5

544 57 1
                                    

Hanna POV

"Gomawo, Jungkook-ah." Ujarku begitu ia membukakan pintu mobil untukku. Dia mengangguk pelan dan membantuku keluar dari mobilnya.

Uhh masih terasa sakit.

Setelah ia menutup pintu mobilnya, ia segera memapahku. Ia hanya membantuku. Aku tidak bisa berjalan dengan baik. Bisa bisa malah aku jatuh di tengah lapangan, dan tak bisa berdiri. Itu lebih memalukan lagi.

Apalagi kulihat ada Taehyung.

Bersama juniorku.

Bisa bisa ia malah tertawa mengejekku. Dan meninggalkanku begitu saja.

"Noona, apa tulang ekormu begitu parah?" Tanya Jungkook tiba-tiba. "Sepertinya, tapi.. Entahlah."

Jungkook tampak berpikir sebentar, yeah. Anak itu. "Nuna apa kau butuh tumpanganku lagi? Sepertinya kau tak bisa berjalan dengan baik. Aku bisa mengantarmu pulang kapan saja."

Anak itu.. Apa yang dia pikirkan sih?

Aku menggeleng pelan, "Tidak perlu. Kau punya kehidupan sendiri yg perlu kau urus. Tak usah merasa repot karenaku."

Masa aku terus menerus meminta ia mengantar jemputku? Gadis apa aku ini...

"Tidak apa nuna. Aku bisa mengantarmu kok. Anggap saja aku bodyguardmu nuna." Ia menatapku dengan wajah seriusnya. Itu membuatku tertawa.

"Tidak perlu, Anak kecil. Aku bisa sendiri. Masih ada angkutan umum." Kataku sambil mengacak rambutnya. Membuat rambutnya sedikit berantakan.

"Ya nuna! Aku serius tahu. Daripada kau terkena jahilnya Taehyung sunbae terus menerus?"

Itu sudah biasa...

Tak perlu kau bawa serius Jungkook-ah..

Aku kembali menggeleng pelan. "Jadwalku kan berbeda denganmu. Kau bisa mengantar Yejin pulang saja."

Jungkook memiringkan kepalanya, "Yang sakit kan kau nuna. Bukan Yejin nuna. Lagipula diakan pulang bawa motor sendiri."

"Ya! Bagaimanapun Yejin juga seorang wanita! Masa kau meninggalkannya sendiri? Diakan pulang malam hari ini!" aku menjitak kepalanya. Ia pun segera mengaduh kesakitan. "Arraseo, sehabis aku menemani Yejin nuna, aku akan mengantarmu, nuna."

Anak ini...

"Sudah kubilang aku tak apa."

"Pokoknya tunggu aku di depan gerbang sampai aku selesai mengantar Yejin nuna."

Keras kepala sekali ia.

"Arraseo." Ujarku menyerah. Dia tersenyum amat manis.

Secara tiba-tiba, Yejin berlari kearahku dan tentu saja ia berteriak, "Ya! JUNG HANNA! Mengapa kau tak memberitahuku soal tulang ekormu itu? Walaupun aku tidak masuk, kau harus tetap memberitahukannya padaku eoh! Kalau begini, aku juga ikutan pusing melihatmu tak bisa berjalan atau melihatmu kesakitan seperti itu."

Aku hanya meringis sambil menatap matanya yang mulai membulat itu.

"Kenapa kau malah tertawa? Kau tahu aku begitu khawatir mendengarmu tidak bisa jalan, bagaimana jika kau lumpuh? Itu kan syaraf utama juga. Jung Hanna."

Aku memeluknya erat, menyenangkan sekali mempunyai sahabat sepertinya. "Aku tidak apa. Hihi. Jangan khawatirkan aku lagi." Kemudian ia balas memelukku.

"Ekhm." seseorang berdeham kecil. "Nuna,apa kau tak mengingat kehadiranku disini?" Tentu saja itu Jungkook.

"Tidak kami hanya saling menyapa sebentar saja, anak kecil." Ujar Yejin sambil tersenyum dan mengacak rambut Jungkook yang lebih tinggi darinya itu. "Nah, nanti antar nunamu ini pulang ke rumah dengan selamat lagi ya?" Kata Yejin sambil menunjukku

Moonlight: It's You, Even If I Die [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang