Sembilan

12.3K 827 12
                                        

Sedikit demi sedikit mata Rafa terbuka. Sinar matahari menyorot ke matanya dari jendela yang tak ia tutup semalam. Rafa bangun dengan perlahan dan mengucek kucek matanya. Rafa edarkan matanya ke sisi sisi kamar dengan mulutnya yang masih menguap beberapa kali. Mata Rafa terbelalak ke arah Jam dinding kamarnya ..

"Huaaaaaa sudah siang!!"

Dengan buru buru Rafa mandi, dan memakai pakaian sekolah. Rafa keluar kamarnya dan menuju dapur.

"Udah bangun Raf?? Sini sarapan..."

Rafa melihat Rio tengah duduk dimeja makan. Seharusnya Rafa lah yang membuatkan sarapan pagi karena perjanjian dibrosur sewa kost seperti itu. Rafa menghampiri Rio dan terus saja memperhatikan beberapa lembar roti tawar dan segelas susu dimeja makan.

"Ini buat lo..." Ucap Rio.

"Buat gua??... Pasti ada apa-apanya ya di Roti ini? Atau susu ini rasanya asem?? Lo ngerjain gua kan??" Tanya Rafa sambil mengangkat segelas susu.

"Segitunya ya lo?? Udah minum aja kalo ga percaya... "

Rafa pun meminum beberapa teguk segelas susu yang dibuat oleh Rio, dan memakan Roti tawar dengan selai kacang.

"Nah... Gak ada racunnya kan?? Rasanya masih wajarkan susunya..." Ucap Rio dengan santai.

Rafa tetap menyantap susu dan rotinya sampai habis dan tidak menggubris ucapan Rio. Selesai makan Rio dan Rafa bersiap siap berangkat sekolah.

"Raf... Daripada lo capek-capek naik angkot ke sekolah.. Mending lo sama gua aja, pake motor gua ini." ucap Rio sambil tersenyum.

"Hah?? Lo perasaan dari tadi baik banget Rio? Lo pasti mau ngerjain gua lagikan?? Lagian kan naik angkot ga capek."

"Jadi lo mau apa enggak berangkat bareng gua???"

Rafa menimang nimang tawaran Rio, Rafa pun menyetujuinya. Dijalan Rafa hanya terdiam, beberapa kali Rafa coba melihat spion motor Rio.. Terlihat Rio tengah tersenyum di spion tersebut. Rafa yang melihat tingkah 'aneh' Rio merasa kebingungan. Sikap Aneh rio pun tak berhenti sampai situ. Saat sampai sekolah, Rio mengantar Rafa sampai depan kelasnya. Padahal sebelumnya, Rio tak pernah seperhatian itu pada Rafa. Setelah sampai didepan kelas Rafa, Rio pun pergi kelasnya.

* * *

Kini Rafa , Jaka dan Dicky kembali bersahabat. Mereka kembali akur seperti sedia kala dan mencoba melupakan hal hal yang telah lalu. Rafa sendiri akan mengembalikan barang barang dari Ega nanti setelah Ega berlibur di Indonesia. Karena beberapa hari setelah Ega putus dengannya, Ega memutuskan untuk pergi ke Kanada bersama neneknya. Rafa, Jaka dan Dicky sedang berada disebuah pusat perbelanjaan sekarang, karena mereka sepakat setelah pulang sekolah mereka akan jalan-jalan. 

Rafa pun tak melupakan Rio, Rafa berniat akan memberikan sesuatu kepada Rio karena berkatnya kini dia dan Dicky kembali bersahabat. Mereka bertiga menelusuri toko toko baju, handphone, accesoris dan lain-lainnya. Tapi diperjalanan mereka melihat Rio.

"Rio... Lo disini juga???" Ucap Jaka.

"Iya nih... Udah beli apa ajah tuh? " Jawab Rio menunjuk kantong besar yang ditenteng Jaka.

Rafa memandangi wajah Rio. Rio pun membalas pandangan Rafa. Jaka dan Dicky hanya diam melihat sikap mereka berdua yang seperti itu.

"Gua, Jaka sama Dicky mau nonton, lo mau gabung ga???" Tanya Rafa lembut ke Rio.

"E...gua.." Jawab Rio terbata-bata.

Tiba tiba Linda datang dan menggandeng tangan Rio.

"Kayaknya gak bisa... Rio kan jalan sama gua, bukan sama kalian!" sambung Linda.

"Bisa kok, bisa!" Ucap Rio.

"Kamu apaan sih? Kamu kan janji mau nemenin aku belanja... Utamain pacar kamu!! Jangan merekaa.." bentak Linda sambil menunjuk Rio, Dicky dan Jaka.

"Yaudah gausah, Rio gak akan sama kita kok, kita cuma bertiga juga udah rame." ucap Rafa.

Rafa pun pergi disusul Jaka dan Dicky dibelakangnya. Tampak wajah kekecewaan Rio, Rio pun melepas gandengan tangan Linda dengan kasar. Mungkin Rio kesal atas ucapan Linda. Rafa pun mengurungkan niatnya untuk memberikan Rio hadiah karena Rafa pikir, Rio tak mungkin menyukainya. Di sisi Rio sudah ada wanita yang sempurna yang bahkan lebih baik darinya. Rafa memutuskan untuk tak berharap lebih kepada Rio.

Seusai berjalan jalan di Mall.. Rafa hanya berdiam diri dikamarnya. Terdengar suara pintu diketuk dari luar. Suara dibalik pintu itu memanggilnya. Rio mengetuk pintu kamar Rafa, dan memanggil Rafa untuk keluar. Tapi Rafa memilih untuk tak membuka pintu dan tak menjawab .

***

Semakin hari perasaan Rio ke Rafa semakin menjadijadi. Dia sangat berharap Rafa pun merasakan hal yang sama. Rio tak memiliki rasasayang maupun suka dengan Linda, Rio hanya berbalas budi dengan Linda yang iatau telah menyelamatkan nyawanya. Tapi beberapa hari ini Rafa bersikap lain, Rafaterlihat sangat angkuh seperti dulu dengan Rio. Bahkan untuk melirik Rio saja,Rafa tak mau.

Tok... Tok...

Pintu rumah terdengar diketuk. Rafa pun membuka pintu, ternyata mamanya sudahpulang. Terdengar oleh Rio suara girang Rafa dibawah, karena posisi Riosekarang sedang ada dikamarnya.

"Rafa... Ini mama bawain kue jajanan pasar.. kamu panggil Rio terus makansama sama ya..." Suruh ibu Merry.

Tapi sebelum Rafa memanggil, Rio sudah menuruni anak tangga dan menghampirimereka.

"Tante... Udah pulang ya?? " Sambut Rio.

"Iya.. Itu ada oleh-oleh buat kamu Rio, Kamu ambil aja ya mana yang kamusuka."

Tapi Rafa langsung mengambil beberapa kue dan mencomotnya langsung ke dalammulutnya. Dan menelan ke dalam tenggorokannya dengan paksa.

"Huu... Bagi dong Raf!!" pinta Rio.

Rio pun mengambil beberapa kue dan memasukannya ke dalam kantong celananya. IbuMerry yang melihat kelakuan mereka hanya dapat menggeleng-gelengkan kepala.Saat Ibu Merry pergi, Rio mengambil kesempatan itu dengan bicara serius kepadaRafa.

"Raf... Lo marah ya??" Ucap Rio pelan.

"Kenapa harus marah??"

"Soal kemarin di Mall,maafin Linda ya... Lo juga taukan Linda itu gimanaorangnya.. "

Rafa hanya menatap mata Rio, ada sesuatu yang memancar dari mata Rio. Pancaran yangbelum pernah Rafa lihat sebelumnya. Rio menatap Rafa dengan dalam.

"Besok lo ada waktu???"

"Ehh..emm.. Kenapa emang??"

"Gua pengen ngomong sesuatu ke lo, tapi gabisa dirumah, gabisa jugadisekolah... Besok kita ngomong di Cafetaria, lo bisakan??"

"Pengen ngomong apa sih?? " Ucap Rafa dengan kening berkerut karenapenasaran.

"Besok lo juga tau... Besok gua tunggu ya di Cafetaria, jam 4.. Besokhabis pulang sekolah gua gak pulang dulu.. Ada yang harus gua beli, jadilangsung ketemuan aja di Cafetaria.. Oke??" Terang Rio.

"Gua ga janji ya, Yo..."

Mendengar jawaban ngegantung dari Rafa, Rio tak gentar.

"Gua harap sih lo dateng."

Rio pun berdiri dan berjalan ke kamarnya dilantai atas. Rio meninggalkan Rafayang diam seribu bahasa. Didalam hati Rio, Rio berharap perasaan cintanyadibalas oleh Rafa dan tidak bertepuk sebelah tangan.

* * *




I Love You, Idiot!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang