Cinta?

456 15 3
                                    


Oh, ketika cinta itu tiba

Disaat ku sedang terluka

Disana ku mulai percaya

Bahagia dibalik air mata

Dan ketika ku mulai bertanya

Adakah engkau juga rasa

Getaran, didada selalu menjelma

Seperti itukah cinta?

Ku percaya kau yang pertama

Ku percaya untuk s'lamanya

Ku percaya kau, percaya aku

Kau dan aku... kau dan aku...

Dan disaat aku mulai gundah

Seakan tiada sesiapa

Disanalah kutemukan dia

Oh, seperti itukah cinta

Ku percaya kau yang pertama

Ku percaya untuk s'lamanya

Ku percaya kau, percaya aku

Kau dan aku... kau dan aku...

"Bagus," bisik John diantara gemuruh tepukan tangan semua undangan.

Wanita bergaun putih itu begitu anggun dengan senyum bibir merahnya yang mempesona. Lalu pria yang tadi menciptakan denting piano yang indah itu menghampirinya dan mereka membungkukan badan kepada kami sebagai tanda hormat dan terimakasih.

"Terimakasih atas kehadiran semua rekan-rekan. Dan lagu penutup barusan dari Nona Merlyn diiringi dengan Bapak Direktur kami Bapak Nicko Wijasaka semoga bisa membuat rekan semua percaya juga dengan produk baru kami. Multivitamin itu perlu untuk menjaga daya tahan tubuh kita yang selalu sibuk beraktivitas. Ingat! Lebih baik mencegah daripada mengobati."

Beberapa orang disana menepuk tangannya sekali lagi.

"Sekian dari saya dan terimakasih."

Kemudian para tamu mulai berdiri dan saling bersalaman. Ada juga mereka yang langsung menuju pintu keluar. Tapi kebanyakan mereka berjalan ke tempat dimana Nicko dan Merlyn berdiri menyalami satu persatu dari mereka.

Aku, Roy dan John tetap duduk di kursi kami. Merasa kami bukanlah tamu penting seperti yang lainnya. So, kami bertiga asik membicarakan tentang produk baru perusahaan Nicko.

"Chezzy?"

"Pak Fredy?" salah satu marketing perusahaanku ternyata hadir disini dan aku tidak tahu sebelumnya.

"Wah wakil perusahaan kita ternyata bukan saya saja, tapi kok saya nggak tau ya?"

"Nggak kok, Pak. Saya datang atas nama pribadi. Kebetulan Merlyn itu sahabat saya." Jelasku.

"Wah beruntung sekali ya sahabat kamu itu. Saya kenal betul keluarga Pak Nicko itu benar-benar super!" ucap Pak Fredy seolah tahu segalanya. Padahal aku yakin pengetahuannya tak sebesar biji jagung tentang keluarga ini.

"Bapak Fredy?" suara itu tiba-tiba menggema dibelakangku.

Nicko dan Merlyn.

Merlyn lalu bergabung dengan Roy dan John sedangkan Nicko menjabat tangan Pak Fredy.

"Kalian?" Nicko mencoba menerka-nerka.

"Chezzy ini sekretaris direktur saya, Pak Nicko."

"Wah saya bisa beli mesin dengan harga temen dong ya, Pak?" canda Nicko.

Sad StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang