- 3 -

21.4K 1.6K 22
                                    

HELAI TIGA
_

Secret Admire

-

Kehadirannya melesapkan sepi, nasihatnya adalah pengingat, marahnya adalah pembelajaran, senyumnya adalah pelipur lara —sahabat sejati
Best friend forever

Cinta dalam Islam menempati posisi yang luhur nan mulia, tidak dikekang, tidak pula dibiarkan liar tanpa aturan.

Rasa cinta adalah fitrah, halal haram dalam memenuhinya adalah pilihan.

Malam ini seperti malam-malam biasanya. Setelah kegiatan Tahfidz ba'da Maghrib, dilanjutkan sholat Isya berjamaah, dan makan malam, anak-anak asrama masuk kamar masing-masing.

Tiap kamar di asrama ini dinamai dengan nama-nama shohabiyat dan kamar yang Saphira tempati dinamai Khonsa.
Setiap lima kamar memiliki satu ustadzah penanggung jawab. Tiap ustadzah bertanggung jawab membimbing kegiatan tiap penghuni asrama. Seharusnya tiap kamar berisi empat orang, tapi karena angkatan Saphira jumlah siswinya ganjil, khusus kamar Khonsa hanya dihuni oleh tiga orang.

Kamar khonsa dihuni oleh Saphira, Disty, dan Rahma. sejak masuk kamar tadi ketiganya sibuk dengan aktivitas masing-masing. Saphira melirik ke arah Rahma, sudah dua hari ini Rahma lebih banyak diam. Tak enak hati, Saphira merasa harus menyapa Rahma.

"Rahma, kamu kenapa?"

Rahma hanya menjawab dengan gelengan.
"Kamu keberatan ya kalau aku ditunjuk jadi wakil sekolah kita untuk olimpiade itu?" pertanyaan Saphira lebih menyelidik.
Rahma tak menjawabnya kembali dia menggeleng.

Rahma anak yang cerdas dan lugas dalam berbicara, kemampuannya berbicara dan beretorika membuat Rahma selalu dipercaya untuk menjadi wakil dalam berbagai lomba. Lomba debat dan pidato mampu dimenangkannya setiap dia menjadi wakil sekolah, belum lagi lomba-lomba yang sifatnya menguji pengetahuan. Itulah sebabnya Saphira merasa tidak enak karena olimpiade science untuk tahun ini diwakili olehnya.

"Kalau kamu mau aku bisa mengundurkan diri dan mengusulkan kamu saja yang ikut."

Lagi-lagi Rahma hanya menggeleng, dan jari telunjuknya dia arahkan ke pipi.

"Ayolah Rahma, say something. Ratu debat kita jadi diam seperti ini aku jadi merasa bersalah." Saphira mendengus frustasi.

Melihat kelakuan dua sahabatnya ini, Disty yang sedang bersandar duduk di tepi tempat tidur hanya bisa menatap keduanya dengan bingung.

"Aku sakit gigi, Phi sayaaaang, aku diam karena kalau ngomong tambah sakit." Rahma bicara dengan satu tarikan nafas.
Mendengar itu kontan Saphira dan Disty tertawa.

"Ohh, Miss rapopo kita akhirnya kena batunya." Kali ini akhirnya Disty angkat bicara.

Saphira dan Disty memang paling tahu kalau Rahma paling malas menggosok gigi sebelum tidur. Setiap diingatkan kalau nanti giginya akan berlubang dia pasti menjawab 'aku rapopo' giginya akan baik - baik saja.

"Ya sudah, besok kan masih HKS tak ada jam belajar, kami akan antar kamu ke dokter gigi di puskesmas. Ya kan Dis." Saphira mengerling pada Disty.

"Yo i Phi," jawab Disty.

Ketiganya saling menatap.

"Best Friend Forever," Seru ketiganya serempak. Yang diakhiri suara mengaduh dari Rahma.

CLOVER [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang