7

517 58 1
                                    

Jeon Jungkook POV

Bruk.

Fuih, lelah sekali.

Aku merebahkan tubuhku dikasur dan menatap langit-langit kamarku.

Entah mengapa, hari ini tubuhku terasa sangat lelah sekali. Ah tidak, kupikir sekarang pikiranku yang terasa lelah.

Aku bingung, apa yang membuatku tampak lelah hari ini? Padahal menurutku, tak banyak hal yang kupikirkan hari ini.

Arghhhh

Aku bisa stress jika terus menerus seperti ini. Rambutku sekarang sudah berantakan sekali karena kuacak-acak. Sial.

Hhhh~

Hening.

Hanya suara helaan napasku yang terdengar.

Ahh~ Ini benar-benar. Aku merindukannya. Ani, aku sangat merindukannya. Padahal aku sudah bertemu dengannya tadi.

Mengapa seorang wanita bisa membuatku seperti ini? Lama-lama aku bisa gila.

Ah!

Bagaimana jika kutelepon saja dia? Untuk sedikit menghilangkan rasa rinduku. Uhh~ tiba-tiba aku jadi teringat suaranya. Bibir cherry nya yang sering kutatap saat ia tak memandang kearahku. Sial, mengapa aku jadi berotak byuntae seperti ini. Aku kan masih laki-laki polos.

Kuraih ponsel di ujung ranjang dengan kakiku. Ternyata jari-jariku berfungsi juga ya.

Tap tap tap tap tap

Menekan angka nomor teleponnya sudah membuat hatiku senang sekali.

Tuutttt tuutttt

Nada sambung ini membuatku gila. Seperti hendak mendapatkan hadiah yang tidak pasti. Antara ia mengangkatnya atau tidak.

Tapi..

Akhirnya senyumku mengembang.

Jantungku berdebar.

'Yeoboseyo?'

Aku mendengar suaranya.

'Jeon Jungkook, ada apa meneleponku malam-malam begini? Kau belum tidur?'

Dia memanggil namaku saja membuat jantungku berdebar lebih kencang lagi.

'Ya! Jungkook-ah! Mengapa tak menjawabku?'

Aku terlalu gugup. Bahkan aku hendak menyapa nya saja aku tak sanggup. Uhh, itu berlebihan sepertinya.

'Baiklah akan kututup tele..'

"Nuna!"

Tidak. Aku tak akan membiarkan kau menutup teleponku. Aku sudah susah payah mengantur ritme jantungku hanya untuk meneleponmu.

Tadinya itu yang hendak kukatakan. Tapi lagi-lagi, tersendat di tenggorokanku.

'Uh? Baiklah, museun iriya?'

Nuna, bisakah kau tak membuatku semakin sulit bernapas?

"Ng-- A-anu.."

'Yea? Mengapa kau diam saja Jungkook-ah? Apa kau sebegitu gugupnya berbicara denganku?' aku mendengarnya terkekeh pelan.

Sial. Dia hanya bercanda.

"Nuna, kau percaya diri sekali." Kalimat panjangku yang pertama.

Ia kembali tertawa kecil, 'Habis kau seperti hendak menyusun kalimat sulit saja saat meneleponku.'

Moonlight: It's You, Even If I Die [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang