Suamiku argh!

5.4K 155 15
                                    

Author : @RaMinaMi

*Suamiku argh!

"Popo, tahu nggak?" Kulihat suamiku hanya melirik kecil dari balik

kacamata kerjanya dan kembali menekuri berkas-berkas di depannya.

"Nggak tahu. Kan Momo belum bilang." jawabnya santai.

"Itu si tetangga baru kita, yang nempatin rumahnya Nenek Imah. Tau 'kan? Pak Andi, duda anak 1 itu."

"Heum. Tahu."

"Nah itu, masa tadi Momo ketemu dia di pasar lagi belanja, Po. Ya ampun, laki-laki belanja ke P-A-S-A-R loh, Po. Ih, sesuatu ya tu Bapak." ucapku menggebu-gebu. Dan dengan sengaja menekankan kata 'pasar'. Sedikit menyindir suamiku itu, karena seumur-umur pernikahan kami yang hampir mencapai umur 2 tahun, suamiku itu sama sekali tidak mau menemaniku belanja ke pasar.

"Oh ya, bagus dong." jawabnya tenang.

Dih, ni orang nggak sadar kalau lagi disindir apa. Ck, menyebalkan.

"Heran deh. Kenapa Pak Andi nggak coba cari istri lagi ya, Po? Padahal 'kan dilihat dari penampilan masih oke tu si Bapak, 11:12 kan sama Popo. Cuma bedanya dia udah berbuntut lah Popo belum."

"Ho'oh." jawabnya singkat dan masih tetap sibuk menekuri berkas-berkas di hadapannya.

"Ih, andai dia udah punya istri kan nggak perlu repot-repot ke pasar sendirian gitu ya, Po?" ucapku. Dan kulihat suamiku menganggukkan kepalanya berkali-kali.

"Pasti romantis ya, Po, bisa ke pasar berdua sama suami kan yah?" ucapku lagi. Dan lagi-lagi suamiku hanya menganggukkan kepalanya.

"Ih, Popo Popo, tiba-tiba Momo ada ide bagus ni."

"Hah?" tanyanya masih dengan menatap laptop dan berkas-berkas di hadapannya.

"Iyah, Momo punya ide ni. Gimana kalau kita jodohin aja Pak Andi sama sepupu Popo, si Tika itu. Emang sih Tika masih gadis, tapi menurutku Pak Andi juga nggak jelek-jelek amat kan, malah termasuknya dia masih muda, ganteng pula, Po. Iqbal, anak Pak Andi juga lucu ko. Kayaknya mereka bakalan cocok deh. Setuju nggak, Po?" tanyaku setelah menceritakan ideku yang kurasa sangat-sangat cemerlang pada suamiku. Tika dan Pak Andi. Ih, pasti cocok banget mereka nanti.

Kulihat suamiku hanya terdiam menatap berkas berkasnya. Hanya keningnya yang berkerut menandakan dia sedang berfikir. "Po, setuju kan, Po, sama ide Momo tadi?" ucapku lagi sembari menarik-narik lengan suamiku manja.

"Hah? Ho'oh, terserah Momo aja." jawabnya.

"Oke. Besok coba Momo tanyain sama Tika. Ya udah, Momo ngantuk, Po. Momo tidur dulu boleh? Apa Popo mau ikut tidur sekarang?" tanyaku.

"Tidur duluan aja." ucapnya hanya melihatku sekilas dan langsung memfokuskan diri lagi pada pekerjaannya.

Ck, pesonaku terkalahkan oleh berkas-berkas, laptop dan pekerjaannya. Dasar pria!

==========

Sedang sibuk menyiapkan makan malam di dapur saat kudengar suara suamiku yang bersemangat.

"Assalamualaikum, Momo."

"Wa'alaikumsalam, Popo. Momo, di dapur." teriakku menjawab salamnya.

"Momo, Momo, Momo. Tahu nggak?" tanyanya tiba-tiba dengan senyum lebar saat sudah berada di dapur.

"Tahu apa, Po?" tanyaku masih dengan sibuk mengolah ayam untuk makan malam nanti.

"Coba tebak, tadi Popo ketemu siapa?" tanyanya masih dengan senyum lebar.

"Nggak tahu." jawabku bingung. "Ketemu siapa emang?" tanyaku.

"Ketemu Tante Widi, dia minta Popo cariin calon suami buat Tika. Eh, tiba-tiba aja Popo dapet ide bagus. Gimana kalau kita jodohin Tika sama Pak Andi tetangga kita yang nempatin rumah Nenek Imah itu. Keknya mereka bakalan cocok deh..." Dan selanjutnya aku sudah tidak mendengarkan apalagi yang dikatakan suamiku itu.

Apa tadi si Popo bilang? 'tiba-tiba Popo dapet ide bagus'? Ide jodohin Tika sama Pak Andi? Bukannya baru semalam aku mengungkapkan ide yang sama pada suamiku itu. Dan sekarang dia bilang itu idenya? Jadi tadi malam, dia tidak mendengarkan apa-apa yang aku ucapkan? Ya Allah, lagi-lagi suamiku membuatku kesal.

Argh, menyebalkan!!!

-the end-

Annoying man everTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang