Why did you come back, now?

707 74 5
                                    

°Tinggalkan jejak ya setelah membaca^^
.
.
.
Suho dan Chorong berjalan dalam keheningan. Suho masih mengekor di belakang Chorong. Chorong tak perduli dengan sosok namja yang berjalan di belakangnya. Rumah keduanya memang tidak terlalu jauh, itulah yang membuat mereka setiap harinya selalu bertemu di Halte maupun di dalam BUS. Kali inipun demikian. Seperti hari-hari kemarin, Suho akan berjalan mengekor dibelakangnya, sampai Chorong berbelok ke arah lorong menuju rumahnya. Disitulah Suho akan menghilang dengan sendirinya dari pandangannya.

"Park Chorong."

Langkah Chorong terhenti. Kini, ia mendengar langkah kaki Suho menuju ke arahnya. Sampai akhirnya, langkah itu terhenti di hadapannya.

"Wae?" Tanya Chorong memasang wajah kaku seperti biasanya. Suho terdiam. "Waee??" Chorong kembali bertanya melihat reaksi Suho.

"Umm... emmm..."

"Yaa.. Sebenarnya kau ini kena.."

"Gumawo.."

Ucapan Chorong langsung terhenti mendengar apa yang dikatakan namja dihadapannya itu.

"Untuk?"

"Untuk tadi pagi saat dikelas. Kau sudah mau berbaik hati membantuku. Jinjja Gomawo. Maaf, aku baru berterima kasih padamu, skarang." Ujar Suho menahan rasa gugupnya.

"Oh."

'Hanya itukah jawabannya?' Batin Suho.

"Masih ada lagi yang mau kau katakan?"

"Ne?"

"Aku tanya apa masih ada lagi yang mau kau katakan?"

Suho menggeleng. "Oh, anniyeo."

"Gurae. Kalau begitu, aku pergi."

Chorong memegang erat tali ranselnya dan segera berjalan mendahului Suho yang masih tak bergeming dari tempatnya. Seperti hari-hari sebelumnya, Suho hanya bisa menatap punggung Chorong yang menghilang dibalik belokan lorong.

"Selamat malam." Gumam namja itu dari kejauhan. Senyuman manis pun lagi-lagi tersungging pada bibir kecilnya.

***

"Yaa.. kau harusnya melihat bagaimana ekspresi wajah Jonghyun saat aku mengerjainya tadi! Aisshhh.. sungguh memalukan. Hahahahaaa"

Sontak semua mata para siswa yang sedang makan dikantin saat itu mengarahkan pandangan mereka pada Eunji dan Chorong.

"Ya!"

Sendok yang dipegang Chorong mau tak mau harus melayang pada kepala yeoja dihadapannya itu.

"Auuwww!" Eunji meringis kesakitan dengan lebaynya. "Sakit... mengapa kau memukulku, eoh?" Omel yeoja bermata eyes smile itu.

"Karena mulutmu itu benar-benar sudah membuatku mau tak mau harus menanggung malu!" Omel Chorong.

"Wae?? Memangnya apa salah mulutku yang cantik inii.."

"Apa kau tak sadar tawamu tadi seperti nenek sihir, eoh?"

"Mwo??" Lagi-lagi dia terkejut dengan lebaynya. "Yaa.. Park Chorong.. kau tak sadar apa, tawa yang kau hina barusan itu.. telah dinobatkan menjadi tawa tercantik dan terindah disekolah ini. kau tahu tawa itu milik siapa, eoh? Milik reporter cantik JUNG-EUN-JI.. Hehehee" Ujar Eunji. Chorong hanya bisa mendesah berat melihat tingkah sahabat satu-satunya itu.

"Aisshh.. terserah apa katamu!" Ketusnya seraya meminum milkshake cokelat dihadapannya.

***

"Park Chorong.!"

Mendengar teriakan seorang namja dari arah belakangnya, Chorong mau tak mau harus menghentikan langkahnya. Ia berbalik dan menatap lurus namja asing yang kini sudah berdiri sambil ngos-ngosan dihadapannya. Namja asing itu berusaha mengatur nafasnya sebelum ia membetulkan posisi berdirinya.

"Kau.." Chorong menoleh ke kiri, kanan dan belakangnya. "Memanggilku?" Lanjutnya bertanya pada sosok namja yang tidak dikenalinya itu.

Namja itu tersenyum lebar sebelum menjawab, "Ne, Tentu saja kaulah yang kupanggil. Di sekolah ini, memangnya siapa lagi yang bernama Park Chorong.." Jawabnya sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Chorong. Chorong menaikkan alisnya bingung saat melihat tingkah aneh namja asing itu.

"Siapa kau?"

"Kau bertanya siapa aku?"

Namja itu memundurkan wajahnya ke posisi yang lebih sopan. "Perkenalkan," Ia menyodorkan telapak tangan kanannya berharap yeoja dihadapannya akan menjabatnya, ternyata tidak!-_- Akhirnya telapak tangan itu mau tak mau harus kembali ke posisi semula.

"Umm.. sebenarnya tak perlu perkenalan. Kau tentu saja sangat mengenal aku. Aku murid baru disekolah ini." Ucap namja asing itu akhirnya.

"Yaa.. kalau kau murid baru disini, mana mungkin aku bisa sangat mengenalmu, Eoh!??"

Alhasil tingkah namja itu membuat kesinisan Chorong kini keluar dari sarangnya.

"Aisshh.. kau sungguh membuang-buang waktuku."

Chorong berbalik dan baru saja akan melangkah pergi, namun namja itu kembali menghadangnya langkahnya di depan. "Chakam, Chakaman."

"Wae? Sekarang apa lagi, eoh!? Aku benar-benar tak tahu kau itu siapa. Jadi menyingkirlah dari hadapanku!" Ketus Chorong. Ia mendorong tubuh namja yang menghalangi jalannya itu dan berjalan pergi.

"Aku Lu Han"

Sontak langkah Chorong yang sudah semakin jauh, sukses terhenti. Matanya melebar mendengar teriakan dari namja asing tadi. Chorong refleks membalikkan tubuhnya menatap lurus ke arah namja yang berdiri tidak jauh dihadapannya. Namja bernama Luhan itu tersenyum padanya dari jauh. Ia memasukkan tangannya ke dalam saku celana dan berbalik pergi dari sana. Chorong diam ditempatnya. Menatap sedih punggung Luhan yang telah menghilang di belokkan koridor.

"Mengapa kau baru kembali, sekarang?" Lirihnya dalam diam. Butiran kristal bening tanpa disadarinya telah terjatuh mengalir membasahi pipi mulusnya.

BUS STOP [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang