Strong ; The Rules.

1.5K 236 22
                                    

Haloo! Waduhh, aku gak nyangka Strong dapet feedback yang lumayan banyak.

Tadinya cerita ini mau gak aku lanjutin, tapi makin kesini makin banyak yang minta lanjut.

Soooo, inilah dia lanjutannya.

Dedicated to y'all who voted and commented in the previous chappies!

Don't forget to vote & comment :)

Thank u, xx.

----

Setelah kelas hari ini berakhir, Eleanor dan 3 teman barunya memutuskan untuk pergi berbincang-bincang di Starbucks.

Oh ya, Eleanor memutuskan mengambil jurusan edukasi. Entah, ia ingin berkarir di bidang ini. Dan kedua orangtuanya mendukung Eleanor dengan sepenuh hati.

Tadi pagi saat bangun, tidak anda tanda-tanda kehadiran Louis. Eleanor merasa sedikit lega. Ia tidak harus bertemu dengan laki-laki aneh bermata biru itu.

Tadi malam, setelah menyetujui untuk menjadi 'pembantu' di ruang asrama mereka berdua, akhirnya Louis membiarkan Eleanor masuk.

Mereka berdua tidak berbicara lagi setelah itu, masing-masing dari mereka masuk ke kamar tidur.

Pembantu? Maksudnya apa? Dia menyuruhku untuk membersihkan dorm roomnya? Tidak masalah.

"Yang aku dengar dari orang-orang, teman sekamarmu itu..." Jill menatap Eleanor. "...misterius".

"Dan juga orang yang harus dijauhi!" Ucap Isla menimbrung pembicaraan.

Jill, Isla dan Georgia merupakan teman baru Eleanor. Mereka bertiga seangkatan dengan Louis, satu tahun di atasnya, mereka bertiga terpaksa mengulang mata pelajaran karena nilai mereka belum mencukupi.

Nilai mereka belum mencukupi karena pernah absen. Masing-masing dari mereka hanya tidak masuk kelas satu kali. Dan mereka harus mengulang. Wow.

"Aku dengar, Louis berasal dari keluarga kaya raya, ayahnya punya perusahaan besar. Tapi beberapa tahun yang lalu bangkrut, dan mereka jatuh miskin. Beberapa bulan kemudian ayah Louis meninggal karena serangan jantung, meninggalkan seorang istri dan 5 anaknya" Ucap Georgia.

Tragis. Ucap Eleanor dalam hati. Kalau benar seperti itu, Eleanor dapat merasakan pedih yang dirasakan sang pemilik mata biru itu.

"Wah? Kau dengar darimana?" Ceplos Isla.

"Apa rumor itu benar?" Tanya Jill.

Georgia mengangkat pundaknya. "Entahlah"

Eleanor terdiam, bingung harus berkata apa.

~*~

Meninggalkan seorang istri dan 5 anaknya.

Lima anaknya? Apakah Louis merupakan anak tertua? Apakah ia menjadi tulang punggung keluarga? Bagaimana rasanya menjadi dirinya?

Eleanor membuka pintu ruang asramanya, sepasang mata biru menatapnya tajam di atas sofa.

"Eleanor Jane Calder" Ucap Louis, lalu mulai menghisap lagi rokok yang ia letakkan diantara jari tengah dan telunjuknya.

Saat nama lengkap Eleanor di ucapkan oleh Louis, Eleanor merasa tubuhnya menghangat. Pipinya menghangat.

Eleanor membuang pandangan, lalu berjalan menuju kamarnya secepat mungkin-menghindari asap rokok-.

"Oi, little El. Siapa bilang kau boleh masuk ke kamarmu? Duduklah di sampingku sini sebentar" Louis menunjuk posisi sofa di sebelahnya.

Degup jantung Eleanor naik satu tempo. Apa yang harus ia lakukan? Ke kamar? Atau ke Louis? Ia tidak suka nada bicara Louis, seperti sedang mengejek.

STRONG // ElounorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang