Ola!
Kinda long chapter, embrace yourself. Don't forget to vote and comment.
Hihi, love.
----
Do not mess with us.
"Son of a bitch" Umpat Louis sambil meremas kertas lalu mengacak-acak rambutnya yang sudah acak-acakan.
"A-apa yang b-ba-baru s-saja terjadi?" Tanya Eleanor tergagap, ia terlalu shock dengan suasana sekitarnya. Tubuhnya merinding sekaligus gemetar. Pengatur detak jantungnya seakan hilang kendali. Rasa panik memenuhi hatinya.
Louis menatap Eleanor singkat, lalu menendang sofa keras hingga terbalik. Membuat Eleanor semakin panik.
"Grab all your belongings, you're coming with me"
~*~
Sudah 5 menit lebih Eleanor berjalan mengekor di belakang Louis ke dalam lorong sempit remang yang hanya dapat dilalui dua orang.
Bunyi roda koper yang digeret menjadi pengisi kecanggungan antar mereka. Sejak tadi keduanya saling berdiam diri, sibuk dengan pikiran masing-masing.
Tubuh Eleanor masih gemetar, tangannya dingin. Badannya lemas. Ia harus menenangkan dirinya.
6 langkah di depannya, Louis berhenti di depan sebuah lorong yang lebih sempit lagi. Lorong yang terlihat gelap gulita.
Dengan perlahan, Louis masuk ke dalam lorong tersebut, tanpa melirik Eleanor di belakangnya.
Eleanor berhenti di tempatnya berpijak. Ia benci kegelapan. Suara roda koper Louis terdengar semakin menjauh. Apa yang harus aku lakukan? Batinnya panik.
Suara roda koper Louis sudah tak terdengar lagi. Eleanor merasa lemah, bingung dan kesal. Lemah karena ia ingin menangis, bingung karena ia tidak tau harus berbuat apa, dan kesal karena ia tidak bisa melawan ketakutannya akan kegelapan.
Sebutir airmata jatuh dari matanya. Eleanor berjongkok, menyenderkan kening pada lututnya. Merasa pasrah.
Beberapa menit kemudian langkah kaki terdengar. Eleanor berharap setengah mati bahwa itu bukan langkah kaki sang penjahat.
Langkah kaki itu terus mendekat. Membuat Eleanor keringat dingin.
"God, untunglah kau disini. Apa lagi yang kau tung-kau menangis?"
Louis!
Mendengar suara Louis membuat Eleanor merasa lega dan senang. Eleanor membuang napasnya panjang.
"Oi, it's alright" Louis berlutut disamping Eleanor, lalu menepuk-nepuk pelan pundaknya.
Terlihat jelas Louis tengah salah tingkah. Eleanor memakluminya, karena ia tau pasti Louis tidak terbiasa dengan hal-hal seperti ini, dan Eleanor menghargai usaha Louis tersebut.
"Now, get your arse back up and let's go to our place" Kata Louis tidak beberapa lama kemudian, yup same old Louis.
"Our place, what kind of place?" Tanya Eleanor bingung sambil mengusap airmatanya, menatap Louis.
"It's a-"
"LOUIS TOMLINSON I KNOW YOU'RE HERE" Tiba-tiba terdengar suara teriakan dari kejauhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRONG // Elounor
Fiksi Penggemar"You never know how strong you are, until being strong is the only choice you have" Tribute story for El and Lou, otp for life. (Story in Bahasa y'all)