Kikir

4.9K 207 29
                                    

Writen by @ndiejpank

*Kikir

"Rizky Ramfiza"panggil atasanku.

"Iya pak"sahutnya langsung, laki-laki yang merasa namanya di sebut, kebetulan dia adalah teman sekaligus pacar, kekasih, namja chinggu kalo orang korea bilang, atau apalah...

"Wina... Lo serius masih mau sama kiki?" Itu adalah kata-kata dari sahabat-sahabatku yang merasa jengah dengan hubungan kami.

Rizky memang terbiasa dipanggil Kiki.

Jawaban yang harus ku jawab dari pertanyaan dari teman-temanku itu adalah... jujur aku juga binggung, karena kalau di pikir-pikir lagi, Kiki bukan orang yang terlalu tampan, putih juga tidak, baik juga tidak, menyebalkan lebih tepatnya...

Karena apa? sesuai namanya Kiki+R jadi... KIKIR, karena dia itu benar-benar Kikir, sekali lagi saudara saudara... KIKIR

Contohnya saja... seperti siang ini, kami sudah berada di rumah makan yg berada di pinggir jalan. "Yang, pesennya jangan yg mahal-mahall ya..."Pesannya langsung padaku saat kami baru saja memasuki pintu masuk rumah makan ini.

Aku cuma melongo, memandangnya tak percaya. Padahal aku baru saja lihat sekilas makanan yang tertera dimenu, yang sangat terlihat menggiurkan. Terus mau pesen apa? Nasi putih sama air putih kali... Ish, puasa aja sekalian. gerutuku

Tidak hanya itu saja, saat kami tiba di parkiran pun "yang, bayar parkirannya ya... aku ga ada recehan"serunya dengan menyinggungkan cengiran di bibirnya seraya menstarter motor maticnya. Akhirnya 2000-ku melayang, boke atau kere banget sih dia.

Belum sampai di situ saja tingkat menyebalkannya dan kekikirannya "Wina... Gajianku bulan ini dah abis, bisa ga bayarin bensin aku dulu"rajuknya.

Hah!!! Ini cowok ga tau diri ya...

Ada air es se-ember ga? Atau air panas se-teko, pantes banget nih cowok di depanku ini di sirem pake air itu.

Masih banyak se-rentetan sikapnya yang terlalu panjang untuk di bahas satu-satu, hingga aku memutuskan untuk mendiamkannya selama seminggu ini.

Sore ini aku termenung di pinggir jendela kamarku memandang arah jalanan depan rumahku. Hingga tiba-tiba aku mendengar samar-samar suara ribut dari arah teras rumahku. Dan ku lihat Kiki sedang berdiri berbicara dengan ayahku.

Aku langsung bergegas turun untuk menemui dia, walaupun Kiki menyebalkan tapi ngangenin. Seminggu mengabaikannya benar-benar serasa asing.

"Wina... Kamu itu cantik, baik, tapi boleh ga aku minta sesuatu sama kamu?"Ucapnya saat dia sudah di dekatku.

"Apa itu?"

"Kamu tahu kan, aku cuma laki-laki biasa yang tidak punya apa-apa"

Ya tahu lah, tahu banget malah... Si kikir yang suka ngirit.

"Aku mau kita jadi teman aja"katanya datar tapi mengagetkan..

Spontan aku langsung menatap wajahnya. Maksudnya dia apa sih? Mau putus? Oke fine... Lagipula selama ini aku banyak mengalah sama dia.

Akhirnya dia memberiku sebuah amplop, yang secara pelan kubuka, kulihat ada secarik kertas dan sebuah buku kecil seperti buku rekening.

"Ini semua untuk kamu, suka atau tidak suka"

Dan saat kubuka..

-maukah kau menjadi teman hidupku selamanya-

Dan buku rekening atas namaku berisi Rp.100.000.000.,-

The end-

Annoying man everTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang