Lama, ya?
Vote & Comment, pls! :)
----
Rasa suka, cinta.
Dari semua orang di Cambridge, mengapa harus Louis Tomlinson yang hatinya pilih?
"Okay, okay. You're not my maid anymore. Happy?" Ucap Louis menenangkan Eleanor.
Aku menangis bukan karena hal itu, ada hal lain dan aku tidak ingin membicarakannya denganmu. Batin Eleanor.
Louis menghembuskan napasnya berat, lalu berdecak. "Follow me" Perintahnya sambil berjalan melewati Eleanor.
Setelah beberapa langkah, Louis sadar bahwa Eleanor tidak mengikutinya. Ia kembali berdecak. "What the fuck is it with you?" Louis berjalan kembali ke Eleanor.
Tak disangka, Louis menarik sedikit ujung sweater Eleanor. Menggiring Eleanor untuk berjalan mengikutinya. Terpaksa tidak terpaksa.
"Oh, bugger off" Umpat Louis pada orang-orang yang menatap mereka berdua aneh.
Mereka terus berjalan selama 5 menit, Louis membawa Eleanor naik ke atas sebuah gedung bertingkat tiga yang telah terbengkalai.
"Berteriaklah sesuka hatimu" Perintah Louis yang pada akhirnya melepaskan genggamannya.
Eleanor masih sesenggukkan, namun airmatanya sudah lekas berhenti beberapa saat yang lalu, menyisakan jejak airmata yang mengering.
"I can't"
Louis menghembuskan napasnya berat. "How to make you feel better? Jangan membuatku merasa bersalah seperti ini"
"It's not you"
Selama beberapa detik, Louis hanya mengamati Eleanor yang melamun dalam diam.
"Then who? Siapa yang membuatmu seperti ini? Tell me" Tanya Louis dengan berapi-api, membuatnya ia bingung sendiri akan luapan emosi yang tiba-tiba ia rasakan.
"I don't want to talk about it"
"Tell. Me."
"Stop being such an arsehole!"
Louis tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, seakan puas mendengar jawaban yang ingin ia dengar sedari tadi. "It's me, isn't it?"
Perasaan sedih yang Eleanor rasakan terasa menguap tiba-tiba, tergantikan oleh rasa amarah akibat perkataan Louis.
Sebenarnya untuk apa juga Eleanor marah, toh ucapan Louis 100% benar.
"I'm not having this conversation" Ucap Eleanor terakhir kali, lalu meninggalkan Louis di atas gedung sendirian.
~*~
Dulu di London, di saat cuaca seperti ini, Eleanor dengan senang hati akan pergi keluar rumah hanya untuk mencium aroma khas setelah hujan.
Tapi tidak sekarang.
Aroma khas hujan selalu membawanya pada memori dengan Louis Tomlinson. Karena tanpa ia sadari, hujan selalu turun saat mereka bersama.
Atau memang sekarang tengah musim gugur maka dari itu frekuensi turun hujan lebih sering? Entah.
Eleanor terus berjalan mengikuti kakinya melangkah, ia butuh waktu sendiri, sekedar berjalan dalam keramaian akan membuatnya tenang. Paling tidak untuk saat ini.
Louis Tomlinson. Mengapa harus dia?
Terlebih lagi...
Danielle Campbell. Mengapa harus dia?
![](https://img.wattpad.com/cover/36008578-288-k691490.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
STRONG // Elounor
Fanfic"You never know how strong you are, until being strong is the only choice you have" Tribute story for El and Lou, otp for life. (Story in Bahasa y'all)