak kapan."
"Trus kamu sering ketemuan?"
Disty menggeleng."Kholwat?"
Disty menggeleng lagi sambil memutar bola matanya.
"Dia tau kamu menyukainya?" Disty lagi-lagi menggeleng.
"So what's the problem then?"
"Masalahnya, i just feel guilty, seperti sedang bermaksiat," ujar Disty.
"Perasaan sukamu itu mau kamu penuhi dengan pacaran?"
"Ya enggak lah."
"Kalau kamu selalu memikirkannya kamu pasti gelisah kan," tebak Saphira.
"Banget."
"You got the point girl, kamu tahu bagaimana solusinya," jawab Saphira sambil mengerlingkan matanya.
"Apaan Phi, yang mana solusinya? Kamu tahu kan aku lemot tidak bisa menarik kesimpulan," rutuk Disty.
"Diis, rasa suka itu naluriah. Tidak ada yang salah dengan rasa itu, yang salah adalah ketika kita belum siap menikah tapi kita menghadirkan perasaan itu terus menerus." Mengambil jeda, Saphira menyuapkan nasi goreng terakhirnya setelah selesai Saphira melanjutkan, "kita stalking-in dia, membayangkan dia, atau bahkan curi-curi kesempatan mendekatinya. Itu yang bikin gelisah, tersiksa, dan pasti menuntut pemenuhan atau kalau kata pujangga 'mengapa mencintai bisa sesakit ini'." Phi menyimpan telapak tangannya di dadanya. Disty mengernyit risih.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLOVER [SUDAH TERBIT]
SpiritualAuthor : ashaima-va Status : Completed Part : 31 part Visibility : Private Published by : Haffa Publishing Beberapa part diprivate, follow dulu sebelum membaca, log out lalu log in lagi. Saat ketaqwaan pada Allah menjadi pilihan. Bah...