Aku jadi susah bernafas.
Aku lalu duduk menghadap ke depan.
Aku tidak berani melihat Dimas.
Aku jadi salah tingkah.
Kubuka handphoneku dan pura-pura membaca dan membalas pesan yang masuk.
Padahal aku sedang sangat gugup dan tidak dapat berbicara.
Dimas tidak kelihatan belok dan perawakannya laki-laki sekali.
Kalau benar laki-laki sekeren ini suka denganku ?, beruntung banget aku....
Tapi itukan tidak mungkin banget ya.
Masa baru bertemu hari ini, sudah langsung suka.
Suasana kemudian suasana menjadi canggung dan garing.
Krik....Krik....
Aku tahu Dimas tipikal laki-laki pendiam, makanya sekitar sepuluh menit tidak ada percakapan di dalam mobil.
Aku sebenarnya ingin memulai pembicaraan, hanya saja aku masih gugup karena kata-kata Dimas tadi.
Aku lalu teringat alasan Dimas memberikan tumpangan kepadaku agar ia punya teman ngobrol di perjalanan pulang.
Aku pun berpikir keras untuk mencari bahan obrolan.
Jalanan saat ini terlihat macet karena sekarang adalah waktunya para pekerja pulang.
Aku harus segera memulai percakapan atau suasana akan semakin canggung.
Tiba-tiba aku melihat gantungan Juventus tergantung di spion atas mobil Dimas.
Juventus adalah sebuah klub sepak bola dari Italia.
Jujur aku seorang Juventini, sebutan untuk fans Juventus.
Kuberanikan diri membuka percakapan lagi.
"Mmmm....., Dim, kamu fansnya Juventus ya ?" tanyaku padanya.
Aku berusaha terdengar berbicara dengan natural agar tidak ketahuan saat itu aku sedang gugup sekali.
"Iya Di, kamu suka bola juga ?" tanyanya sambil menatapku sebentar, kemudian kembali fokus menyetir.
"Iya Dim, lumayan suka juga, hehehe. Eh, aku Juventini juga loh, cuma ga fanatik-fanatik amat..." kataku lagi.
"Wah wah, ga nyangka aku ketemu sesama Juventini saat nyari kerja, hahaha" katanya tertawa.
Aku lalu ikut tertawa bersama Dimas.
Suasana ceria kembali hidup di dalam mobil Dimas.
Obrolan panjang tentang bola mengalir selama perjalanan.
Seperti sahabat yang sudah lama kenal, kami tertawa dan berdebat mengenai sepak bola.
Hingga tak terasa, akhirnya kami sampai di kosanku
Aku masih belum turun dari mobil Dimas.
"Eh Di, kapan-kapan main futsal bareng yuk ?" ajaknya.
"Boleh, boleh Dim, kabar-kabarin aja, hehehe" kataku sambil melihat jam, sudah pukul setengah delapan malam.
"Eh Dim, mampir dulu yuk, makan malam bareng. Ntar aku masakin" ajakku kepadanya berharap Dimas mau mampir.
"Boleh tuh" kata Dimas antusias tanpa pikir panjang.
Aku kaget mendengar jawaban Dimas.
Ia terlihat senang dan antusias.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE OFFICE
Mystery / ThrillerPetualangan Aldi di kota baru, demi melupakan kecelakaan tragis yang merenggut nyawa kedua orang tuanya. Pertemuan dengan orang-orang baru, membawa Aldi dalam petualangan mendebarkan dan penuh teka-teki.