PG13 | Fluff | Oh Sehun – A Girl Called Yue | Ficlet
Kala remulan dipertemukan dengan matahari di suatu malam, malam berubah menjadi semakin gelap. Katak dan jangkrik makin nyaring bersuara. Pemuda itu ... Oh Sehun, tetap berdiri tenang di atas jembatan. Menatap bulan yang kian lama berganti warna menjadi merah.
"Halo, Matahari."
Sebuah suara halus menghenyakkan Sehun dari lamunan. Suara itu begitu halus dan lembut, hampir saja tenggelam dengan suara katak dan jangkrik.
"Namaku Sehun, bukan Matahari." Sehun memperkenalkan dirinya. Tersenyum sambil menatap bulan yang merah.
"Kau tetaplah Matahari di mataku. Wahai Matahari, aku senang dapat bertemu denganmu. Sesungguhnya, kita dua hal yang berbeda. Kau Matahari, sementara aku Bulan. Matahari dan Bulan, bukanlah dua hal yang dapat dipersatukan." Sebuah helaan napas terdengar. "Matahari ... gerhana sudah mulai habis, waktuku juga habis. Sampai jumpa,"
Rembulan kembali memancarkan cahayanya. Cahaya hangat yang menyentuh halus kulit putih Sehun. Pemuda itu menengok ke sampingnya, tidak ada siapa pun di sana.
"Kau siapa ... kau yang memanggilku Matahari?"
Sepanjang hari, sepanjang malam, setiap waktu jika sempat, Sehun memikirkan suara itu. Suara halus nan lembut yang menyapanya. Sehun berharap, gerhana datang lagi. Sehun hanya ingin tahu, siapa seseorang itu.
Gerhana datang lagi, rembulan kembali menjadi merah. Sehun tersenyum kecil dan berbisik pelan, "Kau siapa ... kau yang memanggilku Matahari?" Sehun menatap sebelahnya. Tidak ada apa-apa, hanya bayangan samar siluet seorang gadis.
"Aku tidak memiliki nama," gadis itu menjawab. "Aku hanya menerima posisiku sebagai Bulan."
Sehun menautkan alisnya, kemudian sebelah sudut bibirnya ditarik ke atas. "Kalau begitu, biarkan aku memanggilmu ... Yue,"
Rembulan kembali menampakkan cahayanya, Sehun hanya melihat siluet itu menghilang seiring dengan kemunculan cahaya bulan.
Sehun terus menunggu-nunggu kapan gerhana datang lagi. Pemuda itu berdiri lagi di jembatan, tersenyum lurus ke arah bulan. "Yue, kapan gerhana datang?" bisiknya pelan.
Berbulan-bulan Sehun menunggu, gerhana bulan total terjadi. Jangka waktu yang lebih panjang itu, Sehun manfaatkan untuk berbicara lebih banyak dengan Yue.
"Yue, kenapa kau hanya datang kala gerhana tiba?"
Yue menunduk. "Karena hanya saat gerhana, bulan dan matahari dipertemukan. Kau Matahari, sementara aku Bulan. Aku sudah hidup lama sekali, ratusan atau bahkan ribuan tahun. Matahari, kita hanya bertemu sekali waktu. Jujur, itu sedikit menyiksa."
Sehun sebenarnya tidak mengerti yang dimaksudkan Yue, pemuda itu hanya mengambil kesimpulannya sendiri. "Bulan hanya bertemu dengan bintangkah? Lalu, jika kau hidup begitu lamanya, berapa matahari yang kau temui?"
"Hanya kau ... satu-satunya Matahari dalam hidupku," Yue menjawab dengan nada sendu. "Tapi wujudmu manusia, suatu hari nanti kau pasti meninggal. Dan jika gerhana kembali datang, aku hanya sendirian ... seperti gerhana sebelum-sebelumnya."
Hati Sehun terenyuh dengan itu. "Jika suatu hari nanti, kau bertemu Bintang yang jumlahnya ribuan itu, pilihlah salah satu dari mereka. Hidup bahagialah,"
Gerhana selesai, hanya menyisakan Sehun seorang diri di atas jembatan. Sehun yang ditimpa cahaya bulan yang teduh.
Berbulan-bulan lamanya, Sehun menunggu gerhana. Tapi gerhana tak kunjung tiba jua. Pemuda kurus itu membuat sikunya menjadi tumpuan pada pembatas balkon. Mata sipit Sehun menatap rembulan di atas sana dengan penuh hati. Setengah berbisik dia berkata,
"Wahai Rembulan, sampaikan rinduku pada Yue ...,"
Fin.

KAMU SEDANG MEMBACA
EXO Random Fictions
Fanfiction[OPEN REQUEST--inbox!] Imagines, drabbles, ficlets, vignettes, and oneshots about my and your biases. Kim Minseok [KMS] - Lu Han [LH] - Wu Yi Fan [WYF] - Kim Joonmyeon [KJM] - Zhang Yi Xing [ZYX] - Byun Baekhyun [BBH] - Kim Jongdae [KJD] - P...