Setelah ujian nasional selesai. Calvin mengajakku untuk dinner. Awalnya ku pikir ini kencan. Tapi aku salah besar!
Aku telah berdandan cantik dengan dress hitam dan rambut yang terurai serta memakai softlens agar aku tak perlu memakai kacamata.
Saat kami sedang makan malam berdua tiba-tiba seorang wanita datang dan duduk di sebelah Calvin.
Dia adalah Priska, sebenarnya seumuran denganku, hanya karena dia kelas reguler dia masih kelas 8 SMP.
"Apakah sir Calvin sudah lam menunggu ku?" tanya nya melirik ku sinis.
"Tidak juga, kami baru saja tiba." jawabnya dengan senyum mempesona.
Apa-apaan sih ini? Aku pikir harusnya ini kencan, meskipun kami sudah tidak pacaran tapi aku tetap berharap ini kencan. Aku mengoceh dalam hati.
Mereka berbincang-bincang dengan penuh canda tawa dan aku merasa menjadi obat nyamuk dan penonton.
"Hm, excuse me!" dengan nada sedikit jengkel. "Ada apa?" tanya sir Calvin seperti tidak tau apa-apa.
"Oh, dia sudah lapar, kita kan belum pesan daritadi kita terlalu asik mengobrol sir." Priska menyambung ucapan Calvin.
Dasar Priska, sangat menjengkelkan kenapa sih dia? Sangat mengganggu dan kenapa juga dia dekat-dekat dengan sir Calvin!
"Iya aku sudah lapar." aku hanya membuat senyum palsu. Kami memesan dan ketika pesanan datang aku tetap saja jadi obat nyamuk buat mereka.
Padahal kalau Priska tidak ada, pasti Calvin sudah menyuapi ku dan memesan ice cream vanila kesukaan ku sebagai penutup. Dia sangat tau.
Tapi? Buktinya, dia terlalu asik dengan Priska sampai tidak menyadari kehadiran ku disini.
Aku beranjak dari kursi dan menuju pintu keluar. Saat aku hendak memanggil taksi, tangan ku di tarik oleh seseorang, dan sudah pasti Calvin.
"Kamu kenapa?" tanya nya. "Tidak apa-apa." jawabku cuek. "Kan di dalam ada Priska, masa kamu tiba-tiba pergi tanpa pamit." kata nya.
Apa? Dia bahkan tidak peduli pada perasaanku! "Pikir saja Priska terus menerus! Aku kan tidak penting bagimu." aku memutar bola mataku.
"Bukannya begitu, aku belum cerita ya? Priska itu anak dari sahabat mama ku, jadi otomatis kita dekat." dia memberi penjelasan.
"Oh. Tidak peduli!" jawab ku cuek. "Kamu cemburu kan?" dia merayu ku. "Tidak!" rasanya pipi ku sudah memerah.
"Kamu cantik kalau cemburu dan malu kayak gini." dia masih merayu ku. Bunga-bunga dihati ku sudah tumbuh dirayu sama guru ganteng yang satu ini..
"Aku mau pulang." kataku. "Yakin kamu?" tanya Calvin. Aku hanya mengangguk
"Kamu pulang naik taksi ya, maaf aku tidak bisa mengantar soalnya Priska masih ada didalam." katanya.
"Aku kan tidak penting, maknya Priska yang lebih diutamakan. Aku tidak disuapi, tidak diantar pulang bahkan saat tadinya aku pikir ini kencan aku hanya jadi obat nyamuk!" aku sedikit membentaknya.
"Maafin aku ya Victoria sayang, bukan maksudku ingin melukai hatimu atau sengaja membuatmu cemburu, tapi tadi mendadak soalnya dia takut sendiri di rumah karena semua lagi ada urusan makanya aku mengajaknya makan malam sekalian." memberikan penjelasan dengan senyuman manisnya.
"Oh gitu." aku tetap cuek dan memanggil taksi lalu meninggalkannya tanpa berpamitan.
Aku benar-benar kesal, penjelasan yang tidak masuk akal! Dan sekarang aku hanya bisa menangis.

KAMU SEDANG MEMBACA
Moment With My Teacher
RomansaAku tahu ini gila! apa aku sudah tidak waras karena aku tidak punya teman? ya, aku sendiri tidak percaya aku mencintai guru ku sendiri. dia memang tampan tapi perbedaan umur kami beda 21 tahun. Gila bukan? tapi Calvin menyatakan cinta nya kepada Vic...