Suho Sick

1K 89 4
                                    

°Tinggalkan jejak ya setelah membaca^^
.
.
.
"SUHOOO IRONAAAA...."

Soyoong menarik selimut Suho dengan paksa agar adik semata wayangnya itu bisa segera bangun. Namun, namja itu sangat keras kepala. Ia tetap tak mau melepaskan selimut yang menutupi seluruh tubuh beserta wajahnya itu. Padahal jam weker yang berada tepat pada meja kecil disebelah ranjangnya sudah menunjukkan pukul 07:30 WKS. Tentunya, jika namja itu bangun sekarangpun, ia takkan bisa memburu waktu untuk bisa sampai di sekolah tepat waktu..

"Suho-ah... Bangunlaahh. Kau akan terlambat..!!"

Soyoong mendorong-dorong tubuh Suho agar adiknya yang keras kepala itu bisa menuruti perintahnya. Sebelumnya, Suho tak pernah seperti ini. Baru pertama kalinya ia susah dibangunkan seperti ini. Merasa gusar, Soyoong pun segera naik ke atas ranjang berukuran King yang ditiduri Suho dan langsung melepas paksa selimut yang menutupi adiknya itu. Tentu kali ini dengan pemaksaan yang lebih keras.

"Yaa... Apa kau tak.." Ucapan Soyoong terhenti. Matanya sukses melebar. "Yaa Kim Joonmyeon.."

Soyoong amat terkejut mendapati adik semata wayangnya yang kini dipenuhi dengan keringat dingin. Wajah Suho tampak pucat. Bibirnya membiru. "Yaa.. apa yang terjadi denganmu..?"

Soyoong menyentuh dahi Suho. "Aa!" Tangannya saja terasa hampir terbakar saat menyentuh dahi adiknya itu.

"Pelayan... Pelayann.."

Mendengar teriakan nona muda, para pelayan pun langsung berdatangan ke kamar Suho. Termasuk kepala pelayan. Yang sering Soyoong dan Suho panggil Kim Ajhussi. Orang yang sudah menjadi kepala pelayan di rumah ini, sejak mereka kecil.

"Ada apa agasshi?"

"Ajhussi.. Tolong aku.. Hikss." Soyoong menangis. Mungkin karena ia merasa khawatir dengan kondisi adiknya.

"Apa yang terjadi agasshi!?" Tanya Kim ajusshi melihat Yeoja yang sudah dianggap anak olehnya kini tengah menangis. Entah karena apa.

"Palli. Teleponlah rumah sakit. Panggil ambulans!! Tolonglah adikku... hikss hikss.."

"OMO." Kim Ajhussi terkejut. "Cepat panggilah ambulans. Sekaligus telepon dokter keluarga. Ambulans akan tiba lebih lama disini, jadi Tuan Suho harus diperiksa keadaannya terlebih dulu." Perintah Kim Ajhussi pada para pelayan yang berdiri di belakangnya. Tepatnya di luar pintu masuk.

"Hikss.. Hikss.. Palliyaa.. hikss.." Soyoong hanya bisa menangis sambil memegang erat telapak tangan adiknya.

"Yaa.. jangan cengeng, baboyaa."

Mendengar suara lemah itu, Soyoong langsung mengalihkan pandangannya pada wajah Suho.

"Ya, Suho-ah... Omo Suho-ah.. ternyata kau masih hidup.. hikss.." Saking senangnya Soyoong langsung berhambur memeluk tubuh Suho.

"Yaa Yaa nunaa. Apa kau mau membunuhku! Sakit!"

"Omo, Omo mianhae, namdongsaeng." Soyoong pun akhirnya melepaskan pelukannya. "Apa yang sakit? Bagian mana yang sakit? Palli. Katakan pada nuna."

"Gwenchana."

"Gwenchana, mwo? Lihatlah wajahmu itu sudah tampak seperti mayat hidup!"

"Aku hanya kelelahan."

"Aisshh.." Soyoong hanya bisa mendesah berat menerima tingkah keras kepala adiknya.

"Agashii.."

"Ne?" Soyoong menoleh ke belakang, membalas panggilan Kim Ajhussi.

"Dokter keluarga sudah tiba."

"Oh. Gurae. Segera panggil dia kemari."

"Baik, Agasshi."

***

"Bagaimana keadaanya, uisanim?"

Pertanyaan itu langsung keluar dari mulut Soyoong ketika melihat Dokter Lee keluar dari kamar Suho.

"Oh. Suho tidak apa-apa. Dia hanya kehujanan kemarin. Itu hanya gejala demam biasa. Dia akan segera pulih setelah beristirahat selama 2-3 hari."

"Hohh.."

Hembusan nafas kelegaan akhirnya bisa berhembus keluar juga dari mulut Soyoong.

"Aku dengar kalian menelpon Ambulans untuk menjemputnya?"

"Ne." Soyoong menangguk.

"Telepon dan batalkanlah. Tadi Suho menyuruhku untuk menyampaikan ini padamu. Ia tak mau dibawa ke rumah sakit. Apalagi sampai harus dirawat disana. Menurutku juga lebih baik tidak perlu melakukan itu Soyoong-ssi. Dia hanya perlu dirawat dirumah saja. Itu sudah cukup." Jelas Dokter Lee panjang lebar.

"Oh. Ne nee arasso, uisanim." Balas Soyoong mengerti. Kali ini ia menoleh menatap Kim Ajhussi yang berdiri di sebelahnya. "Ajhussi, hubungilah pihak rumah sakit, dan batalkanlah Mobil ambulans yang sedang menuju kemari."

"Ne, agasshi."

Kim Ajhussi segera menuruti perintah dari Nona mudanya dan segera menghubungi pihak rumah sakit dengan ponsel yang sedari tadi berada di genggamannya.

BUS STOP [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang