Bandage love

3.6K 171 21
                                    

writen by @ndiejpank

*Bandage Love

"Tekanan darahnya normal," ucap suster muda yang merupakan salah satu suster dalam rumah sakit.

Dia baru saja selesai mengecheck tensi darah pasien yang ia tangani. Sudah hampir sebulan suster muda itu yang menangani Herdian, sejak Herdian masuk ke rumah sakit karena kecelakaan.

"Ini makanan siangnya," suster muda itu menaruh nampan makanan di atas meja kecil khusus di atas ranjang pasien.

"Di usahakan habis ya mas, obatnya juga." Suster muda itu mengatur letak makanan dan obat secara berdampingan.

"Saya sudah memisahkan obat yang harus mas minum. Sekarang, saya tinggal dulu ya mas."

Herdian menyeringgai sambil menatap suster muda itu yang berjalan menuju pintu. "Suster nggak ngecheck detak jantung saya?" Dengan seketika langkah suster muda itu terhenti saat hampir menggapai kenop pintu.

Lagi dan lagi, tak bosan jika sekali saja dia berhenti menggodaku? yang sakit itu kakinya, kenapa aku harus juga mengecheck jantungnya? gerutu suster muda itu.

Memang sudah makanan sehari-harinya kalau Herdian selalu menggoda suster muda itu. Suster muda itu menghembuskan nafas lelah, berusaha menahan kesal dan menuruti kemauan aneh Herdian. Karena hari ini adalah hari terakhir Herdian di rumah sakit.

Suster muda itupun berbalik lalu menghampiri Herdian kembali. Akhirnya suster muda itu mengikuti apa kata Herdian, mengecheck detak jantungnya menggunakan stetoskop yang ada di sakunya. Herdian masih tersenyum menampilkan lesung di pipi kanannya, seraya menatap wajah si suster muda itu.

"Menurut kamu, saya sehat nggak?"

"Menurut mas?" tanyanya setengah jengkel masih berusaha sabar.

Herdian mengangkat bahu, "sepertinya sakit parah sekarang."

Suster muda itu menatap Herdian kesal, "mas, yang sakit itu kaki mas Herdian, yang lainnya itu sehat." katanya datar menahan geram pada Herdian. Jelas-jelas dokter sudah menjelaskan jika Herdian baik-baik saja kemarin, karena itu hari ini Herdian diperbolehkan untuk pulang.

"Tapi akhir-akhir ini aku ngerasa ngga sehat," serunya dengan wajah pura-pura tersiksa.

"Oh iya?" Suster itu menatap malas ke wajah Herdian.

"Di mana sakitnya?" Herdian mengarahkan jari telunjuknya di kepala.

"Di sini," lalu jantungnya. "Dan disini."

Suster muda itu memutar bola matanya, "jangan konyol deh, mas!"

"Aku serius. Mau nggak kamu jadi pendamping hidup aku? sejak sekarang, besok, dan selamanya."

Suster muda itu membeku mendengar pernyataan Herdian. "Mas Herdian, please ... jangan tambah konyol deh."

"Dian, panggil aku Dian. Dan kata-kataku tadi itu serius Maya," akhirnya Herdian mengucapkan nama suster muda itu.

"Lelaki yang punya ilmu agama, ilmu dunia, dan berani berkomitmen itu malas untuk bermain-main Maya. Dan aku serius untuk ini," tambahnya.

End

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 13, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Annoying man everTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang