2 : The Lost Luggage

1.8K 178 9
                                    

Walaupun masih menjabat status hiatus, aku kembali meramaikan utapri fanfiction kekekeke~
Thanks much yang sudah bersedia membaca sampai di sini. Happy reading ♡

"Kau tidak bisa kabur lagi, nona,"

Lengan besar itu mengalungkan leherku, mengunci eksistensiku yang ingin lenyap dari sini. Tahu-tahu keteganganku terhenti begitu aku merasakan tindihan berat di punggungku.

Krucukkkk~

What? Asal bunyi ini bukan dari perutku.

"Aku lapar," dan benar saja dia mengakuinya. Aku menolehnya.

Laki-laki berkulit gelap eksotis itu, surai hitam rambutnya dan manik hijau tosca yang cerah itu. Tubuhnya yang tinggi dibalut oleh pakaian biru -- seragam tukang pos.

"Kau bukan stalker?"tanyaku bingung.

"Nama saya Aijima Cecil, nona. Saya tukang pos khusus Princafé,"

"Lalu kenapa cegat-cegat begini?"tanyaku bingung.

"Saya kemarin memantau nona, jadi saya rasa nona akan memutuskan hal yang buruk dan begini jadinya,"

Ya ampun, kukira aku akan terlibat dalam kasus penjualan manusia/apaan sih elu thor.

Aku pun mendesah. "Mau makan apa?"

"Apa saja, tapi aku paling suka ikan goreng,"

Aku pun menatap langit yang kini lebih cerah. Tetapi belum ada rumah makan yang buka sepagi ini.

"Antarkan aku saja ke Princafé,"

What?

"Anda salah orang, sudah seharusnya aku menunggu bus. Beli saja di toko 24 jam,"usulku begitu menemukan alternatif yang tidak perlu. Dan tidak seharusnya aku kembali ke sana.

"Tidak mau! Pokoknya nona [Reader]-chan harus di sini,"

Entah kekuatan laki-laki yang bernama Aijima Cecil masih begitu tersedia atau apa, ia mampu membopongku sekali gerak.

"Hei, turunkan aku!"

"Tidak mau, kalau mau memberontak silakan saja. Semuanya mengharapkan [Reader]-chan bersama-sama mereka menggapai apa yang terbaik,"

Semuanya. Satu kata itu merangkap sebuah makna yang sejujurnya kuharapkan.

☆ ☆☆ ☆ ☆

Status pintu kafe masih dinyatakan 'CLOSED', tetapi raut wajah Aijima masih sama. Aku pun kembali berdiri, menatapnya menyaruk sesuatu di saku celana training birunya.

Sebuah kawat yang sudah membengkok.

"Jangan bilang kau akan me--"

Aijima menyeringai. "Ternyata [Reader]-chan cepat peka ya, benar sekali aku ingin menyusup masuk,"

Ya ampun, bisakah aku percaya seorang tukang pos berevolusi jadi kucing tetangga /loh/ penyusup maksudnya.

Tanpa menunggu lama, pintu itu terbuka dengan mulus.

"Trik itu sudah cupu, tahu?"

Baik aku dan Aijima menoleh ke arah suara yang terdengar meremehkan itu.

Syo yang sedang melipat tangan. "Eh, [Reader]-chan? Kenapa kau bisa bersama dia?"

"A-aku, begini, sebenarnya--" entah mengapa aku mulai gugup menjelaskan apa yang terjadi tadi pagi.

"Akhirnya Little Lamb mengerti jalur yang benar," tidak perlu dijelaskan, suara nan seksi itu diucapkan oleh Jinguji.

"Jadi keputusanmu bagaimana?"tanya Shinomiya menyusul.

Princafé [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang