Keesokan harinya Rafa terbangun dan seperti biasa menuju ke meja makan untuk sarapan. Tapi dia melihat Rio tengah asyik makan diatas meja makan dan Rio pun tersenyum melihat kedatangan Rafa.
"Sini Raf makan bareng gua." ajak Rio.
"Tanpa lo suruh juga pasti gua makan kalii.." ucap Rafa jutek.
"Hadduh... Udah pada bangun toh, yaudah cepet makan terus mandi ya... Rafa sebentar lagi mama mau ke rumah bibi Sinta, kayaknya mama mau nginap disana. Kamu gapapa kan ditinggal sama Rio?" Tanya mama yang datang tiba tiba.
"Hah?? Yaudah ma gapapa." jawab Rafa.
"Yaudah, habis makan kamu mandi terus cuci baju ya? Sekalian cucian Rio juga dicuci ya.. Jangan mentang-mentang hari minggu kamu males-malesan Raf... Oh iya Rio, kasih ajah cucian kamu ke Rafa ya... Yaudah mama pergi dulu ya takut macet dijalan." pamit mama.
Rafa segera menghabiskan sarapannya dan menuju kamar mandi. Rio sudah tersenyum senang, Dan...
"AAAAAAA!!!!" Terdengar suara teriakan Rafa didalam kamar mandi.
"Sialan Lo Rio!! Lo sengaja ya ngerjain gua!! Cucian kotor lo banyak banget... Ini gak mungkin!!!!"
Rio merasa senang dan menari nari diatas penderitaan Rafa. Rafa sudah pasti harus mencuci pakaian kotor Rio yang menggunung tersebut, karena itu sudah masuk dalam perjanjian kost. Rafa pun terkejut saat melihat ada celana dalam berwarna merah yang sangat kotor didalam bak pakaian kotor milik Rio.
"Sialan lo Idiot!! Jorok lo...!!!!"
Rio sendiri sangat senang mendengar Rafa yang mengeluh dengan cucian kotor miliknya yang memang sengaja diberi lumpur dan diperbanyak baju baju kotornya. Rio puas dendamnya atas perbuatan Rafa yang telah membuat sekujur badannya sakit telah sukses. Rio meloncat loncat dan menari nari gembira disamping meja makan. Tapi Rio berhenti sejenak karena memar pukulan Rafa masih sakit dan melanjutkan menari dengan santai pelan.
* * *
Walau hari ini hari minggu tapi Rafa dan Rio tidak kemana-mana. Mereka hanya bersantai dikamar masing masing dan sesekali menonton TV . Rafa mungkin kelelahan mencuci pakaian yang menggunung dikamar mandi.
Tak terasa waktu sudah menunjukan malam hari. Rio yang memang tak biasa tidur sore mulai gelisah, merasa kebosanan. Sayup sayup dia mendengar suara isak tangis diluar kamarnya ,tepatnya diteras lantai atas. Rio mulai berpikiran macam-macam, mungkin setan atau apa. Rio mulai ketakutan juga penasaran. Selangkah demi selangkah Rio membuka pintu dan melongok ke arah teras. Dia melihat punggung Rafa . Rio pun mendekati Rafa yang bermata sembab dan berwajah murung.
"Ehem.. Ngapain lo disini??"
Rafa hanya diam, tak menanggapi pertanyaan Rio.
"Lo lagi sedih ya? Cerita aja sama gua... Daripada lo pendem.." Ucap Rio bersimpati.
Tapi tetap saja Rafa diam.
"Huft.. Oke maaf kalo gua ganggu, daripada gua dianggurin mending gua pergi..."
Tapi belum beberapa langkah Rio pergi, Rafa memanggilnya. Rafa pun bercerita semuanya kepada Rio. Tentang pengkhianatan Dicky, Ega dan semuanya. Air matanya pun jatuh. Rio tersentak.
'Begitu rapuhnya kah Rafa selama ini? Tapi dia selalu terlihat jutek... Apa dia hanya menutupi kesedihannya?'
Rio pun memberikan saran jika seharusnya Rafa memberikan kesempatan pada Dicky untuk menjelaskan semuanya. Karena Rio melihat kejanggalan, untuk apa Dicky mengundang Rafa untuk datang ke tempat karaoke jika disana Dicky tengah berselingkuh dengan Ega. Dan jika memang Dicky berniat merebut Ega dari Rafa, untuk apa sekarang dicky mengotot untuk berteman lagi dengan Rafa. Rafa pun mengikuti saran dari Rio, jika memang itu tindakan yang benar untuk mendengarkan penjelasan versi Dicky.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Idiot!
Novela Juvenil*Another Gay Themed Story (Repost) *Original Writer : @Wahyu_Andang *Don't like don't read! LGBT Haters GO AWAY!