Tepat pukul 13.30, siswa siswi SMAN Harapan berhamburan keluar kelas masing-masing. Dari hari Senin - Kamis , SMAN Harapan memang memiliki aturan bahwa pukul 07.15 kegiatan belajar mengajar dimulai, dan berakhir pada jam 13.30. Tapi hari ini berbeda, siswa/i SMA jurusan IPS sudah pulang terlebih dulu.
SMAN harapan memang SMA Negri favorit di kota Bekasi , mungkin karena ini murid-murid nya merasa 'gengsi' jika bersekolah di salah satu sekolah negri favorit tetapi tidak membawa kendaraan pribadi. Tetapi tidak dengan Rafa dan Jaka , mereka nampak santai tidak membawa kendaraan pribadi ke sekolah ..
"Raf... Lu kenapa gak mau balik bareng gua?"
"Gua ada janji sama Dicky... Makanya gua gak bisa bareng lu."
"Eitss.. Anak IPS kan dah balik dari tadi... Emang lu gak mau pulang dulu??? Nyokap lu ngomel-ngomel tau rasa lu!"
"Hehehe... Gua udah bilang ke nyokap, jadi santai aja gua mah... Katanya sih Dicky mau tunjukin sesuatu ke gua ... "
"Yaudh... Bae-bae dah yeh lu , tuh angkot dah dateng ..."
"Oke ... "
Itulah sedikit percakapan Jaka dengan Rafa , Rafa menstop angkot dan naik. Begitu juga Jaka yang harus ke pangkalan ojek untuk mengantarnya pulang.
Cuaca dikota ini memang sangat ekstrim. Panasnya bukan main, bahkan 'mungkin' aspalnya saja bisa untuk menggoreng telur mata sapi, debu dan polusi seakan meneror semua orang agar menutup hidung dan mulutnya menggunakan masker. Tapi tidak dengan Rafa , dia sangat cuek dengan cuaca ekstrim akhir akhir ini. Cowok tampan berkulit mulus ini sepertinya sudah sangat terbiasa. Terbukti setiap berangkat dan pulang sekolah dia tak pernah memakai masker, jaket atau apapun.
Hari ini ia sangat senang , salah satu teman akrabnya mengajaknya bertemu. Dicky dan Jaka adalah temannya semenjak SMP. Mereka bertiga selalu bersama sama, dan juga masuk di sekolah SMA yang sama. Hanya saja Dicky tak lolos saat tes pemilihan jurusan IPA/IPS . Walau Rafa dan Jaka tak se'jurusan dengan Dicky tetapi mereka tak pernah putus hubungan.
'Ngapain ya dia ngajak ketemu ? Apa nggak bisa tadi disekolah ajah pas istirahat? Penasaran...' Begitulah yang sedari tadi ada didalam pikiran Rafa..
Rafa tak menyadari , didalam angkot banyak sekali wanita muda yang diam diam mencuri curi pandang kepada wajah dan badannya yang elok. Penampilan Rafa memang sangat 'nikmat' jika dipandang , proporsional dan keputihan kulitnya mampu menyihir tak sedikit wanita bahkan pria. Padahal saat ini Rafa masih mengenakan pakaian sekolah .
Saat sampai didepan sebual Mall , Rafa turun dan membayar tarif kepada pak supir. Masih terlihat pandangan wanita wanita muda tadi didalam angkot yang masih memandangi wajah Rafa saat angkot mulai berjalan.
Rafa dengan kesigapan tubuhnya mulai memasuki mall dan berjalan menuju ketempat yang disepakati oleh Dicky. Bintang Karaoke dikamar no 13. Harus menaiki lift karena tempat tersebut terletak dilantai dua. Saat sampai ditempat Karaoke, Rafa pun harus mencari kamar nomer 13.
"Emm ini tempat karaoke apa hotel sih?? Banyak banget pintunya."
Dengan wajah kebingungan Rafa mencari pintu kamar bertuliskan no.13. Karena takut terlalu lama, akhirnya Rafa memutuskan untuk meminta bantuan pelayan. Dengan bantuan pelayan tersebut akhirnya Rafa menemukan tempat yang dia cari. Dengan pelan pelan Rafa membuka pintu tersebut seakan akan ingin memberi kejutan kepada penghuni didalamnya.
"Waaaaaa... KEJUTAN !!!" Teriak Rafa.
Tetapi Rafa lah yang terkejut! Seperti menelan obat dengan tingkat kepahitan yang sangat, dada Rafa terasa sangat sesak. Tak percaya dengan apa yang ia lihat.
"Lo berdua.... Lo ngapain ?!!!" Ucap Rafa menahan sesak.
"Raf.. Ini gak seperti yang lo pikir." bela Dicky.
Tampak seorang cowok sedang terdiam kaku disamping Dicky , setelah tertangkap basah sedang mencium bibir Dicky dengan mesra.
"Halahh... Sahabat brengsek lo!! Lo nyuruh gua kesini cuma buat liat lo lagi ciuman sama si jalang ini??? Dimana hati lo!!" Cecar Rafa.
"Sayang... Ini gak seperti yang kamu pikir, aku bisa jelasin semuanya.. Aku dan dia gak ada hubungan apa apa..."
Tetapi belum sempat menuntaskan perkataannya, Rafa mengambil gelas berisi cairan berwarna orange dengan hiasan irisan buah jeruk yang diselipkan disisi gelas itu dan menuangkannya diatas kepala cowok itu.
"Lo bilang habis lulus sekolah ,lo mau kuliah di Kanada ? Dan lo bilang kemarin lo udah di Kanada , tapi sekarang lo disini dan enak-enakan sama dia ?? Lo penipu!! Sialan lo! Sakit gua!!!" Ucap Rafa sambil memegang dadanya yang sesak.
"Raf... " Sahut Dicky mencoba menenangkan Rafa.
"Diem lu !! Dan buat lo!! Sahabat macam apa lo? Hah?!! Lo udah tega hancurin persahabatan kita cuma buat cowok brengsek ini... Lo berdua cocok, sama sama brengsek!!!"
Dengan menahan bendungan air mata , Rafa berbalik arah membelakangi dua manusia yang ia anggap "Berengsek" itu.
"Tapi Yang.. Aku sayang kamu... Aku minta maaf buat...."
Mendengar Cowok itu berkata , Rafa kembali menghadapkan wajah nya ke arah cowok itu. Dan...
PLAK!! Sebuah tamparan keras mendarat dipipi cowok itu , Dicky shock melihat kejadian yang ia belum pernah lihat sebelumnya..
"Jangan pernah lu panggil gua sayang!! Gua jijik dengernya!!"
Akhirnya Rafa pulang dengan membawa kekecewaan dan sakit hati yang teramat sangat.
Bagaimana tidak? Dicky, sahabat yang sangat ia percaya telah menusuknya dari belakang dengan mengencani Ega, cowok yang sangat Dicky tau bahwa dia adalah pacar Rafa. Ingin rasanya Rafa cepat cepat sampai rumah, didalam angkot pun dia hanya terdiam dan mencoba tak menangis.Saat sampai dirumah, Rafa membuka pintu dan cepat cepat masuk kamar. Mamanya yang melihat tingkah anaknya yang berbeda pun merasa kebingungan.
Tok ... Tok ... Tok ...
Mama Rafa mengetuk pintu kamar anaknya yang terkunci...
"Rafa.. Kamu kenapa? Kok masuk gak salaman sama mama dulu... Kamu sakit??"
Akhirnya Rafa keluar kamar dan meminta maaf kepada mamanya. Dengan menyembunyikan keadaan hatinya , dan berpura pura tidak terjadi apa apa.
"Ooh yaudah... Kamu cepet mandi, terus makan... Mama udah masakin masakan kesukaan kamu."
"Hehehe.. Makasih ma.."
Setelah mama pergi dari hadapannya , Rafa masuk kamar dan meluapkan emosinya. Dia lihat bingkai foto diatas meja samping ranjang tidurnya , dua sosok manusia yang tampak tersenyum didalam foto. Ia ambil poto itu dalam bingkai dan merobeknya menjadi dua. Sekarang Rafa dan Ega terpisah didalam foto itu..
dreet dreet...
Getaran Handphone Rafa terdengar didalam tasnya. Handphone Rafa memang hanya diprofil getar, karena jika dibunyikan akan melanggar peraturan disekolahnya.
Rafa ambil Handphone didalam tasnya. Terlihat sebuah nama "Honey" sedang mencoba menghubunginya. Honey? Uhh... Ternyata si bajingan itu mencoba menghubungi Rafa kembali..
Dengan kesal Rafa membongkar Handphone dan mencabut baterainya. Masih dengan kekecewaan yang teramat sangat. Rafa kembali merobek foto Ega menjadi berkeping keping dan menginjak injaknya sampai ia puas.
Tak terasa air matanya mengalir setitik demi setitik membasahi mata dan wajahnya yang tampan. Menunjukan bahwa apa yang ia lakukan pada Ega belum cukup. Menumpahkan jus orange ke kepalanya , menamparnya , merobek dan menginjak injak fotonya. Itu semua belum cukup untuk menebus rasa sakit hatinya..
***
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Idiot!
Teen Fiction*Another Gay Themed Story (Repost) *Original Writer : @Wahyu_Andang *Don't like don't read! LGBT Haters GO AWAY!