Rafa terbangun dari tidurnya. Seperti biasa Rafa mandi dan bersiap siap untuk sekolah. Rafa keluar dari kamarnya dan ke meja makan.Tapi dia hanya melihat mamanya tengah berjalan mondar-mandir.
"Raf... Kamu tau gak Rio kemana? Kok dia ga pulang pulang ya.?" Tanya mamanya panik.
Rafa terkejut, seharusnya Rio sudah pulang. Tak seperti biasanya Rio begini, jika ada sesuatu biasanya dia memberi kabar. Rafa pun hanya membalas pertanyaan mamanya dengan jawaban ketidak tauannya.
Rafa pun berpamitan untuk berangkat sekolah. Dan cepat cepat mencari angkot untuk kesekolah. Mungkin dia akan menemukan Rio disekolah. Tapi disekolah pun Rafa tak melihat Rio , Rafa sangat yakin jika Rio tidak ada disekolah.
Saat jam istirahat..
Rafa menanyakan Rio kepada Bento tapi Bento tak menjawab apa apa. Ibu Merry pun menelpon Rafa, memberitahukan bahwa Rio sedang dirumah sakit. Dan meminta Rafa untuk menjenguk Rio dirumah sakit nanti. Ibu merry pun memberikan alamat Rumah Sakit itu kepada Rafa. Rafa terkejut bukan main, kenapa bisa dirumah sakit. Padahal jelas jelas di Cafetaria Rafa melihat Rio segar bugar memeluk seorang wanita.
Sepulang sekolah Rafa pergi kerumah sakit tersebut tanpa pulang kerumah dahulu. Tak lupa Rafa pun membelikan buah untuk Rio yang tengah sakit. Tak terbayang apa yang harus Rafa katakan pada Rio karena kemarin Rafa tak jadi bertemu dengannya. Tapi Rafa tetap mengkhawatirkan keadaan Rio sekarang.
Rafa pun telah sampai didepan Rumah sakit di alamat yang mamanya berikan. Sebuah Rumah Sakit besar, Rafa pun masuk dan menanyakan kamar Rio kepada suster disana. Suster itu menyuruh Rafa untuk menunggu dan beberapa saat kemudian Seorang suster yang berbeda mengantar Rafa menuju kamar Rio. Rafa pun berterima kasih pada suster tersebut.
Sebelum masuk Rafa mendengar sebuah percakapan antara Rio dengan seorang wanita. Rafa pun mengintip dijendela pintu kamar tersebut. Terlihat jelas Linda sedang ada didalam kamar Rio. Rio sendiripun terlihat senang ditemani oleh Linda. Rafa pun mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam . Rafa menitipkan buah yang dibelinya itu kepada suster untuk diberikan pada Rio dan Rafa pun memutuskan untuk pulang.
* * * *
Setelah tertusuk oleh Nadia, Rio pun dibawa kerumah sakit oleh seseorang di Cafetaria tersebut, sedangkan Nadia diseret oleh satpam untuk dibawa ke pihak yang berwajib. Rio terbangun dari tidurnya, Rio sudah dari kemarin berbaring di Rumah sakit ini. Rasa perih masih terasa diperutnya akibat tertusuk pisau milik Nadia walau luka itu sudah dijahit. Rio mengambil ponselnya dan mengabarkan pada Ibu Merry agar tak khawatir dan memberi tahu Linda agar memberitahu pihak sekolah. Tapi Linda tak memberitahu pihak sekolah seperti yang Rio minta.
Beberapa jam kemudian, Linda datang menjenguk Rio. Sebenarnya bukan Linda lah yang diharapkan menjenguknya , Rio berharap Rafa menjenguknya karena kemarin ia tidak melihat kedatangan Rafa ke Cafetaria. Dengan sikap perhatiannya, Linda pun menyuapkan bubur ayam untuk Rio sarapan. Rio sendiri tak betah berlama lama satu ruangan dengan Linda. Tapi Rio masih penasaran, benarkah Linda yang menolongnya saat itu. Rio pun punya ide untuk mendapatkan jawabannya.
"Linda sayang..." Ucap Rio lembut.
"Iya? Ada apa??"Jawab Linda.
"Waktu itu kamu tau gak nama bengkel yang benerin motor aku waktu aku kecelakaan?"
"Maksudnya?" Tanya Linda bingung.
"Iya... Waktu itukan aku kecelakaan, kamu kan yang nolongin aku dan bawa aku ke Rumah sakit? makanya kotak punya kamu ada di aku."
Rio bertanya kepada Linda sambil membelai belai rambut Linda yang panjang. Diperlakukan seperti itu, Linda pun terbuai.
"Aku gak tau yang... Waktu itukan aku titipin kotak itu ke Rafa buat kasih ke kamu... Jadi itu kotak punya aku.. Emang kenapa?"
"Rafa?? Ja... Jadi Rafa yang nolong aku?"
Linda hanya bingung melihat Rio menanyakan hal yang tidak ia pahami. Seorang suster masuk dan memberikan sebuah kantong berisi buah kepada Rio.
"Terima kasih ya sus..."
"Ini bukan dari saya... Barusan ada anak laki-laki yang menitipkan ini kepada saya untuk diberikan kepada pasien dikamar ini.."
"Namanya siapa sus?"
"Namanya.. Haduuuh tadi siapa ya.. Ra.. Rafa kalo tidak salah."
"RAFA ????"
"Kamu kenapa sih yang?" Tanya Linda.
* * *
Sepulang sekolah, Rafa dan kedua sahabatnya masih nongkrong dikantin. Dikantin Rafa hanya terdiam. Dicky dan Jaka melihat aneh pada sikap sahabatnya, karena tidak seperti biasanya Rafa menjadi pendiam. Rafa memikirkan keadaan Rio dirumah sakit.
"Eh Raf... Lo udah tau belum kalo Rio sekarang dirumah sakit? "Tanya Jaka membuyarkan pikiran Rafa.
"Ohh udah.."
"Jahat banget ya tuh si cewek gila!! Gua emang udah sebel banget ama tuh cwek.. Bikin gua gedek!! Bisa bisanya dia nusuk pangeran ganteng gua...
"Hah? Bentar-bentar... Apa kata lo? Coba ulangi sekali lagi!" ucap Rafa ke Jaka.
"Jadi lo belom tau penyebabnya Rio dirumah sakit ??... Kata tetangga gua sih, Si Nadia itu sekarang dibawa kerumah sakit jiwa gara-gara nusuk si Rio yang pernah tinggal dirumah dia.. Tau gak? Dia nusuknya di Cafetaria. Gila bangetkan? Ya emang dia gila sih...dia tuh nganggep Rio itu Ryan.. Pacarnya yang udah meninggal.. Dan katanya Rio bakalan pindah sekolah dan ikut orang tuanya di Surabaya... Lagian tante Lusi!! Punya anak gila bukannya dibawa ke RS malah nyuruh Rio tinggal bareng dia buat nyembuhin anaknya...." Cerita Jaka panjang lebar.
Rafa yang mendengar cerita jaka pun panik dan menelpon mamanya dirumah..
"Ma.... ?"
"Iya sayang ada apa ??"
"Rio udah pulang belum ma? "
"Rio? Oh Rio toh. Tadi orang tua Rio ke rumah sayang buat ngambil barang-barang Rio.. Katanya Orang tua Rio mau bawa Rio tinggal dirumahnya di Surabaya setelah tau Rio ditusuk perutnya sama cewek, tapi mama gak tau cewek itu siapa.. Dan tau gak ? Uang sewa yang dibayar 3 bulan dimuka ga diambil lagi sama orang tuanya, padahal Rio ngekost ga sampe 3 bulan ya."
Tuut.. Tuut..
Rafa pun mematikan telponnya. Rafa menangis. Batinnya sangat sakit..
"Raf lo kenapa??"
"Raf lo nangis kenapa??"
"Raf.. Jangan bilang lo..."
Jaka dan Dicky kebingungan melihat Rafa yang tiba tiba menangis..
"Iya kalian berdua bener!! Gua sayang sama Rio.. Gua terlalu munafik buat ngakuin itu sama kalian dan juga ngakuin itu ke Rio.. Maafin gua Jak.. Gua udah suka sama Rio, padahal gua tau lo suka kan sama dia... ?? gua juga gak bilang ke Rio kalo gua yang selamatin dia waktu dia kecelakaan, sampai akhirnya dia harus pacaran sama Linda..."
Jaka kaget melihat sahabatnya berkata seperti itu..
"Enggak Raf... Gua ngerti kok perasaan lo..Tapi mau bagaimana pun juga Rio harus tau kalo lo yang selametin dia, dia harus tau yang sebenarnya!!" Jawab Jaka.
"Tapi semua gak berguna... Rio udah pergi.. Ga ada gunanya gua mendem ini semua.."
"Belom Raf... Sekarang masih jam 2 siang... Rio pasti masih ada di bandara... Kita masih punya waktu..."
Mereka bertiga pun pergi ke bandara. Diperjalanan Jaka dan Dicky berusaha menenangkan hati Rafa yang gelisah. Rafa takut kalau Rio takkan kembali lagi dan yang tersisa hanyalah penyesalan karena menyembunyikan perasaannya pada Rio.
Sesampainya dibandara, Rafa berlari mencari sosok Rio. Tapi sayang, mereka terlambat. Jam dinding di bandara menunjukan jam 17:15. Rio dan kedua orang tuanya pasti sudah naik pesawat. Rafa menyerah dan memutuskan untuk pulang.
Dirumahnya ia hanya dapat mengenang Rio didalam kamar di lantai atas yang dulu ditempati Rio. Dikamar itu ingatan Rafa terulang. Rafa melihat Rio meloncat loncat diatas kasur dengan girang. Rafa hanya dapat tersenyum dengan air mata mengalir dari kedua matanya. Rafa tau, itu hanyalah imajinasinya. Melihat Rio kembali dikamar ini, itu mustahil baginya. Hanya penyesalan lah yang ada dihatinya sekarang.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Idiot!
Novela Juvenil*Another Gay Themed Story (Repost) *Original Writer : @Wahyu_Andang *Don't like don't read! LGBT Haters GO AWAY!