HELAI EMPAT
_Secret Admire
-
Cinta dalam Islam menempati posisi yang luhur nan mulia, tidak dikekang, tidak pula dibiarkan liar tanpa aturan.
Jam 3 pagi
Angin musim kemarau bertiup, hembusannya sangat terasa di balkon kamar asrama. Sudah satu bulan hujan tak singgah di kota hujan ini. Bagi kota-kota lain itu hal biasa, tapi tidak bagi kota Bogor. Tingkat humiditas pun jadi tak terlalu tinggi. Tanah-tanah jadi kering segera, debu jadi pemandangan biasa di siang hari. Sumur-sumur mulai mengering.
Warga resah? iya. Dua hari yang lalu Pemda dan warga kota Bogor mengadakan sholat istisqo. Sholat meminta hujan yang dengan khusyu' dilakukan warga. Semoga hujan segera turun.
Seperti biasa Ustadz Ali membangunkan seluruh penghuni asrama dengan pengeras suara dari Masjid. Mengucap salam, do'a bangun tidur, dan setelahnya lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an terdengar menggema di setiap sudut kawasan Ar-Rayaan.
Sudah hampir tiga tahun Saphira sangat akrab dengan rutinitas ini. Terbangun karena sayup-sayup lantunan merdu tadarus ustadz Ali. Awalnya berat harus terbangun di pagi buta, tapi lama kelamaan jadi terbiasa.
Jam tiga seperempat Saphira sudah selesai mandi. Disty dan Rahma sudah terlebih dulu pergi ke masjid untuk sholat tahajud dan tadarus Qur'an. Sedang Saphira memilih untuk sholat tahajud di kamar saja, mimpi semalam membuat rasa rindu pada bapaknya dan almarhumah ibu membuncah.
Saphira bermimpi keduanya menemani bermain ayunan di taman, sangat nyata sekali. Mungkin karena sudah lama Saphira tak mengunjungi bapak, terakhir Saphira mengunjungi bapak berujung pada bantingan pintu Vina saudara tiri yang seusia dengannya.
Hubungan Saphira dengan Vina memang kurang harmonis. Saat itu Vina marah karena harus berbagi kamar. Tak berbeda jauh dengan Vida--mama tirinya--hanya tatapan sinis yang diberikannya pada Saphira tiap kali bertemu. Karena itulah Saphira jadi jarang pulang.
Apa Saphira marah pada bapak? Tidak, dia tak marah karena Saphira tahu bapak pun bingung. Saphira pun tak marah pada mama tirinya, bahkan dia sangat berterima kasih padanya karena kesediaannya menemani hari-hari bapak dan menemani suka duka bapak merintis usaha warung sotonya.
Tapi pagi ini Saphira kangen berat pada bapak. Dia lebih memilih menyampaikan rasa rindunya di sepertiga malam. Mengadukan semuanya pada pemilik sepertiga malam ini.
Satu yang membuat Saphira bisa bertahan keyakinan akan janjinya la insyakartum la aziidanakum wa la inkafartum inna adzabii lasyadiid. Jika kita bersyukur maka Allah akan menambahkan nikmat-Nya tapi jika kita kufur nikmat Saphira takut adzab Allah pada hambanya. Usai sholat tahajud, Saphira menutupnya dengan tadarus. Obat hati gundah adalah membaca ayat-ayatnya.
Sholat subuh berjamaah telah selesai, setelah ini akan ada kultum seperti biasa.
Namun kultum saat ini akan jadi spesial. Kak Alya. Ustadzah penanggung jawab lima kamar asrama yang akan mengisi kultum kali ini. Kak Alya akan membahas tentang cinta, sekalian Saphira dan teman-temannya ingin mengunduh cerita tentang pernikahannya. Anak-anak menyebutnya pernikahan oleh-oleh dari Australia.Karena suami kak Alya melihat kak Alya ketika kak Alya jadi pendamping anak-anak kelas 12 LDKM 'Flight to Australia' tahun lalu. Penasaran bagaimana prosesnya sampai akhirnya mereka menikah.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLOVER [SUDAH TERBIT]
SpiritualAuthor : ashaima-va Status : Completed Part : 31 part Visibility : Private Published by : Haffa Publishing Beberapa part diprivate, follow dulu sebelum membaca, log out lalu log in lagi. Saat ketaqwaan pada Allah menjadi pilihan. Bah...