Written by @tuing_tuing
*my sweet enemy
Aku benar-benar menahan diri untuk tidak menggeplak kepalanya atau menendang selakangannya saat ini. Aku masih lapar, dan aku tahu berpasang-pasang mata kini tengah mengawasiku, termasuk sepasang mata yang sudah ingin ku colok sejak pagi tadi, ah bukan, sejak 2 hari lalu, ah tidak, sejak 10 tahun. Aish, entahlah, yang pasti sejak aku tahu apa arti tatapan itu.
"Pelan-pelan makannya, Babe," ujar lelaki itu sambil menyeringai.
Demi apapun! dari sekian banyak perusahaan, kenapa justru aku diterima di perusahaan ini, dan...argh! KENAPA HARUS JADI ASISTANT MANUSIA RADA-RADA INI?!
"Ck, selera makan kamu benar-benar sehat ya," ia masih tersenyum menjijikan. Cuih.
"Kayaknya kita emang beneran jodoh deh ya," ocehnya lagi.
"Jodoh gundulmu!!" ucapku sebal. Ia terkekeh pelan," Iih unyu deh kalo marah," ia mengulurkan tangannya dan mencubit pipiku gemas.
UNYU?! ku tepis kasar tangannya yang sudah mulai kurang ajar.
"Jangan marah-marah dong Babe, kamu makin unyu kalau marah-marah. Jadi pengen buruan kawinin deh,"
Aku melotot ganas, " Kawin sono sama kambing! Ogah gue kawin sama elu!" balasku sengit meskipun terdengar pelan. Aku masih karyawan baru, dan terlebih manusia menyebalkan dari orok dihadapanku ini adalah bosku
Aku memang sudah berencana resign sejak pertama aku tahu bahwa aku akan bekerja dengan manusia yang sudah masuk daftar hitamku sejak dulu. ARIZAL JANATA.
"Kok sama kambing sih, Babe, aku kan maunya sama kamu."
"Gue yang ogah!"
"Belum mau aja, bukannya nggak mau!"
"Sama elu?! mending gue jadi perawan tua!"ujarku reflek. Mampus! kenapa aku ngomong gitu? kalau ada malaikat lewat gimana?
gini-gini kan ku juga mau nikah.
"Nggak akan jadi perawan tua selama masih ada aku. atau kamu mau aku perawanin sekarang?"
WHAT?!
Gelas didepanku kayaknya masih sanggup kok bikin kepalanya bocor.
Tapi, alih-alih melempar kepala mesumnya itu dengan gelas dihadapanku aku memilih beranjak dan meninggalkannya
Baiklah. Aku bukan lagi Vina yang dulu. Vina yang labil dan tak segan-segan menendang Ical saat sudah terhimpit dengan segala bentuk flirtnya.
"Ngapain ngikutin gue?!" semburku langsung begitu menyadari dia sudah menjajari langkahku
"Lah, kita kan satu ruangan, Babe!"
oh iya lupa!
"Nggak usah panggil gue bab beb bab beb, lu kira gue bebek!"
ia tertawa lagi, menyebalkaaaaaan.
"Oke honey,"
"Iih, susah emang ngomong sama tapir!"
tapir? eh? kok tapir? tauk ah, pokokny begitu.
"Ini semua akal-akalan kamu, kan? iya kan?ngaku?!" serangku mencoba mengintimidasinya saat kami memasuki lift.
Ia memasang wajah sok polosnya,"Hah?! apaan, Hon?"
aku mendengus kesal. Detik berikutnya ia sudah kembali cengengesan." Ya daripada kamu cari kerja kesana kemari kan mending kerja sama calon suami, Hon, sekalian pedekate,"
"Calon suami?! Calon suami dari Hongkong?!"
"Bukan dari Hongkong, Hon, aku kan calon suami yang dari dulu nungguin kamu,"
"Bodo ah bodo!" ujarku sekenanya. Kesal. Aku masih sangat syok saat dua hari yang lalu aku bertemu dengannya di rumahku di kawasan Cinere. Dia, Arizal Janata, pria yang mengejar ngejar cinta seumur kami SMA dan akhirnya kami terpisah karna aku pindah dan kuliah di Bandung, tiba-tiba datang kerumahku dan langsung melamarku. iya! melamarku! emang edan ni bocah satu.
Ia melihat CVku saat aku melamar pekerja di kantor tempatnya bekerja juga. Dan dia mendapat alamat baruku dari sana. dan tak tanggung-tanggung ia langung datang melamar.
alasannya? karna dulu ia memintaku jadi pacarnya. dan sekarang? saat usia kami memasuki 26 tahun maka selayaknya ia memintaku jadi istrinya.
tau apa jawabannya saat aku hendak menolak lamaran semena-menanya?
"Kalau kamu tolak aku, aku juga bakal terus lamar kamu sampai kamu terima aku. Pokoknya status kamu harus tetap ku khitbah. biar ga ad cowok lain yang bisa khitbah kamu. hahahahaha,"
![](https://img.wattpad.com/cover/5361003-288-k678158.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying man ever
Ficción GeneralCerita di sini adalah kumpulan flash fiction dari beberapa penulis tentang Annoying man ever atau cowok2 nyebelin lah intinya... Hahaa