Salahku?

6.4K 204 0
                                        

Aku berjalan tanpa arah, aku tiba di suatu tempat yang sepertinya tidak asing bagiku.

Aku ingat semuanya disini Calvin pernah mengajakku dan memberikan jam tangan ini kepadaku.

Dia juga memberi ku cincin dan berniat melamarku. Astaga, apakah itu mungkin? Aku masih sangat muda.

Bahkan aku baru mau masuk SMA. Besok adalah hari MOS dan aku sama sekali tidak mempersiapkan apapun karena terus memikirkan Calvin.

Aku duduk di kursi taman, mengingat semua memori ku dengannya selama delapan hari yang begitu indah.

Aku hanya benar-benar tidak menyangkah dia tega meninggalkanku dengan cara seperti ini.

Tanpa aku sadari hari mulai gelap dan aku benar-benar tidak tau jalan keluar aku hanya seorang diri.

Cinta yang menuntun ku ke taman yang indah ini, dimana hari terakhir kami bersama.

Aku mulai merasa takut dan kedinginan. Tiba-tiba aku merasa ada sesuatu dibelakangku.

Aku sangat takut dan berteriak histetis, aku pikir hantu. Ternyata itu Calvin!

"Kau ingin aku tidak lagi bisa mendengar?" katanya memegang kedua telinganya.

"Maaf, aku kira.. Sudahlah." aku menunduk. "Tak apa, apa yang kau lakukan? Darimana kau tau jalan kesini?" dia bertanya lembut.

"Aku hanya berjalan sampai aku tiba disini, hanya aku benar-benar tidak tau jalan pulang." kataku bingung.

Dia duduk disebelahku, kini dia memegang kedua tanganku, aku hanya menunduk malu dan merasa bingung.

Dia merangkul ku erat, dan kini tangannya memegang kedua pahaku. Lalu dia memelukku.

"Lepaskan aku!" aku berteriak. Dia mengabaikanku dan makin mendekat padaku.

Aku menginjak kakinya dan menamparnya, tapi saat aku tampar bahkan aku menangis. Aku tak sanggup melakukan itu padanya tapi bagiku dia kurangajar!

"Apa-apaan kau ini?" dia bertanya kesal. "Kau kurangajar!" aku membentaknya.

"Memangnya kenapa? Bukankah kau mencintaiku?" dia seperti memancing kemarahanku.

"Apa maksudmu! Cinta bukan berarti kau seenaknya padaku." aku benar-benar marah padanya.

"Ya sudah, aku bisa kok sama Priska." dia hanya terus memancing kemarahanku.

"Ya! Silahkan saja! Jadikan dia pelacurmu! Guru mesum!" aku benar-benar meledak.

"Hei! Jaga bicaramu, kau yang kegeeran dan berfikir negatif, aku hanya tidak mau kau kedinginan makanya aku memelukmu." dia terlihat polos alias berpura-pura polos.

"Oh ya? Apakah pantas seorang PENDIDIK melakukan hal itu pada MURIDnya?" aku menekan kata pendidik dan murid.

"Bahkan kau bukan muridku lagi ya sudahlah aku pergi saja." dia berlalu dari hadapan ku.

"Tunggu!" aku berteriak dan mengejarnya.

"Antar aku pulang dan tidak akan ku ganggu kau lagi." aku memohon.

"Ikutlah dan perlengkapan MOS mu sudah kusiapkan dimobil." jawabnya cuek.

"Kau pacaran dengan Priska?" tanyaku menghilangkan suasana hening di dalam mobil.

"Tidak." dia tidak menatapku sama sekali. "Aku melihatmu berpelukan." tanyaku penasaran. "Bukan urusanmu." jawabnya sangat cuek.

"Turun, sudah sampai. Dan kau salah menilai ku." katanya. "Apa aku salah mencintaimu?" tanya ku sedih. "Ya, salah besar." dengan nada cuek.

Akhirnya dia pergi dan aku masih berdiri di depan rumah. Beberapa menit setelah aku merasa tenang aku masuk ke dalam rumah.i

Moment With My TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang